Apakah moms sering menjumpai anak anda mendengkur setiap kali sedang tidur? Anak yang kerap mendengkur saat tidur sering dikaitkan masalah tidur. Namun apakah benar mendengkur ada kaitannya dengan masalah tidur? Sesuai dengan jurnal Pediatrics yang diterbitkan di American Academy of Pediatrics, anak-anak yang sering mendengkur dengan suara keras lebih dari satu bulan kemungkinan besar anak-anak tersebut mempunyai masalah perilaku dalam kehidupan sehari-harinya. Masalah tidur ini dianggap oleh banyak ahli pediatric mempengaruhi perilaku anak menjadi anak yang hiperaktif, depresi, dan tidak fokus. Jurnal ini menyarankan para moms di dunia untuk memeriksakan anak yang sering mengalami masalah tidur ke dokter spesialis anak agar masalah tidur tersebut dapat segera diatasi dengan baik.
Terdapat satu solusi untuk mengatasi dengkuran keras yang biasa dialami oleh anak-anak, yaitu dengan memberinya ASI pada anak dalam rentang waktu yang panjang. Dengan pemberian ASI pada anak, anak akan tercegah dari mendengkur di kemudian hari. Selain pemberian ASI, cara-cara lainnya agar anak tidak mendengkur adalah:
- Atur posisi tidur anak dengan posisi miring
- Tinggikan bantal sekitar 10 cm
- Jika penyebab utama anak mendengkur adalah karena obesitas, sebaiknya moms mulai mengatur pola makan si kecil.
Mendengkur sendiri terjadi karena adanya getaran udara yang melalui saluran nafas bagian tatas. Jadi dengan kata lain, mendengkur berasal dari aliran udara pada saluran pernafasan yang mengalami hambatan. Semakin banyak hambatan pada pernafasan semakin besar tekanannya sehingga suara dengkuran akan semakin keras. Lantas apa sebenarnya penyebab si anak mendengkur? Menurut dokter, terdapat dua penyebab utama keluarnya dengkuran pada anak, yaitu adanya pembesaran amandel dan adenoid. Pembesaran amandel dan adenoid ini terjadi karena alergi atau infeksi yang disebabkan oleh kuman. Jika pembengkakan amandel atau adenoid ini dapat diatasi, anak tidak akan mendengkur lagi. demikian juga dengan alergi. Anak yang memiliki alergi yang berkaitan dengan pernafasan (allergic rhinitis) biasanya akan mengalami pembesaran di bagian selaput lendir di hidung. Akibatnya, adenoid pun membesar sehingga anak akan sulit bernafas melalui hidung. Anak pun kemudian bernafas menggunakan mulut.