Artikel ini berisi tentang :
- Mengenal Intrathecal Labor Analgesia
- Efektif Meredakan Nyeri Persalinan
- Kapan metode ILA bisa digunakan?
- Efek Samping Intrathecal Labor Analgesia
Demi mewujudkan kelahiran bayi sehat dan Moms lebih nyaman selama persalinan, belakangan ini banyak metode yang ditawarkan, dan diklaim dapat mengurangi, atau bahkan menghilangkan rasa sakit selama persalinan, salah satunya Intrathecal Labor Analgesia (ILA).
Mengenal Intrathecal Labor Analgesia
Intrathecal Labor Analgesia (ILA) merupakan metode pemberian bius dengan cara menyuntikkan obat bagian ke saraf di tulang belakang bagian bawah. Dalam metode ILA, dosis obat yang disuntikan hanya sedikit dan akan disuntikkannya setelah rahim mengalami pembukaan 3.
Ada banyak klaim kelebihan yang dimiliki ILA ketimbang metode lainnya, salah satunya efek dari pembiusan ini akan segera dirasakan Moms. Selain itu, metode ini pun tidak membutuhkan pemasangan selang di punggung, seperti yang biasa dilakukan dalam metode epidural.
Karena menggunakan peralatan yang minimal dan dosis obat yang sangat rendah, metode ILA diklaim jauh lebih hemat ketimbang metode lainnya yang sejenis. Tidak heran jika akhirnya ILA kerap jadi pilihan banyak ibu hamil yang ingin melahirkan normal dengan rasa sakit minimal.
Efektif Meredakan Nyeri Persalinan
Penelitian yang dilakukan di RS Premier Bintaro dan Rumah Sakit Archa Medica, menemukan fakta jika wanita yang melahirkan dengan metode ILA merasakan jauh lebih nyaman karena rasa sakit yang minimal, ketimbang mereka yang melahirkan normal tanpa ILA.
Penelitian tersebut dilakukan selama Januari-Juni 2015, terhadap 77 wanita melahirkan. Dalam penelitian ini, 41 orang menerima tindakan ILA, sedangkan 36 wanita melahirkan tidak menggunakan bantuan pereda nyeri apapun.
Untuk mengukur tingkat rasa sakit, tim peneliti menggunakan alat Visual Analogue Scale (VAS). Hasilnya, wanita yang menggunakan ILA memiliki tingkat rasa sakit yang lebih rendah ketimbang mereka yang tidak menggunakan ILA selama persalinan.
Hasil penelitian ini membuat tim peneliti yakin jika ILA merupakan solusi terbaik untuk Moms yang ingin melakukan persalinan normal, dengan rasa sakit yang minimal. (oleh Dr. dr. Hubertus Okky Oktavandhi, SpOG-KFM, dokter spesialis kandungan dan kebidanan, sekaligus ketua tim peneliti dari RS Premier Bintaro)
Kapan metode ILA bisa digunakan?
Meskipun bisa digunakan kapan saja, Intrathecal Labour Analgesia (ILA) biasanya dipilih dalam keadaan insidentil. Misalnya saat pembukaan 6, dan Moms tidak sanggup menahan rasa sakit saat kontraksi. (oleh dr Agus Setyana SpAn KAKV, dokter spesialis anestesi di RS Bhayangkara Surabaya)
Pemilihan ILA sendiri bukan tanpa alasan, dr Agus menjelaskan jika ILA sangat cepat memberikan reaksi. Hanya dalam 5-10 menit, Moms sudah tidak merasakan rasa sakit persalinan lagi. Hal ini sesuai dengan slogan ILA, patient will love the doctor in a minute.
Dengan kata lain, dengan menggunakan metode ILA, pasien akan merasakan nyaman karena rasa sakit akan langsung hilang dalam hitungan menit. Karena inilah pasien akan merasa sangat berterimakasih dan berhutang budi pada dokter.
Jika sejak awal ingin menggunakan ILA, dr Agus menyarankan agar Moms berkonsultasi dulu dengan dokter agar semuanya dipersiapkan sejak awal. Langkah ini termasuk sebagai antisipasi jika rumah sakit tersebut tidak menyediakan ILA.
Efek Samping Intrathecal Labor Analgesia
Pemberian anestesi atau obat anti-nyeri pada ibu melahirkan secara normal masih jadi kontroversi di kalangan dokter. Bukan hanya untuk ILA, tapi untuk semua metode sejenis.
Dilansir dalam webMD, pemberian anestesi saat persalinan normal dikhawatirkan akan memperlambat proses persalinan, meningkatkan kelahiran forseps (kepala bayi dijepit alat agar untuk menarik keluar dari vagina), kejadian malposisi kepala janin, dan risiko persalinan caesar.
Selain itu, khusus untuk ILA, metode ini terkadang mendatangkan beberapa keluhan, seperti :
- Menyebabkan gatal-gatal dan mual.
- Penurunan tekanan darah hingga menyebabkan aliran darah ke bayi menurun dan berakibat turunnya frekuensi detak jantung janin.
- Berisiko menurunkan frekuensi detak jantung bayi.
- Tungkai bawah terasa kesemutan dan tidak dapat digerakkan (efek sementara)
- Menurunkan kemampuan inisiasi dini karena produksi hormon oksitosin yang berperan memproduksi ASI terganggu.
- Berisiko menyebabkan Si Kecil kehilangan kemampuan untuk merangkak, mencari puting, hingga menyusui.
Ingat Moms, segala kemudahan yang didapatkan dengan penggunaan obat-obatan tertentu, akan diikuti dengan beberapa efek samping yang akan merugikan Moms dan Si Kecil. Maka dari itu, konsultasikan dengan dokter sebelum memutuskan untuk mengambil metode ini.