Dokter spesialis anak dari Amerika Serikat, Herschel R. Lessin, M.D, dari salah stau media mengemukakan seorang anak mengalami keterlambatan bicara karena faktor pendengaran, impuls menuju otak, organ menciptakan suara. Anak menginjak usia lima belas bulan belum menunjukkan kemampuan bicara sudah termasuk mengalami keterlambatan bicara. Timbal balik baik memberikan respon terhadap orang yang mengajak berbicara dan menanggapi bicara dalam satu dua patah kata. Berikut ini 2 dampak seorang anak termasuk mengalami keterlambatan bicara untuk Moms ketahui.
- Segi Fungsional
Moms perlu membedakan keterlambatan bicara anak itu apakah perlu ditanggapi serius atau tidak. Keterlambatan bicara karena segi fungsional terjadi anak menginjak usia angka dua tahun. Saat usia dua tahun seharusnya anak terlihat mengeluarkan beberapa kata. Mampu berkomunikasi sedikit demi sedikit bersama orang terdekat dan orang lain. Gangguan segi fungsional membuat anak tidak banyak bicara. Faktor utama entah anak tergolong pendiam atau lingkungan yang lebih mendominasi. Anak pendiam dapat karena Moms atau anak yang memang irit dalam berbicara. Karakter anak telah muncul sebagai anak pendiam. Anak yang terkena pengaruh lingkungan terjadi seperti Moms lebih dominan bicara di keluarga. Atau ada anggota keluarga yang terlampui banyak bicara membuat anak Moms lebih menunda keinginan untuk berbicara.
- Segi Non Fungsional
Keterlambatan bicara segi nonfungsional perlu dicermati seksama. Anak terlambat bicara karena gangguan pada indra pendengar. Indra pendengar anak terjadi kelainan atau infeksi. Pengaruh gangguan indra pendengar perlu segera ditangani sebelum memperparah kondisi anak. Seorang anak memiliki rahang ukuran kecil atau tidak normal juga menyebabkan keterlambatan bicara. Anak menderita autis juga memiliki gejala keterlambatan bicara.
Dua dampak anak lambat bicara sebagai gambaran dasar. Pengaruh ke depan lebih berbahaya dialami anak Moms jika tidak segera diperiksa ke dokter. Moms perlu lebih dulu mencoba respon bicara anak. Ajaklah anak berkomunikasi sederhana seperti mengenal nama buah dan sejenisnya. Sambil Moms melakukan tatapan langsung ke arah kedua mata anak. Jika tidak kunjung membawa perubahan signifikan, hanya dokter yang dapat memberikan solusi.