Pernah mendengar penyangkalan nggak masuk akan dari si kecil. Contohnya,”Moms, makanan aku dijatuhkan dinosaurus!” atau “Moms, bonekanya menumpahkan minuman!”. Atau terkadang si kecil akan berlaga seperti seorang superhero, walaupun kita menganggapnya nggak mungkin.
Apakah ini normal?
Dalam keterangannya, Fika Frahesti Yunita, M.Psi., seorang psikolog anak dari Rumah Sakit Royal Progress, menyatakan jika anak yang suka mengarang cerita merupakan hal yang wajar, karena itu merupakan salah satu fase pertumbuhannya.
Dalam kondisi ini, si kecil punya kebutuhan untuk menyempurnakan kepribadiannya, sekaligus apa yang diinginkannya. Selain itu, menjelma jadi tokoh idola, atau menganggap mainan bisa melakukan pekerjaan seperti kebanyakan manusia, merupakan salah satu progres dari perkembangan otak.
Apakah ini harus dihentikan?
Ada beberapa yang harus dihentikan, tapi ada juga yang harus dibiarkan sesuai dengan fase perkembangan si kecil. Contohnya, ketika si kecil menuduh boneka kesayangannya yang menumpahkan air, maka itu pertanda dia telah berbohong dan melimpahkan kesalahannya kepada boneka.
Apakah harus mempercayainya? Tentu saja tidak, justru sebaliknya. Anda harus mengajarkan kepada si kecil untuk tidak melimpahkan kesalahan sendiri kepada orang lain, dan dorong dia untuk bertanggung jawab. Katakan kepadanya jika anak baik selalu mengakui kesalahannya.
Tapi ingat, hindari membentak atau menunjukan ketidakpercayaan anda kepada si kecil. Hal ini justru akan membuat dia makin tidak percaya diri, dan menganggap hanya imajinasinya saja yang bisa menolongnya. Alhasil, kebiasaan ini akan terus tumbuh sebagai mekanisme pertahanan diri si kecil.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini, misalnya dengan mengatakan, Oh, jadi si boneka ini yang menumpahkan minuman adik? Ayo dek bantu si boneka membereskannya kembali, kasihan dia nggak bisa membereskannya sendiri!.
Setelah itu, baru anda bisa mulai mencari tahu kenapa si kecil mulai berbohong dan melimpahkan kesalahannya kepada si kecil. Untuk mengorek agar si kecil mau bicara, anda bisa bilang. “Membereskan tumpahan air saja enggak bisa, tapi kok si boneka ini bisa menumpahkan air, ya?"
Setelah ini, biasanya si kecil akan mulai mengakui kesalahannya. Tapi si kecil masih sulit untuk membuka mulut, sebaiknya cari terus celahnya hingga dia mau mengakui kesalahannya. Tapi ingat Moms, yang terpenting adalah, yakinkan kalau jujur lebih baik, dan ada penghargaan khusus untuk anak jujur.