Artikel ini berisi tentang :
- Migrain Bukan Hanya Penyakit Orang Dewasa
- Gejala Migrain Pada Si Kecil
- Penyebab Migrain Pada Si Kecil
- Bisa Tanda Masalah Kesehatan Berat
- Apa yang harus Moms lakukan?
Migrain atau yang biasa kita kenal dengan istilah sakit kepala sebelah, merupakan salah satu kondisi yang sangat menyiksa. Umumnya, migrain diderita oleh mereka yang sudah dewasa. Tapi hati-hati Moms, ternyata migrain pun bisa terjadi pada Si Kecil lho!
Migrain Bukan Hanya Penyakit Orang Dewasa
Migrain merupakan pola sakit kepala akut dan terjadi secara berulang. Umumnya, masalah ini terjadi pada orang dewasa, anak remaja atau mereka yang sudah masuk masa puber dan lainnya.
Meskipun begitu, menurut American Migraine Foundation (AMF), ternyata migrain bisa diidap oleh anak-anak di bawah umur, termasuk mereka yang masih berada di masa pra-sekolah. Umumnya, masalah ini kerap dialami oleh anak laki-laki.
Menurut data AMF, sekitar 6% anak sudah mengalami migrain saat usia di atas 5 tahun, hingga menjelang masa pra-puber. Sementara untuk anak remaja berusia 15-17 tahun, penderitanya meningkat hingga 25%, dan risikonya terus meningkat seiring dengan bertambahnya usianya.
Gejala Migrain Pada Si Kecil
Gejala migrain pada Si Kecil sedikit berbeda jika dibandingkan dengan gejala migrain pada orang dewasa. Berikut penjelasan selengkapnya.
- Si Kecil merasakan nyeri kepala pada seluruh kepala tidak hanya satu sisi, namun rasa sakit terasa lebih terpusat di salah satu sisi.
- Rasa nyeri pada kepala sakitnya berdenyut dengan durasi serangan lebih pendek-pendek, kadang berlangsung kurang dari 1 jam.
- Rasa sakit kepala kemungkinan akan bertambah buruk kalau Si Kecil melakukan aktivitas ringan sekalipun.
- Sakit kepala ini mungkin segera akan hilang, namun Si Kecil mungkin merasa tidak enak badan atau sakit dan rasa sakit ini mungkin akan terasa lebih buruk daripada sakit kepalanya. Tidak jarang, keluhan tidak enak badan ini adalah pertanda akhir dari serangan migrain anak dan bisa membawa kesembuhan (kelegaan).
Penyebab Migrain Pada Si Kecil
Ada banyak faktor yang menyebabkan Si Kecil mengalami migrain, dari mulai stres, jam tidur yang tidak teratur, terlalu lama atau terlalu sedikit tidur, dan lainnya. (oleh Dr Andrew D Hershey, Kepala Direktur Neurologi dan Pusat Sakit Kepala di Rumah Sakit Anak Cincinnati Medical Center)
Terkait migrain yang disebabkan oleh efek radiasi dari gadget, Dr Andrewe meragukan hal ini. Menurutnya, belum ada penelitian yang berhasil membuktikan hal ini. Meskipun begitu, Dr Andrew berpendapat jika gadget dan migrain terkait dengan pola tidur Si Kecil.
Seperti kita ketahui, beberapa penelitian berhasil membuktikan jika gadget akan membuat Si Kecil susah tidur, bahkan saat gadget tersebut tidak digunakan. Dampak dari masalah ini cukup banyak, dari mulai masalah mood dan tumbuh kembang, hingga menyebabkan migrain.
Bisa Tanda Masalah Kesehatan Berat
AMF menyarankan agar Moms membuat jurnal khusus terkait migrain yang dialami Si Kecil. Misalnya, Moms bisa membuat data terkait seberapa parah migrain yang dialaminya, berapa lamanya, dan apa yang dilakukan Si Kecil sebelum migrain menyerangnya.
Jurnal kesehatan pribadi ini penting untuk dimiliki. Hal ini karena migrain tidak hanya masalah sakit kepala biasa, tapi juga berkaitan dengan beberapa penyakit berbahaya, seperti kanker atau tumor otak, terutama jika ditemukan Si Kecil migrain (hingga membungkuk) di pagi hari, dan lambat merespons.
Selain itu, dilansir dalam webmd.com, migrain pun bisa pertanda adanya penyakit meningitis, encephalitis, dan pendarahan di otak. Jika Si Kecil migrain setelah kepalanya mengalami benturan yang cukup keras (terutama kepala bagian belakang), Moms harus waspada dengan risiko gegar otak.
Apa yang harus Moms lakukan?
Jika migrain terus terjadi secara berulang, atau durasinya cukup panjang, sebaiknya segera hubungi dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. (oleh dr. David Dodick, profesor kesehatan di Mayo Clinic College of Medicine di Scottsdale, Amerika)
Biasanya dokter akan memberikan obat khusus untuk menghentikan rasa sakit dan mencegah migrain semakin buruk. Selain itu, dokter pun umumnya akan memberikan beberapa trik yang berfungsi sebagai upaya pencegahan dan menurunkan frekuensi migrain.
Jika dokter sudah memberikan resep obat, sebaiknya pastikan Si Kecil mengonsumsinya sesuai dengan anjuran. Misal, jika obat tersebut harus dikonsumsi sampai habis, sebaiknya konsumsi sampai habis, meskipun migrain Si Kecil sudah menghilang.
Jika migrain terus terjadi, meskipun langkah pengobatan sudah dilakukan, sebaiknya Moms segera minta rujukan kepada dokter untuk dilakukan pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging).