Bulan Juni dan Juli merupakan awal masuknya musim kemarau di Indonesia. Biasanya saat musim panas, bayi akan menjadi lebih sensitif, waspadai munculnya biang keringat pada bayi ya Moms. Panasnya cuaca membuat tingkat kelembaban kulit berkurang, hal itu berpotensi menimbulkan biang keringat pada bayi.
Gejala yang dirasakan oleh bayi mirip dengan ruam popok bayi. Si Kecil akan merasa gatal di beberapa titik tubuh. Biasanya biang keringat pada bayi atau dalam istilah kedokteran dikenal sebagai miliaria itu muncul di lipatan-lipatan siku, belakang lutut, selangkangan dan beberapa titik lainnya.
Moms bisa melihat adanya bintik-bintik kecil berwarna merah di lokasi tersebut, itulah biang keringat. Jangan biarkan bayi menggaruk bagian yang ada biang keringatnya. Hal itu berpotensi menimbulkan luka lecet pada kulit yang berakibat menambah rasa tidak nyaman pada bayi.
Nah berikut merupakan beberapa penyebab munculnya biang keringat pada bayi. Dengan memahami penyebabnya, Moms bisa melakukan persiapan agar mengurangi risiko bayi mengalami biang keringat.
1. Keringat Berlebih
Saat kondisi sedang panas, biang keringat pada bayi bisa saja muncul. Hal itu sebenarnya alamiah, karena akibat dari penumpukan keringat yang keluar dari kelenjar keringat bayi. Di usia dewasa, kelenjar keringat sudah terbentuk dengan sempurna, sehingga meskipun muncul keringat, tetapi tidak terjadi penumpukan.
Hal berbeda terjadi pada bayi. Pertumbuhan bayi masih terus mengalami pergerakan. Kelenjar keringatnya pun belum berfungsi secara sempurna. Sehingga jika muncul keringat di saat cuaca panas, kemungkinan terjadinya penumpukan yang berakhir dengan munculnya biang keringat pada bayi bisa terjadi.
Jika bayi sudah merasa kegerahan, Moms bisa mengipasinya secara perlahan untuk menghilangkan rasa panas. Dengan begitu, suhu tubuh bayi juga berangsur akan turun dan produksi keringatnya diharapkan juga akan berkurang.
Selain itu, Moms juga bisa menjaga suhu ruangan secara ideal. Tidak perlu menggunakan pendingin ruangan, tapi pastikan sirkulasi udara di ruang tersebut lancar. Hal ini sudah cukup untuk membuat bayi merasa nyaman dan terhindar dari berkeringat lebih.
Salah satu cara untuk mengoptimalkan sirkulasi udara di suatu ruangan adalah dengan menjaga ruangan tidak penuh dengan barang. Ketika ruangan penuh dengan barang, udara bisa lebih susah untuk bersirkulasi sehingga terasa pengap. Selain itu, rajin membersihkan ruangan juga bisa membantu menjaga suhu udara tetap ideal dan nyaman. Dengan begitu, udara yang mengalir dari luar bisa masuk bebas tanpa ada penghalang debu. Disamping itu, kondisi bayi juga bisa semakin sehat.
2. Jangan gunakan pakaian berlapis
Saat akan keluar rumah untuk berjalan-jalan, sering kali Moms beranggapan bahwa bayi akan terkena angin dan hal itu tidak baik untuk kesehatannya. Alhasil baju berlapis pun digunakan untuk menghindari terjadinya hal tersebut.
Padahal dalam kondisi cuaca panas, Moms yang ingin keluar bersama bayi tidak perlu melakukan hal itu. Gunakan pakaian yang nyaman dan terlindungi. Tidak perlu tebal, karena dengan begitu Moms sudah membantu kulitnya untuk tetap kering saat kepanasan.
Bedong juga bisa berpeluang menimbulkan biang keringat pada bayi. Karena proses membedongnya sendiri bayi sudah menggunakan baju, kemudian dilapisi dengan kain lagi. Dalam cuaca normal, mungkin itu bisa dilakukan.
Namun saat kondisi panas, Moms lebih baik menghindari hal tersebut, karena keringat bayi akan susah untuk keluar dari pori-porinya. Namun, di situasi pasca pandemi ini, lebih baik Moms mengurangi jadwal berjalan-jalan jika tidak terlalu penting. Moms juga bisa mencari lokasi yang tidak ramai orang agar menghindari hal yang tidak diinginkan.
3. Gunakan pakaian yang longgar
Sama seperti orang dewasa, bayi akan lebih mudah berkeringat jika menggunakan pakaian yang ketat. Untuk itu, Moms bisa mencarikan ukuran baju bayi yang agak lebih besar dari ukuran tubuhnya.
Tujuannya adalah agar bayi tidak mudah berkeringat. Dengan baju yang longgar juga, sirkulasi udara pada tubuh bayi berjalan dengan lebih baik. Jadi kemungkinan munculnya biang keringat pada bayi menjadi lebih kecil.
