Artikel ini berisi tentang :
- Apa yang dimaksud bayi prematur?
- Berisiko Mengalami Cerebral Palsy
- Cara Mencegah Kelahiran Prematur
- Tips Merawat Si Kecil yang mengalami Cerebral Palsy
Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya lahir selamat dan sehat. Tapi sayang, beberapa kondisi menyebabkan Moms harus melahirkan Si Kecil sebelum usia kandungan mencapai 37 bulan. Kondisi ini kerap disebut sebagai bayi lahir prematur.
Apa yang dimaksud bayi prematur?
Seperti disebutkan di atas, bayi prematur merupakan kondisi kelahiran Si Kecil yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai minggu ke-37. Meskipun begitu, ada beberapa tingkat prematuritas dan masing-masing membawa risiko sendiri-sendiri.
- Bayi Prematur merupakan bayi yang lahir di usia kehamilan antara 26-37 minggu. Untuk yang satu ini, risiko komplikasi kesehatannya tergolong rendah.
- Bayi sangat prematur, merupakan kondisi Si Kecil yang lahir sebelum minggu ke-26. Kondisi ini terkadang disebut sebagai prematur mikro. Makin muda usia kehamilan, makin tinggi pula risiko kesehatan yang mungkin akan dialami bayi prematur.
Selain mengacu kepada usia kehamilan, kelahiran prematur juga bisa diartikan terkait berat lahir yang sangat rendah (meskipun usia kehamilan mencukupi-37 minggu). Bayi dengan berat badan lahir rendah diklasifikasikan sebagai berikut.
- Kurang dari 2.5 Kg, masuk kategori berat lahir rendah
- Kurang dari 1,5 Kg, masuk kategori berat lahir sangat rendah
- Kurang dari 1 Kg, masuk kategori berat lahir rendah ekstrem.
Sama seperti hitungan bayi prematur secara usia kehamilan, bayi lahir prematur dalam hitungan berat badan lahir pun memiliki banyak resiko kesehatan, salah satunya dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung di usia dewasa.
Berisiko Mengalami Cerebral Palsy
Cerebral palsy merupakan gangguan gerakan, otot, atau postur yang disebabkan karena perkembangan abnormal di otak, cedera dan kelahiran prematur. Kebanyakan kasus cerebral palsy disebabkan karena kelahiran prematur yang sangat ekstrim (lahir kurang dari usia 26 minggu).
Tanda dan gejala cerebral palsy sendiri biasanya akan muncul selama masa bayi atau prasekolah. Hal ini terlihat dari gerakan Si Kecil yang terlihat sangat kaku, atau refleks yang berlebihan, postur tubuh yang abnormal, ketidakseimbangan saat berjalan, gerakan tak terkendali dan lainnya.
Dalam beberapa kasus, cerebral palsy pun sering dikaitkan dengan gangguan perkembangan otak yang berhubungan dengan cacat intelektual, kejang, hingga masalah penglihatan dan pendengaran.
Menurut laporan Born Too Soon milik The Global Action Report on Preterm Birth, Indonesia duduk di peringkat ke-5 sebagai negara dengan jumlah bayi prematur terbanyak di dunia. Jumlahnya cukup tinggi, mencapai 675.700 bayi di tahun 2010.
Sebagian besar kasus kelahiran prematur berkaitan langsung dengan ketuban pecah dini dan komplikasi medik atau obstetri yang membahayakan kesehatan ibu atau janin.
Bagaiman jika Si Kecil sudah didiagnosa menderita cerebral palsy? Moms harus tetap tenang karena ia masih punya kesempatan sembuh dengan metode terapi sel punca yang dikembangkan oleh Dr. Jensen dan Profesor Hamelmann, dari Department of Paediatrics, Catholic Hospital Bochum, Ruhr University Bochum, Jerman
Meskipun sampai saat ini belum diketahui apa yang menyebabkan terapi sel punca ini bisa membantu mengatasi masalah cerebral palsy, para pakar sepakat terapi dengan menggunakan darah tali pusar pasien yang ditransplantasikan secara alogenik ini adalah metode revolusioner yang harus dikembangkan.
