Campak adalah salah satu penyakit yang rentan menyerang bayi sehingga Moms harus mewaspadainya. Penyakit yang disebabkan virus ini dapat menyerang sistem pernapasan dan membuat ruam merah di kulit Si Kecil.
Penyakit ini bisa berbahaya jika menimbulkan komplikasi. Dampaknya bisa menyebabkan Si Kecil diare berat bahkan kematian. Karena itulah penting bagi Moms untuk mengenali gejala campak, serta melakukan imunisasi bayi sedini mungkin.
Apa Itu Campak?
Campak atau measles adalah suatu penyakit yang disebabkan virus yang ditandai dengan sakit tenggorokan, demam, serta ruam di seluruh tubuh. Penyakit ini sekilas mirip dengan rubella. Bedanya, ruam pada campak bisa bertahan 5-7 hari, sedangkan rubella hanya 1-3 hari saja.
Virus yang menyebabkan penyakit ini berasal dari famili Paramyxovirus. Virus ini biasanya menular lewat percikan air liur dari penderita campak yang keluar lewat bersin, batuk, atau saat ia berbicara.
Penderita campak dengan imunitas tubuh tinggi bisa sembuh tanpa mengalami komplikasi. Sebaliknya, komplikasi bisa terjadi jika penderita punya imunitas yang rendah. Beberapa contoh komplikasi yang terjadi adalah:
- Dehidrasi akibat diare dan muntah.
- Radang paru-paru.
- Infeksi telinga.
- Radang otak.
Gejala Campak Pada Bayi
Pada awalnya, Si Kecil yang terkena campak akan mengalami gejala berupa demam, hidung tersumbat atau meler, batuk, sakit kepala, dan mata perih. Gejala-gejala awal tersebut sekilas mirip dengan gejala sakit flu. Untuk memastikan apakah Si Kecil mengalami campak atau flu, Moms bisa lihat bagian dalam mulutnya. Jika terdapat bintik-bintik putih keabu-abuan kecil di dalam mulutnya (terutama di bagian bibir dalam bawah), itu tandanya Si Kecil mengalami campak.
Dua atau empat hari setelah gejala awal muncul, ruam campak akan muncul di kulit Si Kecil. Ruam tersebut awalnya akan muncul di bagian wajah dan belakang telinga Si Kecil, kemudian perlahan-lahan akan menyebar dari leher ke hampir seluruh tubuh.
Saat ruam tersebut muncul, Si Kecil akan demam dengan suhu tubuh mencapai 40 derajat celcius, serta memiliki gejala-gejala berikut:
- Si Kecil mudah lelah.
- Mengalami nyeri otot.
- Si Kecil batuk-batuk yang membuat tidurnya terganggu.
Penularan Campak Pada Bayi
Penularan campak pada bayi terjadi lewat air liur yang sudah tercemar virus campak. Air liur itu bisa keluar lewat bersin, batuk, atau saat penderita campak berbicara yang keluar dan menempel kepada orang lain atau benda yang disentuh orang lain.
Berada di ruangan yang sama dengan penderita campak selama 15 menit juga bisa membuat Si Kecil tertular virus campak. Selain bayi, anak-anak dan wanita hamil juga rentan tertular oleh virus campak.
Cara Mencegah Campak Pada Bayi
Untuk menghindari dampak buruk campak, Moms harus melakukan berbagai cara pencegahan sedini mungkin. Cara-cara tersebut adalah:
1. Melakukan Imunisasi
Cara pertama yang harus dilakukan adalah memberikan imunisasi bayi, khususnya vaksin MR dan MMR. Vaksin MR bisa membantu mencegah campak dan rubella, sedangkan MMR dapat mencegah Si Kecil dari campak, rubella, dan gondongan. Vaksin campak yang digunakan terbuat dari virus campak yang dilemahkan, serta membuat tubuh menghasilkan antibodi yang akan melawan virus campak jika sewaktu-waktu virus itu menyerang.
Vaksin MR pertama kali diberikan saat Si Kecil berusia 9 bulan Sedangkan vaksin booster bisa diberikan saat usianya memasuki 18 bulan dan 5-7 tahun, dimana vaksin yang berikan bisa berupa vaksin MR maupun MMR.
Vaksin campak akan diberikan langsung di fasilitas kesehatan oleh dokter atau petugas kesehatan yang berada di bawah pengawasan dokter. Pada bayi dan anak-anak, vaksin campak akan disuntikkan di bawah kulit (subkutan/SC) dan di otot deltoid yang ada di lengan atas.
Pemberian vaksin campak harus sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, serta harus mendapatkan semua dosis yang sudah ditentukan. Jika ada dosis yang terlewat, segera temui dokter untuk mendapatkan dosis terlewat itu.
2. Hindari Interaksi dengan Penderita Campak
Jika di lingkungan sekitar ada penderita campak, hindarilah berinteraksi dengan mereka, baik itu berbicara, bersentuhan, atau memakai barang yang sama dengan penderita. Jika Moms terlanjur melakukan kontak fisik, segera cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Moms juga harus berkonsultasi ke dokter untuk melihat seperti apa perkembangan fisik Si Kecil setelah kontak fisik terjadi.
3. Menerapkan Pola Hidup Bersih
Sejak dini, terapkan pola hidup bersih pada Si Kecil. Cara ini bisa dimulai dengan membiasakan Si Kecil mencuci tangan dengan air bersih, serta menutup hidung dan mulut Si Kecil saat ia bersin atau batuk. Ajarkan juga Si Kecil untuk tidak menggunakan mainan atau barang yang digunakan temannya yang sedang sakit untuk menghindari penularan penyakit. Moms juga harus menghimbau orang sekitar atau anggota keluarga lain yang akan mengunjungi Si Kecil supaya menjaga kebersihan dan tidak asal memegang Si Kecil dalam keadaan belum cuci tangan.
Kemudian, Moms harus selalu memastikan setiap kebutuhan Si Kecil selama menerapkan pola hidup bersih, termasuk popok bayi. Untuk urusan popok, Moms bisa memilih popok Merries Good Skin.
Popok Merries ini memiliki daya serap tinggi dan mampu menyerap 5 kali pipis sehingga kulit Si Kecil tetap kering. Sirkulasi udaranya pun tinggi sehingga kulit Si Kecil bisa bebas bernapas. Bagian popok Merries ini sudah dilengkapi karet pinggang elastis yang lembut dan tidak menyisakan bekas di kulit. Popok Merries ini juga sudah teruji secara klinis oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (PERDOSKI) mampu mencegah iritasi pada kulit Si Kecil.
Kini, popok Merries Good Skin memiliki kandungan ekstrak witch hazel alami untuk menjaga kelembutan kulit Si Kecil. Tidak hanya itu, popok Merries Good Skin juga sudah allergy tested yang membuat popok Merries ini aktif kurangi risiko alergi pada Si Kecil.
Tertarik membeli popok Merries Good Skin? Yuk klik langsung link berikut ini!