Pun jika sudah terlanjur muncul biang keringat, Moms bisa membantunya dengan rajin mengganti bajunya agar kondisinya yang berkeringat bisa segera kering. Rajin mengganti baju juga bisa membuat bayi lebih nyaman lho Moms. Jadi jika sudah terlihat lepek di bajunya, segera ganti dengan yang longgar dan kering.
4. Gunakan popok yang tepat
Pemilihan popok yang tepat juga bisa menjadi salah satu siasat yang baik untuk mencegah terjadinya biang keringat pada bayi. Mulai dari jenis permukaan popok, ukuran popok bayi, hingga tingkat penyerapan cairannya.
Pastikan popok yang Moms pilih memiliki sirkulasi udara yang baik. Hal ini akan membuat popok dan kulit bayi bisa tetap kering dan nyaman. Di sini ketelitian dan kejelian Moms menjadi kunci agar bayi bisa nyaman dan tenang menggunakan popok. Apalagi, popok merupakan salah satu bagian penting dalam proses tumbuh kembangnya bayi. Salah satu popok yang memiliki sirkulasi udara yang baik adalah Merries yang memiliki 3 lapisan bersirkulasi udara. 3 lapisan ini membantu, tidak hanya untuk menampung cairan tanpa bocor, juga membuat bagian dalam popok saat digunakan bayi juga terasa sejuk dan tidak pengap. Ketiga lapisan ini membuat udara dapat mengalir bebas antara kulit bayi dan permukaan popok Merries, menjaga keduanya tetap kering dan bayi tetap merasa nyaman.
Jenis Biang Keringat
Jenis biang keringat yang ada tidaklah hanya satu jenis. Kurang lebih terdapat 3 jenis biang keringat yang bisa muncul pada bayi maupun orang dewasa.
- Kristalina
Biang keringat jenis ini merupakan jenis yang paling ringan di antara ketiganya. Kristalina adalah biang keringat pada bayi yang banyak ditemukan. Kondisinya berupa lenting berisi air dan bisa pecah dengan sendirinya tanpa menimbulkan luka.
- Rubra
Jenis biang keringat ini sudah lebih berat dibanding Kristalina. Di sini biang keringat pada bayi sudah menjadi ruam yang lebih dalam. Kulitnya sudah mengalami radang dan juga bintik-bintinya sudah berwarna merah.
- Profunda
Jenis ini bukalah macam biang keringat pada bayi yang umum. Kebanyakan Profunda ditemukan pada orang dewasa dengan bintik berwarna putih. Ukurannya pun lebih besar dari biang keringat pada umumnya dan lebih keras.
Pilih Bahan Alami jika Biang Keringat Terjadi
Jika biang keringat sudah terlanjur muncul, Moms tidak perlu panik. Ada banyak bahan alami yang bisa digunakan untuk menghilangkannya. Moms bisa memilih bahan alami untuk mengatasi biang keringat. Salah satunya adalah menggunakan campuran daging tanaman lidah buaya dengan air mawar untuk menghilangkan biang keringat.
Tanaman lidah buaya sendiri dikenal memiliki sifat sejuk dan dingin sehingga mampu menurunkan suhu panas yang ada pada lokasi biang keringat. Selain itu, lidah buaya juga merupakan antibakteri alami. Campuran ini bisa ditahan laju penyebarannya sehingga bakteri tidak menyebar ke area lain. Bahan alami ini bisa menjadi alternatif jika Moms tidak ingin menggunakan bahan kimia. Pastikan saja bahwa kulit anak tidak sensitif atau tidak memiliki alergi terhadap bahan-bahan tersebut.
Mungkin Moms sering mendengar penggunaan bedak tabur untuk anak. Namun, sebelum Moms beralih ke penggunaan bedak tabur, Moms harus paham penggunaan bedak tabur harus dilakukan dengan sangat hati-hati, karena ada bayi yang memiliki saluran pernapasan sensitif. Salah satu caranya adalah dengan meletakan di tangan Moms terlebih dahulu lalu diusap tipis-tipis dan merata ke kulit bayi. Moms juga harus mewaspadai penggunaan bedak pada bayi yang memiliki jenis kulit kering. Karena sifat dari bedak sendiri adalah menyerap cairan, jika kulit bayi sudah kering, pemberian bedak akan menambah tingkat kekeringan kulitnya. Pilih bedak dengan bahan mineral seperti talcum karena sifatnya ringan. Bedak tabur juga tidak boleh diberikan ke kulit yang sedang luka atau belum utuh ya, Moms.
Semoga Si Kecil tidak mengalami biang keringat ya, Moms. Jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter jika tidak yakin. Moms bisa memulai untuk memilih popok yang berkualitas untuk mencegah bayi mengalami biang keringat.