Artikel ini berisi tentang :
- Apakah Harus Khawatir Jika Si Kecil Kurus?
- Kurus Bisa Jadi Faktor Genetik
- Kapan Moms Harus Khawatir?
- Kenali Kekurangan Energi Protein
- Siapakah yang Berisiko Kekurangan Gizi?
- Bagaimana Cara Mengatasi Masalah Ini?
Orangtua mana sih yang tidak senang punya anak sehat? Sayang Moms, masih banyak masyarakat Indonesia yang menganggap anak sehat itu mesti gemuk, dan yang kurus tidak sehat, cacingan, kurang terurus atau bahkan tudingan kekurangan gizi.
Apakah Harus Khawatir Jika Si Kecil Kurus?
Menurut Dr. Rifan Fauzie, SpA, Dokter Spesialis Anak di Kelompok Kerja Respirologi Anak, Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta, kriteria utama anak sehat dan cerdas adalah, mereka yang tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik ataupun psikis.
Perkembangan secara fisik bisa dilihat dari target perkembangan berat badannya yang sesuai dengan usianya, yakni.
- Usia 1 tahun, berat badan 97 kg
- Usia 2 tahun, berat badan 88 kg
- Usia 3 tahun, berat badan97 kg
- Usia 4 tahun, berat badan78 kg
- Usia 5 tahun, berat badan96 kg
Jika hal-hal tersebut sudah terpenuhi, sebagai orangtua Moms tidak perlu khawatir tentang tubuhnya yang kurus. Terlebih jika Si Kecil cukup aktif dan tidak terlihat memiliki keluhan apapaun.
Kurus Bisa Jadi Faktor Genetik
Sementara itu, menurut Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.AK, dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), anak yang kurus belum tentu tidak sehat atau kurang gizi. Bisa jadi tubuh Si Kecil yang kurus disebabkan karena faktor genetis dari orang tuanya.
Untuk memastikannya, Moms bisa melihat beberapa ciri anak yang kurus tapi sehat berikut ini:
- Gerak geriknya
- Kulitnya terlihat elastis dan warnanya cerah ( Ingat Moms, patokannya bukan putih atau hitam, tapi warna yang cerah).
- Kukunya terlihat kuat dan warnanya cerah.
- Mata dan kelopak matanya terlihat bercahaya dan tidak pucat.
- Mulutnya bebas sariawan dan masalah gigi.
- Rambutnya terlihat cerah, tidak kusam, tidak bercabang dan batangnya kuat.
Jika melihat hal tersebut, tidak ada alasan Moms untuk khawatir dengan tubuhnya yang kurus. Sementara untuk mendorong pertumbuhan berat badannya, Moms bisa memberikan asupan nutrisi yang cukup dengan konsumsi makanan tinggi karbohidrat, lemak, protein, serat dan lainnya.
Kalau memang dibutuhkan, terkadang suplemen penambah nafsu makan sangat dibutuhkan. Tapi ingat Moms, pemberian suplemen tambahan ini harus sesuai anjuran dokter!
Kapan Moms Harus Khawatir?
Ada beberapa ciri anak yang kurus dan menderita kekurangan gizi. Dilansir dalam babycenter.com, berikut merupakan beberapa ciri anak kurus kurang gizi, dan wajib mendapat penanganan secepatnya.
- Kegagalan dalam pertumbuhan, termasuk berat badan yang kurang maksimal.
- Si Kecil menjadi sangat emosional, mudah marah, terlihat lesu dan kerap menangis berlebihan.
- Terlihat sangat cemas dan kurang peka terhadap lingkungannya.
- Kulit dan rambut terlihat kering dan kusam. Bahkan terkadang gejala ini ditandai dengan rambut yang mulai rontok.
- Terlihat sangat lemah, tidak bergairah dan kehilangan kekuatan ototnya.
Jika melihat tanda-tanda diatas, mau tidak mau Moms harus segera memeriksakan Si Kecil ke dokter, meningkatkan supan nutrisinya dan kalau dibutuhkan, suplemen multivitamin bisa jadi solusi terbaik.
Kenali Kekurangan Energi Protein
Hal yang harus diperhatikan adalah, anak kurus karena kekurangan energi protein atau KEP, biasanya diperlihatkan dengan dua gejala umum, yakni :
Marasmus
Kondisi ini ditandai dengan penurunan berat badan yang cukup drastis, terjadi pengecilan otot, kulit kering dan hanya terdapat sedikit atau bahkan memiliki lemak di bawah kulit. Tidak hanya itu, terkadang rambut Si Kecil terlihat sangat tipis dan mudah rontok.
Kwashiorkor
Kondisi ini ditandai dengan gejala, rambut berubah warna menjadi kemerahan atau pirang, nafsu makan berkurang, kulit kering dan kusam. Dalam beberapa kondisi, kwashiorkor pun bisa menyebabkan perut buncit dan kaki bengkak.
Untuk kondisi anak kekurangan energi protein, terkadang suplemen khusus peningkat kadar protein dalam tubuh bisa sangat dibutuhkan. Tapi ingat Moms, semua ini harus sesuai dengan petunjuk dokter.
Siapakah yang Berisiko Kekurangan Gizi?
Jika bertanya siapakah yang berisiko mengalami kekurangan gizi, maka jawabanya bisa siapa saja, bahkan buat Moms yang termasuk dalam ekonomi berkecukupan. Penyebabnya, bukan berarti Si Kecil tidak diberi makan, justru Si Kecil tergolong susah untuk disuruh makan.
Tidak hanya itu, anak yang kekurangan gizi pun bisa disebabkan karena masalah picky eater atau pilih-pilih makanan. Umumnya, mereka menjauhi sayuran, pilih-pilih buah dan tidak suka susu UHT. Untuk mengatasi ini, ada beberapa hal yang bisa Moms lakukan, yakni :
- Biarkan Si Kecil menyentuh dan memilih makanannya sendiri.
- Jangan memaksa anak untuk mencoba menu baru.
- Sediakan beragam jenis makanan bergizi.
- Biasakan makan bersama dengan keluarga.
- Biasakan untuk konsisten mengatur waktu makan.
- Jangan pernah menjadikan makanan sebagai hadiah atau hukuman untuk anak.
- Perkenalkan dengan makanan baru secara perlahan dan sedikit-sedikit.
Bagaimana Cara Mengatasi Masalah Ini?
Mengenai masalah ini, dr Widodo judarwanto SpA, dari Picky Eaters Clinic Jakarta (Klinik Khusus Kesulitan Makan Pada Anak), menekankan agar Moms perlu tahu mengenai potensi normal pertumbuhan anak sesuai dengan potensi genetiknya.
Selain itu, setiap anak dengan gangguan pertumbuhan, tidak asal memberi suplemen atau asal memberi makan saja. Hal pertama yang harus dilakukan adalah, identifikasi penyebabnya, dan setelah itu baru ditangani sesuai dengan penyebab utamanya.
Sementara untuk mencegah terjadinya gangguan pertumbuhan atau Failure to thrive, memaksa Si Kecil agar banyak makan bukanlah solusi tepat. Sebaiknya serahkan penanganan kondisi ini kepada dokter, terlebih jika Moms tertarik untuk menggunakan suplemen penambah nafsu makan.