Pandemi Covid-19 membuat berbagai sektor tersendat, termasuk sektor pelayanan kesehatan. Moms pun jadi sulit melakukan pemantauan tumbuh kembang bayi dan pemberian imunisasi di tempat tersebut.
Walau demikian, Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) tetap menganjurkan Moms sekalian untuk memantau tumbuh kembang sang bayi, walau tidak di tempat pelayanan kesehatan. Sebagai gantinya, Moms mesti melakukan hal tersebut di rumah.
Sesuai Rekomendasi Kementerian Kesehatan
IDAI juga menekankan agar pemantauan tumbuh kembang bayi di masa pandemi harus sesuai imbauan Intervensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK) yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan. Dalam imbauan tersebut, proses pemantauan meliputi empat hal, yakni:
- Stimulasi dini: langkah pemantauan yang dilakukan untuk merangsang otak Si Kecil , agar nantinya Si Kecil bisa melakukan berbagai aktivitas. Semisal bergerak, berbicara, dan bersosialisasi.
- Deteksi dini: kegiatan pemantauan yang bertujuan mendeteksi secara dini gangguan pertumbuhan pada bayi. Dengan begitu, orangtua maupun pihak pelayanan kesehatan pun bisa melakukan langkah penanganan sesegera mungkin.
- Intervensi dini: kegiatan mengintervensi atau mengkoreksi pada proses pertumbuhan anak. Nantinya, kegiatan ini bisa meminimalisir gangguan pertumbuhan bayi, serta membuat pertumbuhannya kembali normal.
- Rujukan bayi: kegiatan yang hanya dilakukan jika pertumbuhan bayi mengalami masalah, dan mesti dirujuk ke dokter ahli.
Cara Memantau Tumbuh Kembang Pada Bayi Selama Pandemi
Walaupun kini harus dilakukan dirumah, Moms harus disiplin memantau tumbuh kembang Si Kecil , apalagi jika ia masih bayi. Menurut IDAI, bayi berusia 0 sampai 24 bulan memiliki pertumbuhan fisik dan otak yang cepat, sehingga mesti dipantau baik-baik.
Cara memantau pertumbuhan pada bayi bisa dilakukan dengan cara mengukur berat badan, tinggi badan, serta lingkar kepala. Terkait pengukuran tersebut, IDAI menyarankan agar hal tersebut dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai usia sang buah hati.
Adapun waktu-waktu yang dimaksud adalah:
- Untuk bayi berusia 0 sampai 12 bulan , pengukuran wajib dilakukan setiap bulan.
- Pada bayi berusia 1 sampai 3 tahun, pengukuran dilakukan dalam jangka waktu yang lebih longgar, yaitu 3 bulan sekali.
Setelah bayi bertumbuh menjadi balita, atau bahkan anak-anak, pengukuran masih bisa dilakukan sesuai jangka waktu tertentu, yaitu:
- Balita dan anak-anak berusia sekitar 3 sampai 6 tahun bisa melakukan pengukuran selama 6 bulan sekali.
- Anak-anak berusia 7 tahun ke atas bisa melakukan pengukuran selama setahun sekali.
Pada bayi dengan pertumbuhan normal, hasil pengukurannya akan menunjukkan peningkatan pada berat badan yang mencapai tiga kali lipat, panjang badan yang mampu menembus angka 50 cm, serta lingkar kepalanya yang naik sekitar 10 cm. Namun, hasil tersebut jangan dijadikan patokan utama, mengingat tiap bayi pasti mengalami proses pertumbuhan yang berbeda-beda.
Oh ya, untuk pengukuran, Moms bisa memakai meteran jahit untuk mengukur panjang badan dan lingkar kepala. Lebih bagus lagi jika Moms memakai alat ukur khusus, terutama pada pengukuran panjang badan bayi. Sementara itu, Moms bisa memakai timbangan untuk mengukur berat badannya.
Selama di rumah, Moms jangan hanya berfokus pada pemantauan tumbuh kembang fisik Si Kecil . Perhatikanlah beberapa aspek lainnya, seperti kemampuan kognitif, kemampuan berbahasa, serta perkembangan kemampuan motoriknya.
Moms bisa memantaunya dengan mengamati langsung perkembangan Si Kecil dari aspek-aspek tersebut secara berkala, lalu mencatatnya di buku khusus. Jika ditemukan kejanggalan atau perkembangannya cukup lambat, Moms bisa langsung mengkonsultasikannya kepada dokter anak terdekat.
Jangan Lupakan Imunisasi
Selain memantau pertumbuhan Si Kecil , Moms pun juga harus melakukan imunisasi. Khusus di masa pandemi ini, Moms harus melakukannya langsung ke tempat pelayanan kesehatan.
Jangan cemas, karena sekarang proses imunisasi sudah mengikuti protokol kesehatan (prokes) yang berlaku. Jika Moms dan buah hati pergi imunisasi, Moms wajib banget melakukan sejumlah hal, yaitu:
- Memakai masker supaya Moms tidak terkena droplet yang bisa saja mengandung virus.
- Menutup mulut dan hidung jika hendak bersin.
- Menjaga buah hati agar tetap dalam pengawasan.
- Tidak duduk atau berdiri dekat-dekat dengan pengunjung lainnya.
- Selalu mencuci tangan dengan sabun atau cairan pembersih, baik sebelum maupun sesudah masuk ke tempat pelayanan kesehatan.
Usai imunisasi, pastikan Si Kecil diberi makanan bernutrisi baik, serta istirahat yang cukup. Saat istirahat, sebisa mungkin Moms memakaikan Si Kecil pakaian yang nyaman, terutama pada popoknya.
Popok yang nyaman dapat membuat Si Kecil tenang saat beraktivitas atau kegiatan diluar selepas imunisasi. Salah satu contoh popok yang bisa dikenakan adalah Merries Skin Protection. Produk popok ini punya permukaan lembut, serta mampu mengunci pipis dan menyerap cairan secara cepat dan banyak.
Popok ini pun juga dilengkapi lapisan antibakteri dengan kandungan ekstrak natural daun teh yang membuat kulit bayi lebih sehat dan higienis. Ukuran popoknya sendiri pas dan punya desain menarik, sehingga Si Kecil pun bisa memakainya dengan nyaman.
Penutup
Sesuai anjuran IDAI, Moms dan Dads mesti melakukan pemantauan tumbuh kembang pada Si Kecil walau kini tengah pandemi. Melakukan hal itu bisa membuat Moms tahu bagaimana pertumbuhan sang buah hati, apakah normal atau ada sedikit kendala.
Cara melakukannya pun tidaklah sulit. Moms tinggal mengukur berat badan, panjang badan, serta lingkar kepala dengan alat ukur yang ada. Moms bisa melakukannya dalam jangka waktu tertentu sesuai umur Si Kecil . Selain pengukuran, Moms juga mesti memerhatikan aspek lain pada pertumbuhan Si Kecil , mulai dari perkembangan motorik sampai kebutuhan Si Kecil untuk diimunisasi.
Sekian artikel Merries kali ini. Semoga bermanfaat untuk Moms sekalian. Stay safe and stay healthy, ya!