Artikel ini berisi tentang :
- Kenapa Anak Suka Mencoret-Coret Tembok?
- Corat-Coret Merupakan Kreativitas Alamiah
- Suka Corat-coret, Cerdaskah?
- Apakah Harus Membiarkannya?
Siapa sih tidak kesal. Sudah bayar mahal untuk pengecatan rumah, eh tiba-tiba Si Kecil dengan entengnya menggoreskan pensil dan krayon mereka di tembok. Tentu ini tidak menyenangkan, bahkan terkadang banyak diantara kita yang langsung naik pitam.
Kebiasaan corat-coret tembok bukan hal yang aneh lagi bagi Si Kecil . Umumnya, kebiasaan ini akan muncul saat Si Kecil berusia 2-4 tahun, dimana di usia ini umumnya mereka sudah bisa memegang pensil atau krayon sendiri untuk belajar mewarnai.
Kenapa Anak Suka Mencoret-Coret Tembok?
Menurut Tubagus Amin Fa, SPsi, CTL, CH, CHt, Cl, psikolog dari Aminfainstitute - Lembaga Riset dan Konsultan Edukasi Berbasis Brain Based and Holistic Learning, berpendapat jika kebiasaan ini dilakukan karena Si Kecil merasa ikut terlibat dalam kisah yang mereka gambarkan.
Lewat bidang yang lebih luas, Si Kecil merasa lebih bebas menggambar dan masuk ke dalam cerinta yang dia rangkai sendiri. Sementara untuk tembok sendiri, dianggap sebagai media paling ideal untuk menumpahkan semua imajinasinya.
Berbeda dengan Becky Bailey, PhD, penulis buku There's Gotta Be a Better Way, berpendapat jika kebiasaan mencorat-coret tembok, didorong oleh rasa ingin tahu dan ingin mencoba hal baru, termasuk mencorat-coret tembok, meja makan atau bidang lainnya.
Lebih lanjut lagi, Becky berpendapat jika menggambar di tembok, mampu memberi posisi yang lebih nyaman karena mereka bisa punya kontrol yang lebih baik, baik kontrol untuk tangan, ataupun kordinasi matanya. Dengan cara ini, kegiatan menggambar ini pun akan jadi lebih menyenangkan.
Corat-Coret Merupakan Kreativitas Alamiah
Menurut Mary Ann Kohl, pendidik seni dan penulis buku First Art for Toddlers and Twos: Open-Ended Art Experiences, menyebut jika aktivitas corat-coret tembok yang dilakukan Si Kecil merupakan kreativitas alamiah untuk mengekspresikan dirinya, baik pikiran maupun perasaan.
Selain itu, aktivitas ini pun merupakan cerminan Si Kecil sedang mencoba untuk melatih kemampuan kordinasi antara otak dan tangannya, melatih diri untuk mengambil keputusan, sekaligus melatih untuk melihat keindahan dari sudut pandang yang berbeda.
Selain itu, bagi mereka kegiatan ini sangat menyenangkan. Makanya Moms, alih-alih memarahi dan melarangnya untuk mencorat-coret tembok, sebaiknya Moms arahkan dan beri fasilitas mereka untuk melakukan kesenangannya ini.
Suka Corat-coret, Cerdaskah?
Sementara itu, pendiri Sourceful Parenting Indonesia, Andyda Meliala, menyebut jika seni lukis di atas tembok yang dilakukan Si Kecil , secara tidak langsung ikut berkontribusi membuat mereka jadi lebih cerdas, terutama kecerdasan di bidang kreativitas.
Ketika Si Kecil melakukan aksi ini, secara tidak langsung mereka sedang berusaha melatih kordinasi mata, tangan dan kemampuan imajinasi agar jadi lebih baik.
Sementara menurut Wahyudin As, kurator seni rupa, kegiatan menggambar bagi anak-anak berguna untuk membawa Si Kecil mencicipi dua pengalaman positif sekaligus, yakni intelektual dan emosional. Dua pengalaman inilah yang akan membentuk mereka tumbuh jadi pribadi yang cerdas.
Apakah Harus Membiarkannya?
Membiarkan Si Kecil terus mencorat-coret dinding sekeliling rumah bukanlah hal yang bijak, pasalnya hal ini akan membuat rumah Moms terlihat kotor dan tidak terurus.
Untuk solusinya, Prof. Dr. S.C. Utami Munandar, Dipl-Psych., menyarankan Moms untuk memberitahu Si Kecil dimana mereka boleh menggambar atau mencoret-coret dinding. Kalau Si Kecil punya ruang bermain senediri, tidak ada salahnya Moms mengorbankan satu bidang tembok sebagai media Si Kecil berkreasi sesuai dengan imajinasinya.
Selain itu, Moms pun dituntut untuk menyediakan sarana penunjang kreativitas lainnya, seperti buku gambar, buku mewarnai, kertas kosong dan crayon ukuran besar agar lebih mudah digenggam. Berikan juga Si Kecil pujian atas kreatifitas yang dilakukannya, walaupun itu terlihat hanya coretan tanpa makna.