Artikel ini berisi tentang:
- Apa Penyebab Lonjakan Berat Badan Saat Hamil?
- Berat Badan Ideal Ibu Hamil
- Hati-hati Dampak Buruk Obesitas Selama Hamil
- Bisakah Berat Badan Kembali Pulih?
Walaupun termasuk normal, faktanya banyak wanita yang mengalami kenaikan berat badan cukup drastis selama masa kehamilan. Hal inilah yang kemudian membuat mereka resah dan takut berat badannya sulit kembali ke titik ideal pasca melahirkan nanti.
Apa Penyebab Lonjakan Berat Badan Saat Hamil?
Dari sekian banyak faktor penyebab lonjakan berat badan saat hamil, faktor biologis, seperti usia yang mempengaruhi kerja metabolisme tubuh, tingkat stres, berat badan sebelum hamil, diabetes dan tekanan darah, berperan besar dalam hal lonjakan berat badan saat hamil.
Tapi inti dari semua masalah tersebut bermuara kepada pola makan selama masa kehamilan, dan olahraga yang dilakukan. Jika gaya hidup sehat konsisten dijalankan selama hamil, berat badan pun bisa mudah dikendalikan. (oleh dr. R. Bonti Tri H. Shanti, SpOG dari Rumah Sakit Bunda, Jakarta)
Secara spesifik, Bonti menjelaskan jika asupan karbohidrat simpleks yang berlebih, akan memicu lonjakan berat badan selama hamil. Hal inilah yang membuat Bonti menyarankan agar Moms lebih banyak mengonsumsi karbohidrat kompleks, seperti gandum, kentang dan lainnya.
Berat Badan Ideal Ibu Hamil
Peningkatan berat badan selama masa kehamilan sangat dipengaruhi oleh berat badan janin, kandungan air dalam rahim dan lemak. Normalnya, peningkatan berat badan selama hamil hanya terfokus pada berat janin, air dan sedikit lemak. (oleh dr. Ridwan, Sp.OG, dokter ahli kandungan dan kebidanan di Jakarta)
Sementara menurut panduan dari Institite of Medicine, Weight Gain During Pregnancy, Moms bisa dikatakan memiliki berat badan ideal jika indeks massa tubuh berkisar 19-24,9, dan mengalami peningkatan berat badan antara 11,4-15,9 Kg selama masa kehamilan.
Dengan kata lain, jika berat badan Moms saat sebelum hamil 55 Kg, maka setelah kehamilan berat badan tersebut harus meningkat secara bertahap hingga menyentuh angka maksimal 60 Kg.
Tapi ingat, peningkatan berat badan ini dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, diantaranya faktor tinggi badan dan berat badan sebelum hamil. Agar lebih mudah memantau perningkatan berat badan, Moms sebaiknya melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala.
Hati-hati Dampak Buruk Obesitas Selama Hamil
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam British Medical Journal, kelebihan berat badan atau obesitas selama kehamilan, berdampak buruk bagi kesehatan Si Kecil setelah dilahirkan.
Dalam penelitian yang dilakukan Tim peneliti dari Universitas Aberdeen dan Edinburgh, Inggris, dijelaskan jika Moms mengalami obesitas selama masa kehamilan, maka Si Kecil 29 persen lebih berisiko mengalami serangan jantung, diabetes, sesak nafas, dan stroke saat mereka dewasa nanti.
Selain itu, banyak dampak buruk lainnya yang disebabkan obesitas selama masa kehamilan. Hal inilah yang membuat Moms wajib untuk menjaga berat badan sehingga risiko penyakit kronik tidak diturunkan antar generasi ke generasi lainnya. (oleh Dr Sohinee Bhattacharya, Tim Peneliti dari University of Aberdeen).
Bisakah Berat Badan Kembali Pulih?
Tentu saja bisa Moms. Intinya, selama kehamilan Moms wajib menjaga pola makan dan konsisten menjalankan gaya hidup sehat. Selain itu, berikan ASI eksklusif kepada Si Kecil untuk memenuhi kebutuhan gizinya, sekaligus memaksimalkan program diet pasca melahirkan.
Tapi ingat, lakukan secara perlahan dan sabar. Pasalnya, penurunan berat badan yang terlalu cepat justru akan membuat kualitas dan kuantitas ASI menjadi buruk. (oleh Pakar Nutrisi Ines Yumahana Gulardi, Msc.)
Selain itu, untuk menunjang kuantitas dan kualitas ASI dan memaksimalkan program diet yang Moms jalankan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni:
- Jalankan program diet seimbang dengan konsumsi karbohidrat, sayuran, susu redah lemak, telur dan daging unggas.
- Penuhi kebutuhan nutrisi dengan menambah asupan vitamin A dan C yang berasal dari buah-buahan dan sayuran seperti wortel, tomat, brokoli, bayam dan bokchoy.
- Cukupi kebutuhan cairan tubuh dengan mengonsumsi air putih minimalnya 1-2 gelas setiap makan, dan 1 gelas setelah menyusui.
- Jangan lupa sarapan dan konsumsi camilan sehat, seperti bubur kacang hijau, yoghurt, kacang rebus, dan buah potong.
- Lakukan olahraga ringan, seperti berjalan kaki, jogging dan lainnya. Moms bisa berjalan kaki sambil mendorong Si Kecil setiap pagi.
Intinya, tetap konsisten jalankan pola hidup sehat selama kehamilan dan setelah melahirkan. Selain itu, jangan terobsesi dulu dengan penurunan berat badan. Pasalnya, prioritas Moms saat ini adalah, memenuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil.