Bayi sudah bisa tersenyum saat ia baru saja lahir bahkan beberapa bayi sudah mampu tersenyum sebelum lahir. Hal ini dibuktikan dengan gelombang ultrasonik menunjukkan lekukan di mulit bayi dalam tiga bulan terakhir masa kehamilan. Beberapa penelitian menunjukkan jika senyuman bayi sering dilakukan ketika ia bangun tidur dan saat tidur. Saat itu mungkin adalah saat yang menyenangkan bagi bayi sehingga perasaan senangnya menstimulus bayi untuk menciptakan senyuman.
Senyuman sosial atau senyuman menggemaskan untuk menanggapi sesuatu yang terjadi di sekitarnya misalnya melihat Moms atau saat mulai rutinitasnya tidak akan dimulai hingga bayi berusia 2 bulan. Jadi sebelum bayi berusia 2 bulan, bayi biasanya tidak akan tersenyum pada orang tuanya. Selain itu pada saat awal ia lahir sebenarnya bayi juga belum mampu melihat Moms dengan jelas karena orangtua maupun orang-orang di dekatnya hanya terlihat samar-sama atau seperti bayangan di hadapannya. Ketika bayi sudah berusia 3-4 bulan, ia akan mulai tersenyum lebih lebar dan bahkan sudah mampu mengangkat tulang pipinya serta tertawa kepada Moms.
Mungkin Moms selalu menginginkan si kecil terus tersenyum atau tertawa ketika melihat Moms. Tetapi Moms tidak perlu khawatir jika tiba-tiba bayi tidak tersenyum pada Moms karena bisa saja dia bosan dengan kebiasaan tersebut. Gejala ini ditujukkan bila buah hati Moms tersenyum kemudian ia membuang muka atau memalingkan wajah dari Moms. Mungkin saja buat hati Moms terstimuli berlebihan untuk tersenyum. Jika hal ini terjadi berikan bayi waktu untuk istirahat. Ingat Moms jangan terus dipaksa karena senyumannya tidak akan habis untuk Moms.
Namun ada hal yang perlu diwaspadai jika si kecil tidak mau tersenyum dengan Moms maupun merespon hal-hal di sekitarnya sampai usia 6 bulan. Jika pada usia ini bayi tidak pernah tersenyum, bisa jadi ini merupakan gejala bayi mengalami autis. Untuk mengetahui apakah bayi memang mengalami autis, Moms dapat membawa si kecil ke dokter karena autis biasanya juga disertai dengan beberapa gejala lainnya.