Artikel ini berisi tentang:
- Refleks Alami Sebagai Mahluk Sosial
- Bisa Digunakan Membangun Kemampuan Baru
- Melatih Mengenal Dirinya
- Perhatikan Saat Si Kecil Bermain Di Depan Cermin
Saat dihadapkan dengan cermin, banyak reaksi yang dilakukan Si Kecil, dari mulai terlihat sangat terkejut karena melihat kembarannya, ada yang keheranan, ada juga yang terlihat senang, dan bahkan ada yang mengajak main bayangan yang ada di dalam cermin tersebut.
Refleks Alami Sebagai Mahluk Sosial
Beragam reaksi yang diperlihatkan Si Kecil pada dasarnya merupakan refleks alami sebagai mahluk sosial. (oleh Jenn Berman, Psy. D, pakar prikologi, sekaligus penulis buku “Superbaby: 12 Ways to Give Your Child a Head Start in the First 3 Years”)
Jenn menjelaskan jika hampir semua anak yang pertama kali melihat cermin akan menunjukkan reaksi terkejut, setelah itu reaksi yang ditimbulkan beragam, dari mulai senang dan terus bermain, ada juga yang penasaran, ketakutan dan lainnya.
Menurutnya, semua reaksi ini normal. Sebagai mahluk sosial, mereka tahu jika di luar sana ada anak lain yang seusianya. Menariknya, awalnya Si Kecil tidak menyadari jika bayangan tersebut adalah dirinya sendiri, sampai mereka meliat Moms muncul bersama dirinya dalam bayangan cermin.
Bisa Digunakan Membangun Kemampuan Baru
Selain untuk bersenang-senang, aktivitas bercermin bisa juga digunakan untuk memberikan kemampuan baru pada Si Kecil. Misalnya, Moms bisa memperkenalkan bagian-bagian tubuh Si Kecil. Misal, “ini hidungmu”, sambil tangan Si Kecil dituntun untuk menyentuh hidung.
Selain itu, jika Si Kecil pun bisa melatih kemampuan otot lehernya dengan melakukan tummy time sambil bercermin. Caranya, ajak Si Kecil melakukan tummy time (tengkurap di atas tubuh Moms) di depan cermin, dan biarkan wajahnya melihat ke arah cermin.
Si Kecil secara otomatis akan tertarik dengan bayangan di cermin, dan membuat dia terus menahan kepalanya dalam posisi terdongak lebih lama. Permainan ini sangat cocok dilakukan oleh Si Kecil yang baru berusia 2-4 bulan.
Melatih Mengenal Dirinya
Seperti dijelaskan Jenn, Si Kecil awalnya mungkin akan kaget dengan tampilan dirinya di cermin. Setelah dia menyadari siapa sosok yang berada di balik cermin, trik ini akan membuatnya lebih mengenal dirinya, sehingga dia akan merasa jauh lebih percaya diri.
Saat seseorang sudah mengenali dirinya, dia pun akan merasa lebih percaya diri. Selain memaksimalkan tumbuh kembang Si Kecil, kepercayaan diri pun bisa jadi modal berharga bagi Si Kecil di masa depan nanti. (oleh J. Lane Tanner, Profesor pediatri dari University of California, Amerika)
Dengan percaya diri, mereka bisa mudah bersosialisasi dengan teman-temannya, Si Kecil pun akan tumbuh jadi anak yang periang, mampu memberikan solusi, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Selain itu, percaya diri pun bisa membuat bakatnya tumbuh maksimal.
Perhatikan Saat Si Kecil Bermain Di Depan Cermin
Meskipun memiliki banyak manfaat, Moms harus tetap waspada, mengingat cermin terbuat dari kaca yang bisa saja melukai Si Kecil. Berikut merupakan beberapa hal yang harus Moms lakukan :
- Posisikan Si Kecil berjarak tidak lebih dekat dari 30 cm. Jarak ini tergolong aman mengingat daya jangkau rata-rata tangan anak usia kurang dari 4 bulan, tidak lebih dari 20 cm.
- Pastikan Si Kecil tidak sedang memegang mainan yang berbahan keras dan mungkin bisa memecahkan kaca, seperti mainan plastik solid, dan lainnya.
- Jika Si Kecil ingin menyentuh sosok di dalam cermin, biarkan saja. Dengan catatan, tangan Moms harus tetap membimbing tangannya agar dia tidak tergoda untuk memukul
- Pastikan posisi cermin berada dalam tempat yang aman, atau Moms bisa menggunakan cermin yang langsung terpasang di dinding.
- Pastikan ujung-ujung cermin yang tajam sudah dilindungi dengan frame cermin. Mengenai bahan frame cermin, bisa menggunakan frame kayu atau plastik.
Perlu dicatat, larangan Si Kecil bercermin hanya mitos belaka. Mitos ini muncul karena kehawatiran orangtua zaman dulu banyak anak yang menyelinap dan menjadikan air di kolam atau sungai (air jernih) sebagai cermin, hingga menyebabkan dia terperosok dan jatuh.
Yang terpenting, terus awasi Si Kecil, dan Moms pun tidak perlu khawatir lagi dengan mitos larangan bercermin bagi anak-anak.