Artikel ini berisi tentang:
- Belum Semua Orang Mendapatkan Hak Yang Sama
- Bagaimana cara agar konsep HAM berlaku bagi setiap orang?
- Cara Mengenalkan Konsep HAM pada Si Kecil
- Berikan Contoh Yang Baik Pada Si Kecil
HAM atau Hak Asasi Manusia merupakan salah satu nilai moral yang digaungkan sebagai upaya untuk melindungi hak-hak dasar manusia, termasuk hak untuk hidup merdeka, hak mendapatkan perlakuan hukum yang sama, hak diperlakukan dengan baik dan lainnya.
Belum Semua Orang Mendapatkan Hak Yang Sama
Sadar atau tidak, ternyata konsep HAM yang sudah cukup lama diusung di setiap negara, ternyata belum benar-benar mampu dilaksanakan dengan baik. Contoh paling nyata adalah, hak bagi kaum disabilitas yang hingga kini masih terabaikan.
Di banyak negara, kaum disabilitas masih sulit mendapatkan akses pendidikan yang layak. Saat dewasa, mereka pun belum mendapat kesetaraan dalam bidang pekerjaan, perlindungan dari diskriminasi dan lainnya. (oleh Prof. Simon Baron Cohen, direktur pusat penelitian autisme di Universitas Cambridge)
Tidak hanya itu, Prof. Simon pun berpendapat jika konvensi PBB tentang Hak-hak penyandang disabilitas, masih belum mampu mendorong tiap negara untuk memberikan hak penggunaan ruang publik, seperti angkutan umum, bandara, bahkan taman.
Kasus diskriminasi terhadap kaum disabilitas pun masih saja meningkat, misalnya saja perlakukan bullying dari lingkungan. Kondisi ini menandakan jika hak perlindungan hukum bagi mereka masih belum diberikan secara maksimal. Padahal dampak bullying ini sangat besar lho, bisa melekat seumur hidup!
Bagaimana cara agar konsep HAM berlaku bagi setiap orang?
Dalam hal ini, semua pihak harus bekerjasama. Bagi pemerintah, diharapkan ada undang-undang khusus yang melindungi kaum-kaum disabilitas. Sementara bagi masyarakat, diharapkan agar belajar menghormati hak-hak orang lain, dan bagi orangtua hendaknya mengajarkan konsep HAM kepada Si Kecil sejak dini.
Mengenalkan konsep HAM sejak dini akan membuat Si Kecil lebih menghargai orang lain di sekitarnya, terlebih saat mereka bertemu dan berinteraksi dengan anak-anak berkebutuhan khusus.
Ketika pemahaman konsep HAM ini sudah mereka kuasai, dengan sendirinya Si Kecil akan terhindar dari keinginan untuk mem-bully (jadi pelaku bullying) atau memandang rendah mereka. Di sisi lain, konsep HAM pun sangat baik untuk membentuk sikap empati Si Kecil.
Kalau mereka punya kemampuan, Moms bisa mendorong Si Kecil untuk jadi pelindung anak-anak lainnya yang mendapatkan perlakukan kurang layak dari teman-temannya. (oleh D’Arcy Lyness, PhD, pakar psikolog dari Kids Health Amerika)
Jangan lupa, beritahu juga hak dan kewajiban Si Kecil sebagai anak, seperti hak mendapat perlindungan dari Moms, hak mendapat pendidikan yang layak, hak untuk mendapatkan makanan dan kesehatan, serta hak untuk bermain dan rekreasi.
Sedangkan untuk kewajibannya, Moms bisa memberitahu jika Si Kecil punya kewajiban untuk menghormati dan taat pada perintah orangtua, selama perintah tersebut tidak melanggar norma agama, norma sosial dan masyarakat.
Cara Mengenalkan Konsep HAM pada Si Kecil
Ada banyak cara yang bisa Moms lakukan untuk mengajarkan Si Kecil konsep HAM, dan mendorong mereka untuk menghormati hak-hak orang lain. Tentu saja pendidikan karakter ini harus dilatih sejak dini, dan biasa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut merupakan beberapa trik untuk mengenalkan konsep HAM pada Si Kecil agar dia mengerti hak dirinya dan menghormati hak-hak orang lain.
- Ajarkan Si Kecil pendidikan agama sejak dini. Pasalnya, dalam agama manapun pelanggaran HAM merupakan tindakan yang salah (berdosa).
- Besarkan Si Kecil dengan penuh kasih sayang, tapi tidak dimanjakan. Perlakukan yang baik dari keluarga, akan membuat Si Kecil segan untuk melakukan hal yang buruk pada orang lain.
- Tumbuhkan rasa empati Si Kecil dengan cara mengajaknya melakukan kegiatan sosial, seperti memberi santuna ke Yayasan Yatim Piatu dan lainnya.
- Jangan batasi pertemanan Si Kecil. Biarkan mereka berteman dengan siapa saja, termasuk mendorong mereka agar mau bermain dengan anak disabilitas.
- Jelaskan jika kondisinya yang sempurna, tidak lantas menjadikannya sebagai orang terbaik, kecuali saat dia mampu memperlakukan orang lain dengan baik.
Yang paling penting, pastikan Moms tidak melakukan kekerasan, baik secara verbal ataupun fisik pada Si Kecil. Pasalnya, anak yang sering mendapatkan perlakuan kasar, besar kemungkinan akan tumbuh sebagai pelaku bullying. (oleh Fathya Artha Utami, M.Psi., psikolog anak dan remaja dari TigaGenerasi)
Berikan Contoh Yang Baik Pada Si Kecil
Bagaimanapun juga, Si Kecil akan cenderung meniru perilaku Moms dan orang di sekeliling mereka. Jika perilaku yang Moms tunjukan baik, maka mereka pun akan tumbuh jadi anak dengan perilaku yang baik. (oleh Diena Haryana, pendidik sekaligus praktisi perlindungan anak dari SEJIWA)
Maka dari itu, sebelum mengenalkan konsep HAM kepada Si Kecil, dan meminta mereka untuk menghormati hak orang lain, pastikan Moms sudah menjalankan konsep HAM tersebut dengan maksimal, minimalnya tidak pernah membicarakan keburukan orang lain dihadapannya.
Selain itu, biasakan agar Moms tidak mencemooh atau menghina orang lain, terutama terkait SARA, dan pastikan Moms udah menghormati hak-hak orang lain. Dengan contoh yang baik, Si Kecil pun akan tumbuh jadi anak yang mampu menghormati hak orang lain.