Terapi sel punca saat ini juga sudah bisa dilakukan di Indonesia, sehingga untuk membantu penyembuhan cerebral palsy, penderita tidak perlu lagi ke luar negeri. Rumah sakit yang menyediakan layanan terapi sel punca di Indonesia adalah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), RSUD DR.Soetomo Surabaya, RSUP Dr. M. Djamil Padang, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, RSUP Dr. Kariadi, Semarang, RSUP Sanglah Denpasar, RS Harapan Kita Jakarta, RS Persahabatan, Jakarta, RS Dharmais, Jakarta RS Fatmawati, Jakarta.
Untuk informasi selengkapnya tentang terapi sel punca, Moms bisa menghubungi rumah sakit-rumah sakit yang disebutkan tersebut.
Cara Mencegah Kelahiran Prematur
Untuk mencegah kelahiran prematur, hal pertama yang harus Moms perhatikan adalah, rencanakan program kehamilan dengan matang, dengan pendampingan dokter atau tenaga medis profesional. (oleh Dr. Jill Hechtman, direktur medis dari Tampa Obstetrics di Tampa, Florida, Amerika)
Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
- Pastikan Moms cukup umur saat menjalani kehamilan. Usia 20-30 tahun merupakan usia paling ideal untuk hamil.
- Pastikan Moms tidak termasuk dalam kategori wanita dengan berat badan rendah, atau justru masuk kategori obesitas.
- Pastikan kondisi kesehatan Moms prima, tidak menderita diabetes, tidak menderita hipertensi, dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan organ reproduksi, seperti kanker serviks.
- Pastikan Moms tidak merokok, jauhi minuman beralkohol, junk food, istirahat yang cukup, bebas stres dan aktif berolahraga.
Yang paling penting, pastikan Moms memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan sebelum hamil, hingga selama masa kehamilan. (oleh dr. Benny Johan Marpaung, Sp.OG, dokter spesialis kandungan dan kebidanan dari RSIA Brawijaya Kemang)
Menurut dr. Benny, konsumsi asam folat 6 bulan atau setahun sebelum kehamilan merupakan hal yang harus Moms lakukan untuk mengurangi risiko kelahiran prematur. Jika dibutuhkan, Moms bisa mengkonsumsi multivitamin atau mikronutrien yang bermanfaat untuk kehamilan.
Agar lebih lengkap, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terkait makanan apa saja yang harus dikonsumsi, dan harus dijauhi selama menjalankan program kehamilan.
Tips Merawat Si Kecil yang mengalami Cerebral Palsy
Jika sang buah hati sudah didiagnosa mengalami cerebral palsy, Moms jangan berputus asa. Selain menjalani terapi sel punca, maksimalkan juga perawatan di rumah untuk menjaga status kesehatan Si Kecil, dan meningkatkan tumbuh kembangnya dengan cara:
- Berikan ASI eksklusif, dengan cara menyusui selama 2 tahun, dan mulai diberikan MP-ASI sejak usia 6 bulan.
- Rutin periksakan kondisi kesehatan dan pertumbuhan Si Kecil ke dokter. Jangan khawatir, biasanya dokter akan memberikan jadwal kontrol khusus yang wajib Moms taati.
- Moms wajib ikut program POSYANDU untuk memantau tumbuh kembang Si Kecil.
- Jauhkan Si Kecil dari risiko infeksi, dan polusi, terutama dari asap rokok. Saat akan dipangku, pastikan Moms dalam kondisi steril.
- Cukupi kebutuhan tidur Si Kecil dengan cara menciptakan suasana yang nyaman dan tenang.
Jangan lupa untuk menyempurnakan program imunisasi Si Kecil. Jangan sampai terlambat, apalagi sampai terlewat. Makanya, rutin berkonsultasi dengan dokter di klinik tumbuh kembang anak dan aktif dalam kegiatan POSYANDU jadi hal yang wajib Moms lakukan.
Semoga informasi ini bermanfaat dan hal terakhir yang tidak kalah penting untuk Moms ketahui adalah selain berisiko mengalami cerebral palsy, ada beberapa gangguan kesehatan lain yang wajib Moms waspadai saat Si Kecil lahir prematur, seperti Intraventricular Hemorrhage (IVH), Periventricular Leukomalacia (PVL) dan Hidrosefalus. Informasi tentang gangguan-gangguan kesehatan ini bisa Moms simak di artikel 4 Gangguan Otak Yang Harus Diwaspadai Saat Si Kecil Lahir Prematur.