Artikel ini berisi tentang :
- Mengenal Intoleransi Laktosa
- Tidak Sama Dengan Alergi Protein Susu
- Intoleransi Laktosa Boleh Konsumsi Susu
- Manfaat Yogurt Untuk Si Kecil
Susu merupakan salah satu makanan dengan kandungan nutrisi yang lengkap. Selain protein, susu pun mengandung vitamin, kalium, magnesium dan tentu saja kalsium sebagai kandungan utamanya. Sayang, tidak semua orang bisa menikmati susu karena beberapa kondisi, seperti intoleransi laktosa.
Mengenal Intoleransi Laktosa
Intoleransi laktosa atau lactose intolerance merupakan ketidakmampuan tubuh seseorang untuk mencerna laktosa, sejenis gula yang terdapat dalam susu, atau produk turunan dari susu. Biasanya, efek yang ditimbulkan berupa rasa mual, kembung, dan nyeri setelah minum susu.
Kebanyakan kasus intoleransi laktosa memang tidak terlalu berat, tapi bisa berbahaya karena bisa mengurangi konsumsi nutrisi yang terdapat dalam susu, terutama kandungan kalsium yang memang secara eksklusif lebih banyak terdapat dalam susu.
Kasus intoleransi laktosa sendiri bisa terjadi kepada siapa saja, dari mulai anak-anak hingga dewasa. Tapi meskipun begitu, kasus intoleransi laktosa lebih sering diangkat pada anak-anak yang memang lebih banyak membutuhkan asupan susu untuk pertumbuhannya.
Karena itulah kasus intoleransi laktosa pada anak harus disikapi dengan serius karena hubungannya langsung dengan kualitas gizi, dan masa depan Si Kecil. (oleh Dennis Savaiano, PhD., professor di Nutrition Policy di Purdue University)
Tidak Sama Dengan Alergi Protein Susu
Meskipun dalam beberapa kasus memunculkan gejala yang sama, seperti mual, kembung, hingga muncul ruam, faktanya intoleransi laktosa merupakan kondisi yang berbeda dengan alergi protein susu. (oleh Emilia Achmadi, MS., RD., ahli nutrisi dari Mesa Academy)
Menurut Emilia, pada penderita alergi protein susu, mereka benar-benar tidak bisa mencerna protein pada susu, dan produk turunannya, seperti yoghurt, keju dan lainnya. Kalau ingin mengkonsumsi susu, mereka hanya boleh mengkonsumsi susu hidrolisis atau ekstraksi soya dan almond.
Sedangkan intoleransi laktosa hanya merujuk pada kasus tubuh yang kekurangan enzim laktase yang diperlukan untuk mencerna gula dalam susu, atau yang disebut laktosa. Kebanyakan masyarakat Indonesia menderita intoleransi laktosa, sedangkan penderita alergi susu hanya sekitar 1%.
Untuk mengetahui apakah Si Kecil menderita intoleransi laktosa atau alergi protein susu, Moms bisa memeriksakan Si Kecil ke dokter.
Intoleransi Laktosa Boleh Konsumsi Susu
Seperti dijelaskan di atas, intoleransi laktosa hanya kekurangan enzim laktase yang berfungsi untuk mencerna laktosa. Dengan kata lain, Moms bisa menjauhkan Si Kecil dari susu, tapi masih diperbolehkan untuk mengkonsumsi produk susu, seperti yoghurt.
Menurut Emilia, laktosa susu yang terdapat dalam kedua produk olahan susu tersebut (yoghurt dan keju) sudah dicerna oleh bakteri sehingga cukup aman bagi Si Kecil.
Tapi ingat, ada aturan khusus yang harus Moms perhatikan saat akan menggunakan yoghurt sebagai pengganti susu bagi Si Kecil, yakni yoghurt yang dipilih harus greek yogurt yang mengandung kurang dari 6,8 gram laktosa per 600 gram.
Jumlah tersebut tergolong aman karena asupan laktosa yang diizinkan untuk Si Kecil dengan kondisi intoleransi laktosa, tidak boleh lebih dari 10 gram laktosa per hari.
Jika tidak suka dengan greek yogurt, alternatif yang bisa Moms pilih adalah, memberikan yoghurt full-fat yang memiliki kandungan laktosa rendah. Makanya, sebelum membeli yoghurt pastikan Moms membaca keterangan, terutama tentang nutrition fact dalam kemasan yoghurt tersebut.
Manfaat Yogurt Untuk Si Kecil
Sama seperti susu, yoghurt merupakan makanan dengan kandungan nutrisi yang cukup lengkap, diantaranya kalsium, protein, dan vitamin D. Kalori dalam yoghurt lebih rendah ketimbang kalori dalam susu, sehingga tidak akan meningkatkan risiko obesitas.
Selain itu, dalam yoghurt pun terkandung beberapa nutrisi lainnya, seperti kalium, magnesium, zinc, vitamin A, vitamin B kompleks, dan vitamin E. Jangan khawatir, yoghurt cukup aman, bahkan sudah bisa dikonsumsi Si Kecil sejak usia 9 bulan sebagai tambahan MP-ASI.
Karena kandungan nutrisinya yang cukup lengkap, yoghurt cukup bisa diandalkan untuk memaksimalkan proses tumbuh kembang Si Kecil, terutama kandungan kalsiumnya yang baik untuk pertumbuhan tulang dan gigi.
Selain itu, yoghurt pun mengandung sejumlah bakteri baik yang cukup efektif untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan Si Kecil.
Berikut adalah tips memilih yogurt yang cocok untuk batita, dilansir dari laman situs hellosehat.com
- Pilihlah yogurt plain, ini penting untuk mengurangi kemungkinan ada pemanis dan pewarna tambahan yang tidak perlu untuk Si Kecil.
- Baca informasi nilai gizi yang tertera pada yogurt kemasan apakah ada gula tambahannya. Biasanya kandungan gula laktosa cukup aman untuk si kecil karena alami dari yogurt, bukan pemanis tambahan.
- Jika ada kata gula atau sebutan kristal tebu, pemanis gaung, sirup jagung, fruktosa, dekstrosa, maltosa, sirup malt, sukrosa perhatikan seberapa besarnya. Sebaiknya yang tidak mengandung gula tambahan atau yang kandungan gula tambahannya paling sedikit.
- Jika Si Kecil masih di bawah 2 tahun, tidak dianjurkan untuk memberikan yogurt dengan label rendah lemak.
Itulah beberapa tips memilih yogurt yang cocok untuk batita. Ingat, untuk Si Kecil dengan intoleransi laktosa, selain tips di atas, yogurt yang dipilih harus greek yogurt yang mengandung kurang dari 6,8 gram laktosa per 600 gram. Jumlah tersebut tergolong aman karena asupan laktosa yang diizinkan untuk Si Kecil dengan kondisi intoleransi laktosa, tidak boleh lebih dari 10 gram laktosa per hari.