Pre eklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang menunjukkan tanda awal adanya eklamsia. Pre eklamsia sangat jarang disadari oleh para ibu hamil karena kedatangannya hanya menunjukkan gejala ringan atau bahkan tanpa gejala.
Dahulunya, pre eklamsia sering dikaitkan dengan istilah keracunan kehamilan. Tetapi kini istilah ‘keracunan kehamilan’ tidak boleh lagi digunakan untuk menyebut pre eklamsia. Hal ini dikarenakan tidak dapat dibuktikan adanya racun dalam tubuh ibu maupun janin saat mengidap pre eklamsia maupun eklamsia.
Gejala pre eklamsia umumnya muncul pada usia kehamilan 24 minggu dan akan berangsur hilang setelah bayi lahir. Meski komplikasi kehamilan yang satu ini dapat segera menghilang pasca persalinan, bukan berarti Moms harus mengabaikannya begitu saja. Pre eklamsia yang tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan eklamsia yang merupakan salah satu pengancam nyawa ibu dan janin.
Gejala pre seklamsia yang paling sering muncul adalah naiknya tekanan darah atau hipertensi. Kenaikan darah juga tidak akan terjadi secara drastis sehingga sangat sulit diprediksi. Karena itu, Moms harus memeriksakan tekanan darah secara rutin. Moms perlu melakukan usaha menurunkan tekanan darah jika tensi telah menyentuh angka 140/90. Tindakan medis perlu Moms ambil jika tekanan darah melebihi 140/90 pada 2 kali pemeriksaan terpisah.
Gejala pre eklamsia yang sering muncul selain hipertensi adalah sesak nafas yang dikarenakan adanya cairan yang menumpuk pada paru-paru, sakit kepala yang amat sangat, keinginan kencing bertambah tetapi air seni yang keluar sedikit, pandangan hilang sementara, berkunang-kunang, dan semakin terasa silau ketika tekena cahaya, rasa mual dan muntah yang berlebihan, nyeri perut bagian bawah, pembengkakan ginjal yang berujung pada meningkatnya kadar protein dalam urine (proteinuria), gangguan fungsi hati, pembengkakan bagian tertentu seperti kaki, tangan dan area kantung mata, serta meningkatnya trombosit darah.
Meski banyak gejala pre eklamsia yang dapat dideteksi secara dini, tidak semua gejala di atas akan muncul ketika Moms terkena pre eklamsia. Karenanya, Moms harus aktif melakukan konsultasi dengan tenaga medis tiap bulannya. Jangan pernah ragu untuk bertanya ketika Moms merasa ada sesuatu yang tak beres selama masa kehamilan.
Memang saat ini telah banyak gejala pre eklamsia yang dapat dipelajari dari sisi medis, namun penyebab pre eklamsia belum dapat diketahui secara pasti. Ada beberapa ahli yang berpendapat bahwa pre eklamsia mulai berkembang pada plasenta dan menyebabkan gangguan penyaluran nutrisi dari ibu ke janin. Karena alasan inilah, gejala pre eklamsia yang timbul selama kehamilan sering dikaitkan dengan bayi lahir dengan berat badan rendah.
Setelah mendiagnosis adanya gejala pre eklamsia, dokter biasanya akan menyarankan melakukan serangkaian tes tambahan untuk memastikan kondisi ibu dan janin. Jika pre eklamsia terjadi pada kehamilan cukup bulan, maka dokter akan menyarankan operasi cecar. Akan tetapi, jika hal ini terjadi ketika kehamilan belum cukup bulan dokter akan melakukan check up secara berkala dan jika perlu akan menyuruh Moms tinggal di rumah sakit hingga si kecil siap untuk dilahirkan.