Moms, sering sekali kita mendengar nasihat orang tua atau mungkin orang terdekat kita yang menyatakan jika ibu hamil harus makan lebih banyak dari porsi makan biasanya. Dengan kata lain, ibu hamil harus makan dua kali lipat, dengan perincian, satu porsi untuk dirinya, dan satu porsi lagu untuk janin dalam kandungannya.
Benarkah anggapan tersebut?
Menurut pemaparan American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), seperti dilansir dalam webmd.com, walaupun Moms harus memenuhi kebutuhan gizi bayi dalam kandungan, tapi bukan berarti Moms harus mengonsumsi makanan dengan pori dua kali lipat dari biasanya.
Tidak hanya itu, dalam situs tersebut dijelaskan juga jika seorang wanita yang baru saja memasuki masa kehamilan, ternyata hanya membutuhkan tambahan kalori sebanyak 300 kkl, atau jumlah ini setara dengan segelas susu krim dan sepotong sandwich.
Mengenai penambahan berat badan, kalau sebelumnya memiliki berat badan yang ideal, selama 37 minggu masa kehamilan, Moms hanya butuh penambahan berat badan sebesar 12-18 kg. Sedangkan kalau yang sebelumnya sudah kelebihan berat badan, Moms hanya butuh penambahan berat badan lebih sedikit dari jumlah tapi, dan bahkan tidak dibutuhkan sama sekali.
Lantas, bagaimana kalau Moms mengalami peningkatan berat badan dalam jumlah besar?
Jika peningkatan berat badan ini di rasa tidak normal, contohnya saja hingga 25 kg, maka Moms sedang berada dalam kondisi kehamilan berisiko (risiko melahirkan bayi obesitas, atau sulit melahirkan secara moral dan lainnya).
Perlu diketahui, bayi yang terlahir obesitas berisiko besar mengalami obesitas ketika dewasa nanti. Di sinilah pentingnya kontrol kehamilan setiap bulan dengan mengunjungi dokter atau bidan. Dengan seksama, para tenaga medis tersebut akan mengontrol kondisi perubahan berat badan Moms, dan jika dirasa ada yang tidak normal, biasanya mereka akan langsung mengambil tindakan.
Dalam beberapa kondisi, terkadang diet selama masa kehamilan diperlukan untuk menyeimbangkan berat badan, serta mencegah kelahiran yang tidak diinginkan. So, jangan malas berkonsultasi dan memeriksakan diri ke dokter ya Moms!