Belakangan ini banyak orang yang menyebutkan pentingnya terapi okupasi pada anak-anak. Lantas, apa sih manfaat dari terapi ini? Apakah si kecil membutuhkannya?
Terapi okupasi sendiri merupakan sebuah terapi yang ditujukan untuk membantu anak-anak ataupun dewasa agar bisa menjalani kehidupan dengan normal. Biasanya, terapi ini dilakukan pada penderita beberapa jenis fobia, hipersensitivitas sensori, gangguan hiposensitivitas dan lainnya.
Pada anak-anak sendiri, terapi okupasi lebih banyak digunakan untuk membekali si kecil dalam menghadapi situasi sekolah, agar memiliki kemampuan dasar dalam bersosialiasai, mampu menghadapi situasi sosial, serta menghadapi perubahan kognitif serta fisik.
Contoh sederhananya, kalau si kecil yang sudah berusia 5 tahun belum bisa masuk sekolah tanpa menangis, belum mampu bermain tanpa didampingi orang tuanya, dan belum memiliki kemampuan pratulis yang baik, dia biasanya akan diberikan simulasi khusus untuk bisa melakukannya dengan baik.
Mengenai cara terapinya sendiri biasanya dilakukan dengan metode sensori integrasi agar si kecil bisa memberikan respons positif pada situasi tertentu. Contohnya, terapi bisa dilakukan sambil bermain, di beri reward khusus atau teknik lainnya.
Misalnya, untuk anak yang takut ketinggian, dia akan diberikan latihan dengan perubahan ketinggian secara perlahan. Biasanya, terapi ini akan dirancang secara positif, lebih lamban dan bertahap. Hal ini dilakukan agar si kecil merasa nyaman.
Menurut catatan The American Occupational Therapy Association Inc, biasanya setelah dokter atau psikolog merujuk seorang anak agar diperiksakan kepada terapis okupasi, biasanya ada 3 hal yang akan dikerjakan oleh si terapis okupasi tersebut, yakni:
- Evaluasi holistik lewat keluarga atapun anak itu sendiri. Hal ini dilakukan untuk menentukan tujuan terapi yang ingin dicapai.
- Merancang intervensi untuk memperbaiki kemampuan si kecil hingga dia bisa beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggalnya.
- Memberikan evaluasi pasca terapi untuk memastikan tujuan terapi sudah terpenuhi sepenuhnya, atau justru dibutuhkan rencana intervensi lainnya.
Bagi penderita autisme
Untuk anak-anak penyandang gangguan spektrum autisme, terapi okupasi merupakan salah satu terapi wajib yang harus dilakukan. Dalam hal ini, terapi okupasi yang dilakukan menggunakan acuan baku WFOT atau World Federation of Occupational Therapy.
Bagaimana Moms, sudah bisa menentukan apakah si kecil butuh terapi okupasi atau tidak?