Air ketuban bukan hal asing bagi Ibu hamil. Pasalnya, selama kehamilan, dokter akan terus memantau perkembangan janin, sekaligus melihat seberapa besar volume air ketuban dalam rahim. Dengan air ketuban yang cukup, janin memiliki ruang untuk bisa berkembang lebih maksimal.
Fungsi lainnya, cairan yang disebut juga sebagai amnion ini berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi janin dari cedera luar atau gerakan mendadak, menjaga suhu tetap hangat dan stabil, membantu memaksimalkan pertumbuhan tulang, sistem pencernaan, paru-paru dan lainnya.
Saat usia kehamilan menginjak 8 bulan, air ketuban normalnya berada di level 800 ml, dan akan terus menurun hingga menjelang persalinan dengan sisa 600 ml saja. Sebagai gambaran, berikut merupakan beberapa tanda air ketuban yang tidak normal.
Terlalu Banyak
Kondisi ini dikenal dengan nama polihidramnion, dimana kondisi air ketuban melebihi level 800 ml di usia kehamilan 8 bulan. Mengenai penyebabnya, hingga kini belum diketahui secara pasti. Tapi beberapa pakar menyebut, Ibu hamil dengan penyakit diabetes lebih berisiko mengalami masalah polihidramnion.
Sebenarnya, hamil dengan kelebihan air ketuban sudah bisa dikenali sejak usia kehamilan 7 bulan, dengan ciri fisik berupa ukuran perut yang terlalu besar, melebihi kondisi normal. Untuk memastikannya, lakukan pemeriksaan USG.
Terlalu Sedikit
Kebalikan dari polihidramnion, air ketuban terlalu sedikit atau yang disebut ligohidramnion, memiliki ciri fisik bentuk perut yang terlalu kecil dibandingkan dengan kondisi normal. Nah, untuk bisa memastikannya, sebaiknya lakukan pemeriksaan USG.
Kondisi air ketuban yang terlalu sedikit bisa disebabkan karena banyak faktor, terutama Ibu hamil dengan tekanan darah tinggi kronis, plasenta lepas dari dinding rahim, selaput ketuban pecah dan lainnya.
Ketuban Pecah Dini
Kondisi ketuban pecah dini biasanya terjadi ketika kehamilan menginjak usia 37 minggu. Walaupun begitu, semakin dini ketuban pecah, kondisinya makin serius. Ciri-cirinya adalah, keluar cairan seperti pipis dari vagina, baik dalam volume kecil atau menyembur deras.
Kondisi itu lebih disebabkan karena, kebiasaan merokok pada Ibu hamil, adanya infeksi pada vagina dan serviks, pernah menjalani operasi atau biopsi leher rahim dan penyebab lainnya.
Air Ketuban Berwarna Tidak Normal
Normalnya, air ketuban berwarna bening kekuningan, tapi jika air ketuban berwarna lain, seperti hijau, berbau tidak sedap atau bercampur dengan darah, maka kondisi ini bisa dipastikan termasuk dalam kondisi air ketuban yang tidak normal.
Moms, mengingat pentingnya menjaga kondisi air ketuban tetap normal demi pertumbuhan janin yang lebih maksimal, sangat disarankan untuk rutin memeriksakan diri ke dokter atau tenaga medis terdekat.