Artikel ini berisi tentang :
- Sukses Anak, Sukses Orangtua
- Bagaimana Cara Agar Si Kecil Sukses di Sekolah?
- Bahaya Bullying bagi Si Kecil
- Bagaimana Cara Menjauhkan Si Kecil dari Bullying?
Saat mengirim Si Kecil ke sekolah, banyak orangtua yang berharap anaknya bisa sukses dan menjadi yang terbaik. Tapi apa daya, kebanyakan dari kita masih beranggapan jika mengirimkan anak ke sekolah sama dengan mengirimkan cucian kotor ke laundry. Moms cukup membayar, dan cucian pun jadi bersih!
Padahal faktanya, kesuksesan Si Kecil di sekolah ditunjang juga oleh dukungan Moms sebagai orangtua, baik dukungan secara materi, ataupun dukungan secara moral.
Sukses Anak, Sukses Orangtua
Banyak yang menyangka jika sukses Si Kecil merupakan kesuksesan mereka sendiri. Hal ini memang tidak sepenuhnya salah. Tapi yang paling tepat adalah, kesuksesan Si Kecil merupakan kesuksesan orangtua dalam mendiri dan memberikan bekal pendidikan karakter yang baik.
Dengan kata lain, dibalik anak yang sukses, baik sukses secara akademik ataupun sukses secara sosial, didalamnya ada sumbangsih dan perjuangan orangtua. Jika mereka sukses, tentu saja ini termasuk bentuk kesuksesan orangtua dalam mendidik mereka.
Bagaimana Cara Agar Si Kecil Sukses di Sekolah?
Jangan asal mendorong untuk belajar dan menghafal saja, ada beberapa hal yang harus dilakukan orangtua untuk mendorong Si Kecil sukses di sekolah. Berikut merupakan beberapa cara yang bisa Moms lakukan, seperti dilansir dalam parenting.
- Kunjungi sekolah
Menurut American Psychological Association, mengenal lingkungan sekolah tidak hanya jadi kewajiban anak saja, tapi juga jadi kewajiban orangtua. Dalam hal ini, orangtua ikut bertanggung jawab untuk memastikan lingkungan tempat belajar Si Kecil benar-benar aman dan nyaman.
Selain itu, mengetahui kondisi sekolah, termasuk tata letak gedung, efetif untuk membantu Si Kecil terhubung dengan Moms saat membicarakan hari pertama sekolah, kesan yang didapat selama sekolah dan obrolan lainnya.
- Pastikan Si Kecil siap belajar
Sebelum Si Kecil berangkat ke sekolah, sebaiknya Moms pastikan dia sudah benar-benar siap, dari mulai perlengkapan sekolah, pakaian hingga kesiapan fisik yang ditunjang dengan kualitas sarapan terbaik.
Menurut Ahmad Syafiq, selaku Kepala Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKGK FKM UI), menyatakan jika melewatkan sarapan bisa membuat Si Kecil tidak konsentrasi saat belajar, mudah merasakan kantuk, lemas, kelelahan dan memengaruhi kualitas belajarnya.
- Berikan fasilitas tambahan
Untuk menunjang kemampuan belajarnya, sebaiknya bekali kamar Si Kecil dengan beragam fasilitas penujang belajar, seperti komputer, meja belajar, buku bacaan dan lainnya.
Menurut tim peneliti dari Stanford University, Amerika, anka yang mengulang kembali pelajarannya di rumah, setidaknya 10 menit per hari, cenderung lebih berprestasi di kelasnya. Tentu saja dengan catatan, Si Kecil tidak boleh berlebihan dalam menghafal dan mengerjakan PR-nya.
- Jauhkan dari bullying
Menurut data dari PACER Center di Amerika Serikat, sekitar 3,2 juta anak di Amerika menjadi korban bullying di sekolah. Yang paling mengkhawatirkan, lebih dari 160 ribu anak akhirnya memutuskan untuk membolos setiap hari karena trauma dengan teror yang diterimanya.
Tidak hanya itu, bullying pun bisa membuat Si Kecil menjadi stres, kemampuan belajarnya menurun, dan berpotensi membuatnya menjadi anak bermasalah. Mengingat dampak bullying yang sangat mengerikan, sebagai orangtua Moms wajib memastikan jika tempat belajar Si Kecil terbebas dari hal ini.
Bahaya Bullying bagi Si Kecil
Ah namanya juga anak-anak, saling ejek dan saling ledek itu sudah biasa kok!. Please Moms, jangan sampai Moms punya pemikiran seperti itu. Pasalnya, bullying tidak hanya berpengaruh hari itu saja, tapi bisa jadi mimpi buruk yang menghantui Si Kecil dimasa depannya nanti.
Anna Srti Ariani, S.Psi., M.Si, Psikolog Anak dan Keluarga, mengatakan jika dampak bullying pada anak sangat besar. Apapaun jenisnya, baik bullying secara fisik atau kata-kata seperti ejekan atau celaan, keduanya memiliki dampak buruk bagi perkembangannya.
Sementara itu, penelitian yang dilakukan University of Warwick yang bekerja sama dengan Duke Medical Centre, di Inggris, menyebut jika anak korban bullying berisiko 5 kali lipat menderita masalah kegugupan atau anxiety disorder ketimbang anak korban kekerasan orang dewasa.
Dengan kata lain, bullying pada anak 5 kali lipat lebih berbahaya ketimbang kekerasan pada anak. Tapi ingat, bukan berarti kekerasa anak tidak berbahaya. Keduanya tetap sama-sama berbahaya bagi Si Kecil, terutama untuk perkembangan mentalnya!
Bagaimana Cara Menjauhkan Si Kecil dari Bullying?
Untuk mencegah Si Kecil agar tidak jadi korban bullying di sekolah, D’Arcy Lyness, PhD, psikolog dari Kids Health Amerika, menyarankan Moms untuk menumbuhkan rasa percaya diri Si Kecil dengan cara terus mendampingi Si Kecil sejak dini.
Banyak penelitian yang membuktikan jika anak yang mendapatkan perhatian dan pendampingan sejak dini, akan tumbuh jadi anak yang lebih percara diri, berani dan lebih menonjol di bidang akademis.
Selain itu, Moms pun harus melatih kemampuan sosial Si Kecil sejak dini, melatihnya untuk biasa menyelesaikan masalahnya sendiri, dan latih mereka untuk bisa bersikap. Tentu saja semua ini bisa didapat dengan pelatihan sejak dini.
Sementara itu, Dr John Demartini, Peneliti Perilaku Manusia dari Amerika, menyarankan agar Moms melatih Si Kecil untuk berani melawan siapa saja yang berani melakukan kekerasan terhadapnya. Hal ini disebabkan karena pelaku bullying hanya akan menyerang anak yang lemah.
Tapi ingat, bukan berarti Moms harus membuat Si Kecil bertindak agresif, Moms harus menekankan agar Si Kecil berani melawan bullying, melaporkan hal ini kepada guru di sekolah atau mengajarkan mereka untuk menghindar saat indikasi bullying sudah terasa.