Menggunakan popok adalah salah satu hal yang membuat tumbuh kembang Si Kecil optimal. Lewat pemakaian popok, kulit Si Kecil bisa terhindar dari berbagai macam penyakit kulit, salah satunya ruam popok.
Memilih popok sendiri tidak bisa sembarangan. Moms harus memilihnya berdasarkan berbagai faktor, mulai dari kenyamanan, daya serap, kecocokan popok terhadap kulit bayi yang sensitif, sampai kesesuaian harga popok bayi terhadap budget yang Moms punya.
Sejarah Popok Bayi
Pemakaian popok bayi sebetulnya sudah dilakukan berabad-abad yang lalu. Fungsi popok sedari awal pemakaiannya sama, yaitu untuk melindungi kulit bayi. Perbedaannya adalah bahan dari popok itu sendiri. Lalu, kapankah awal mula pemakaian popok?
Sejak Zaman Kuno
Berdasarkan temuan dari beberapa ahli, pemakaian popok rupanya sudah dilakukan sejak zaman kuno. Hal itu bisa dilihat dari dokumen-dokumen dari berbagai peradaban kuno, seperti peradaban Mesir kuno, Aztec, dan Romawi kuno. Pada sejumlah dokumen itu, diperlihatkan sejumlah orang pada masa itu sedang memakaikan popok kepada bayinya.
Popok yang dipakai saat itu terbuat dari berbagai macam bahan alami. Misalnya lumut, kulit binatang, dan dedaunan. Selain melindungi kulit bayi, pemakaian popok di zaman kuno juga menjadi simbol pembeda antara manusia dengan binatang.
Pada akhir abad ke-19, pemakaian popok berbahan kain pun diperkenalkan di Eropa dan Amerika Utara. Kain yang dijadikan bahan popok saat itu adalah kain linen persegi atau planel katun yang dibentuk menjadi persegi. Bagian atas popoknya lantas diberi peniti yang berfungsi sebagai kancing atau perekat popok.
Kemunculan Popok Sekali Pakai
Sebelum tahun 1942, popok yang tersedia saat itu adalah popok kain. Satu sisi, popok jenis ini bisa dicuci dipakai berkali-kali. Namun, popok jenis ini dianggap kurang praktis, sehingga beberapa pihak pun mulai berinovasi.
Pada tahun 1942, inovasi itu pun muncul dalam bentuk popok sekali pakai. Adalah perusahaan kertas asal Swedia bernama Paulistrom yang pertama kali menginisiasi terciptanya jenis popok tersebut. Mereka membuat popok sekali pakai dari celana karet yang berisi lembaran tisu.
Empat tahun berselang, seorang ibu rumah tangga bernama Marion Donovan popok sekali pakai anti-air yang dibuat lembaran plastik yang sering dipakai tirai kamar mandi. Inovasi itu tercipta akibat kerepotannya dalam mengganti popok anaknya. Inovasi pun terus dibuat ibu asal Connecticut, AS ini, dimana salah satunya adalah pemakaian kancing plastik sebagai pengganti peniti pada popok. Atas semua inovasinya, Marion pun berhasil mendapatkan empat hak paten atas popok ciptaannya.
Inovasi pada popok sekali pakai pun terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Inovasi itu bisa dilihat dari penggunaan plester pengunci yang bisa dilepas pasang dengan mudah, polimer penyerap, serta bentuk popoknya yang lebih tipis tapi nyaman dan berdaya serap tinggi.
Bagaimana dengan Indonesia?
Di Indonesia, pemakaian popok mulai populer pada tahun 1980-an. Saat itu, hanya kalangan ekspatriat saja yang melakukan hal tersebut pada bayi mereka. Adapun jenis popok yang digunakan adalah popok sekali pakai.
Sepuluh tahun kemudian, pemakaian popok sekali pakai pun mulai dilakukan masyarakat luas. Alasannya karena popok ini praktis dipakai, serta punya daya serap tinggi yang membuat cairan dan kotoran lunak tidak berceceran. Walau begitu, tidak semua orang memakai jenis popok ini karena harga popok bayi sekali pakai sedikit lebih mahal.
Sejarah Singkat Merries
Seiring perkembangan teknologi, popok bayi pun juga mengalami perkembangan pesat. Hal itu bisa dilihat dari inovasi-inovasi yang dilakukan sejumlah produsen popok. Merries salah satunya.
Sejak 1983 sampai sekarang, Merries selalu berupaya membuat popok bayi yang lembut dan nyaman untuk kulit SI Kecil. Salah satu inovasi yang Merries buat adalah pemakaian teknologi Jepang yang menghasilkan popok yang nyaman, lembut dan berkualitas.
Salah satu hasil dari teknologi tersebut adalah tiga lapisan popok Merries yang memiliki lorong udara. Adanya lorong tersebut membuat sirkulasi udara pada popok jadi lancar, sehingga Si Kecil pun merasa sejuk dan nyaman. Popok pun juga jadi cepat kering berkat adanya lorong udara tersebut.
Hal lain yang dihasilkan teknologi Jepang pada popok Merries adalah permukaan popoknya yang jadi lebih bergelombang. Permukaan tersebut membuat popok Merries terasa empuk dan membuat kotoran lunak tidak mengenai langsung ke kulit Si Kecil.
Kini seluruh popok Merries sudah menerapkan teknologi dari Jepang, salah satu contohnya adalah Merries Premium Tape. Popok Merries ini punya tiga lapisan popok bersirkulasi udara yang membuat kulit Si Kecil lepas bernapas, sehingga Si Kecil pun merasa nyaman selama memakai popok Merries ini.
Permukaannya juga bergelombang, sehingga cairan atau kotoran lunak bisa terserap dengan baik. Inovasi lainnya yang ada pada popok Merries ini adalah bagian atasnya yang sudah dilengkapi perekat. Perekat tersebut bisa dilepas dan dipasang dengan mudah, sehingga siapa pun bisa memakaikan popok Merries ini dengan mudah. Saat ini, Merries Premium Tape New Born tersedia dalam berbagai ukuran berdasarkan berat badan Si Kecil.
Akhir Kata
Siapa sangka, kalau pemakaian popok punya sejarah panjang bahkan sudah terjadi sejak zaman kuno. Hal tersebut menjadi tanda kalau pemakaian popok adalah aktivitas penting yang harus dilakukan, terutama terhadap Si Kecil. Semoga uraian sejarah popok bayi dari Merries bisa membuat Moms semakin sadar pentingnya memakaikan popok kepada SI Kecil. Sampai ketemu di artikel Merries berikutnya!