Artikel ini berisi tentang :
- Waspada Speech Delay
- Bagaimana Cara Mendeteksi Speech Delay?
- Tanda Bahaya Terlambat Bicara
- Bagaimana Cara Mengatasi Masalah Speech Delay?
Kata pertama yang diucapkan Si Kecil merupakan hal yang paling ditunggu oleh banyak orangtua. Saking senangnya, banyak orangtua yang melakukan selebrasi unik saat mengetahui hal ini. Tapi bagaimana jika kata pertama Si Kecil tidak kunjung datang?
Waspada Speech Delay
Kemampuan berbicara dan bahasa mengandung unsur reseptif (memahami) dan ekspresif atau kemampuan untuk menyampaikan informasi perasaan, ide dan pikiran.
Speech delay atau keterlambatan bicara sendiri umumnya terjadi saat Si Kecil kurang mendapat stimulasi yang maksimal untuk berbicara. Selain itu, terlambat bicara pun bisa disebabkan karena gangguan lainnya, seperti masalah pendengaran, gangguan fungsi otak dan lainnya.
Gangguan berbicara ini memang cukup mengkhawatirkan Moms. Kalau tidak segera diatasi, efeknya tidak hanya berhubungan dengan terganggunya masalah komunikasi, tapi juga berbahaya bagi tumbuh kembang Si Kecil secara keseluruhan.
Misalnya, karena tidak mampu mengungkapkan apa yang diinginkan, Si Kecil akan menjelma jadi anak yang pemarah, murung dan tidak bahagia. Selain itu, speech delay pun bisa membuat Si Kecil kurang percaya diri (oleh terapis wicara di RS Harapan Kita, Rita Rahmawati A.md. TW, S.Pd).
Bagaimana Cara Mendeteksi Speech Delay?
Cara paling mudah mendeteksi speech delay adalah, dengan membandingkan kemampuan bicara Si Kecil dengan anak lainnya yang seumuran. Walaupun begitu, Rita menekankan jika speech delay umumnya baru akan terlihat setelah usia 12 bulan.
Misalnya, di usia 12 bulan Si Kecil belum memiliki kata-kata, padahal diusia ini seharusnya dia sudah memiliki 1-20 kata yang bisa dimengerti, dan usia 18 bulan memiliki 20 s/d 100 kata. Jika Si Kecil masih belum memilikinya, ada kemungkinan dia mengalami speech delay.
Selain itu, Moms pun disarankan untuk mengenali fase berbicara Si Kecil. Umumnya, di usia 1-6 bulan dia sudah punya cooing (ocehan). Jika usianya sudah lebih dari 7 bulan tapi belum cooing, ada kemungkinan dia mengalami speech delay. (oleh dr Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya).
Tanda Bahaya Terlambat Bicara
Selain tanda-tanda diatas, masih ada tanda lainnya yang bahkan bisa disebut sudah masuk dalam red flags (tanda bahaya) dan harus segera ditangani, diantaranya adalah :
- Usia 12 bulan Si Kecil tidak babbling (celotehan), tidak menunjuk objek tertentu saat ditunjukan dan tidak mengukuti gerak-gerik Moms.
- Usia 15 bulan Si Kecil tidak melihat atau menunjuk 5 dari 10 objek yang disebutkan (misalnya, mana, siapa, Mama dan Papa) dan tidak mengucapkan minimal 3 kata.
- Usia 18 bulan Si Kecil tidak mengikuti instruksi apapun, dan bahkan tidak mengatakan Mama, Papa, Dada dan kata-kata sederhana lainnya.
- Usia 24 bulan Si Kecil tidak menunjuk gambar, anggota tubuh dan tidak mengucapkan setidaknya 25 kata (meskipun belum jelas).
- Usia 30 bulan Si Kecil tidak merespon siapapun secara verbal, tidak menggeleng atau mengangguk saat ditanya, dan tidak dapat merangkai kata, setidaknya dua kata. Misalnya mimi susu.
- Usia 36 bulan Si Kecil tidak memahami dan mengikuti perintah, tidak menyebutkan keinginannya, tidak mengucapkan setidaknya 200 kata, tidak mengulang kalimat yang disebutkan Moms atau tidak merespons pertanyaan.
Jika tanda-tanda diatas terjadi pada Si Kecil, sebaiknya segera hubungi dokter. Pasalnya, ada kemungkinan gangguan bicara yang dialami Si Kecil disebabkan karena faktor medis, seperti gangguan pendengaran, gangguan otak seperti pada retardasi mental, autisme, gangguan pada organ mulut dan lainnya.
Untuk diagnosis pastinya, dibutuhkan pendekatan multidisiplin oleh dokter spesialis anak, dokter THT (telinga-hidung-tenggorok), psikolog dan psikiater anak (oleh dr. Daniel Surjadinata, Sp.A, dokter anak dari RSUD Marsidi Judono Tanjung Pandan, Belitung).
Bagaimana Cara Mengatasi Masalah Speech Delay?
Untuk mengatasi masalah terlambat bicara, memberikan stimulasi secara konsisten merupakan hal yang wajib dilakukan. Misalnya, dengan mengajak Si Kecil bicara secara perlahan dan diulang-ulang, membacakan cerita dan lainnya.
Tapi jika usianya sudah menginjak 3 tahun dan belum menunjukan tanda-tanda bicara, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Jika dibutuhkan, terkadang bantuan terapis sangat dibutuhkan. (oleh dr Attila Dewanti, SpA(K), dokter anak dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya, Jakarta).
Lebih lanjut lagi, Attila menyarankan agar masalah terlambat bicara ini diatasi dengan segera. Pasalnya, jika Si Kecil tidak mendapatkan terapi hingga menjelang masuk TK, Si Kecil rentan terkena stres, sulit mengendalikan amarah dan tantrum karena kesulitan menyampaikan keinginan atau pendapatnya.
Selain itu, Si Kecil pun kemungkinan besar akan sulit untuk berprestasi di sekolah, dan bukan tidak mungkin dia akan jadi korban bullying.