Artikel ini berisi tentang:
- Pentingnya Program Kehamilan
- Ibu Hamil Wajib Konsumsi Serat
- Penuhi Kebutuhan Asam Folat
- Penting Jauhi Stess
Kehamilan merupakan investasi jangka panjang yang bagi setiap orangtua. Pasalnya, sejak dalam masa kehamilan, arah dan tujuan kehidupan Si Kecil di masa depan dapat ditentukan, terutama terkait dengan kesehatan dan perkembangan kognitifnya.
Pentingnya Program Kehamilan
Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013, angka kecukupan gizi bagi Ibu hamil di Indonesia masih sangat rendah, bahkan terdapat 37,1 persen ibu hamil yang menderita anemia. Jelas ini kondisi yang memprihatikan mengingat kekurangan gizi bisa jadi pemicu masalah kehamilan yang cukup serius.
Pada janin, kekurangan gizi bisa meningkatkan risiko keguguran, cacat bawaan, bayi lahir dalam kondisi meninggal, anemia pada bayi, berat badan lahir rendah dan status kesehatan rendah.
Sementara bagi Moms, gizi buruk selama kehamilan bisa mempersulit Moms saat menjalani persalinan, seperti meningkatnya risiko persalinan prematur, pendarahan hebat setelah persalinan, persalinan dengan operasi hingga meninggal saat melahirkan.
Disinilah pentingnya mempersiapkan kehamilan dan pentingnya menjaga kondisi tubuh, baik sebelum kehamilan hingga kehamilan tersebut sudah terjadi. Semuanya harus sudah terencana dan dipersiapkan sebaik mungkin. (oleh dr. Aditya Kusuma, Sp.OG., dokter spesialis kandungan RSIA Bunda Menteng)
Ibu Hamil Wajib Konsumsi Serat
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Hypertension, menyebut jika ibu hamil yang meningkatkan asupan seratnya hingga 5 gram sehari, atau setara dengan 2 buah roti gandum utuh, mengalami penurunan risiko preeklamsia hingga 14 persen.
Selain itu, American Diabetes Association, menyarankan agar Ibu hamil mengonsumsi makanan tinggi serat. Pasalnya, makanan ini terbukti efektif untuk menurunkan risiko diabetes gestasional, hemorrhoids (ambeien) dan meningkatkan kesehatan sistem cerna.
Untuk meningkatkan asupan serat, tim peneliti menyarankan Moms untuk mengonsumsi sayuran, buah-buahan, dan mengganti sumber karbohidrat sederhana dengan karbohidrat kompleks, seperti roti gandum utuh, sereal, beras merah dan lainnya.
Penuhi Kebutuhan Asam Folat
Selain serat, Moms pun wajib untuk mulai memenuhi kebutuhan asam folat dengan mengonsumsi sekitar 400 mikrogram asam folat setiap hari. Untuk mendapatkannya, Moms bisa memperbanyak konsumsi sayuran berdaun hijau, brokoli, sitrus, kuning telur, sitrus, dan kacang-kacangan.
Asam folat sangat penting dikonsumsi, terutama jika Moms berusia di atas 35 tahun. Pasalnya, kualitas oosit atau sel telur pada perempuan di kelompok usia tersebut sudah mengalami penurunan, sehingga konsumsi asam folat baik untuk membantu memperbaiki kualitas sel telur. (oleh dr Hasto Wardoyo, SpOG(K))
Selain itu, konsumsi asam folat pun merupakan kunci utama perkembangan dan metabolisme sel di awal terjadinya pembuahan. Selain itu, asam folat pun penting untuk membantu Moms memperlancar dari proses persalinan dan mencegah risiko bayi lahir cacat. (oleh M Daniele Fallin, PhD, peneliti dari Johns Hopkins University)
Walalupun begitu, Fallin menyarankan agar Moms tidak berlebihaan saat mengonsumsi asam folat (terutama jika ingin menambah asupan asam folat lewat suplemen). Pasalnya, terlalu banyak mengonsumsi asam folat, dapat meningkatkan risiko autisme hingga 2 kali lipat.
Disinilah pentingnya Moms untuk terus berkonsultasi dengan dokter agar kebutuhan nutrisi bisa dipenuhi dengan maksimal (tidak kurang dan tidak berlebih).
Penting Jauhi Stess
Saat Moms merasa stres, tubuh akan memberikan respons siaga hingga membuat organ tubuh meningkatkan aktivitasnya, dan produksi hormon kortisol pun akan meningkat.
Nah, hormon kortisol yang tinggi ternyata bisa menembus plasenta dan dapat mempengaruhi pertumbuhan otak Si Kecil dalam kandungan. Efeknya sangat besar lho, terutama terhadap kehidupan Si Kecil di masa depan. (oleh psikolog Dr Thomas O'Connor)
Selain itu, dilansir dalam Babyworld.co.uk, ada beberapa dampak buruk lainnya saat Moms mengalami stres selama masa kehamilan.
- Bisa berisiko keguguran.
- Berisiko melahirkan bayi prematur.
- Bayi lahir dengan berat badan yang rendah.
- Gangguan dalam hal perkembangan dan pertumbuhan otak bayi.
- Anak yang dilahirkan berisiko mengalami hiperaktif atau ADHD
Untuk mengatasi stres selama kehamilan, Thomas menyarankan agar Moms lebih banyak berkomunikasi dengan pasangan, olahraga ringan (seperti jalan kaki, yoga, bersepeda dan lainnya), cukupi kebutuhan tidur dan berbelanja kebutuhan selama masa kehamilan.
Selain itu, Moms pun disarankan untuk mnghindari pekerjaan berlebih, dengarkan musik dan berusahalah untuk selalu berpikiran positif. Selamat mencoba Moms!