Depresi tidak melulu dialami oleh orang dewasa. Si Kecil yang baru memasuki tahap tumbuh kembang pun tak luput dari gangguan tersebut, Dads. Sayangnya, hanya segelintir orangtua yang waspada saat menyadari anak-anaknya sedang mengalami depresi. Sebagai seorang ayah, Dads juga punya peranan penting untuk membimbing dan membantu si Kecil. Jika Dads belum tahu, berikut ini ada ciri-ciri seorang anak yang depresi.
Perilaku Berubah MendadakPerubahan perilaku secara drastis tentunya akan mengundang kecurigaan dan harus segera Dads awasi karena hal tersebut bisa jadi salah satu ciri dari depresi. Contoh perubahan bisa terlihat dari sifat si Kecil yang awalnya periang dan senang berbicara tiba-tiba menjadi pendiam dan murung. Dads perlu mencari penyebab dari perubahan tersebut sebelum menanganinya. Hewan peliharaan yang meninggal, sedang kesulitan mempelajari pelajaran, atau berpisah adalah segelintir pemicunya.
Kehilangan Rasa Percaya DiriMasih berkaitan dengan poin sebelumnya, tanda depresi yang sering ditunjukkan si Kecil adalah tingkat percaya diri yang merosot tajam. Si Kecil yang tadinya aktif berbicara di depan teman-temannya tiba-tiba menjadi rendah diri dan lebih memilih untuk menyendiri di tempat sepi. Bahkan si Kecil berpikir kalau dia tak pantas lagi bergaul bersama mereka. Faktor penyebabnya bisa muncul dari lingkungan sepermainan atau malah masalah yang muncul di keluarga seperti perceraian.
Sulit untuk Tidur di Malam HariSulit tidur adalah salah satu masalah yang dihadapi anak-anak. Namun, kalau si Kecil sudah punya jam tidur sendiri dan mendadak kesulitan terlelap di malam hari, Dads sepatutnya harus waspada. Masalah ini memang dapat dipicu hal lain seperti gangguan kesehatan, terlalu bersemangat, atau ketakutan tidur sendirian. Namun, sulit tidur yang dikarenakan depresi biasanya menunjukkan tanda lain seperti gelisah, sering melamun, dan sedih saat si Kecil hendak naik ke atas tempat tidur.
Emosi Mudah Naik dan LabilDepresi akan semakin membuat si Kecil kesulitan mengelola emosi. Akibatnya, dia menjadi lebih sensitif dan emosinya akan mudah terpicu. Si Kecil yang sukar mengendalikannya akan terlihat seperti sedang melawan, membangkang, hingga memberontak. Bahkan si Kecil tidak sungkan melontarkan kata-kata kasar di depan lawan bicaranya. Jika hal tersebut terlalu sering terjadi, Dads harus segera mengambil tindakan untuk mengontrol emosinya.
Sering Berperilaku NegatifSi Kecil yang mengalami depresi dalam jangka waktu panjang dikhawatirkan akan mendorongnya untuk berperilaku negatif. Mulai dari membanting mainannya sendiri atau memicu perkelahian di antara teman-temannya. Tingkat risikonya semakin besar kalau usia si Kecil lebih besar. Dia bisa membangkang pada orangtua, guru, atau orang dewasa lainnya. Dads harus segera bisa mengendalikannya sebelum si Kecil melakukan hal-hal yang lebih berbahaya.