Artikel ini berisi tentang:
- Apa Fungsi USG 4D?
- Mampu Deteksi Kelainan Bawaan Sejak Dini
- Kapan USG 4D harus dilakukan?
- Apakah USG 4D punya efek samping?
Moms tentu sudah akrab dengan USG atau ultrasonografi. Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat kondisi Si Kecil dalam kandungan secara menyeluruh, baik dalam hal kesehatan, fisik dan posisi dalam kandungan. Jenis USG sendiri ada banya, dari mulai yang 2D, hingga yang 4D.
Apa Fungsi USG 4D?
Sebenarnya hampir sama Moms, pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat panjang janin, kondisi air ketuban, lebar kepala, umur janin dan hari perkiraan lahir (HPL), informasi medis, hingga memprediksi jenis kelamin Si Kecil saat dilahirkan.
Tapi ada yang istimewa dari pemeriksaan ini. Berbeda dengan USG 2D, USG 4D mampu menggambarkan bagaimana kondisi wajah Si Kecil saat masih dalam kandungan, dan mampu merekaman pergerakannya. Nantinya, hasil rekaman ini akan disimpan dalam bentuk CD.
Meskipun begitu, harus ada edukasi khusus pada masyarakat terkait fungsi USG sebagai monitor evaluasi perkembangan janin. (oleh dr Khanisyah Erza Gumilar, SpOG, dokter kandungan dari Divisi Fetomaternal RSU Dr Soetomo Surabaya)
Mampu Deteksi Kelainan Bawaan Sejak Dini
Kemampuan USG 4D dalam menggambarkan kondisi Si Kecil memang luar biasa. Selain mampu melihat kondisi fisik Si Kecil secara menyeluruh (bahkan bisa melihat wajahnya dengan jelas), dengan pemeriksaan ini, dokter bisa memprediksi cacat pada kromosom ataupun DNA (Deoxyribo Nucleic Acid).
Nantinya, cacat yang disebabkan karena cacat kromosom seperti Down Syndrome, Edward Syndrome, dan lainnya, bisa dideteksi dan langsung dicarikan solusinya. (oleh dr Azen Salim, SpOG-KFM, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan di RS Pondok Indah, Jakarta)
Makanya Moms, saat melakukan pemeriksaan USG 4D, jangan hanya fokus pada informasi jenis kelamin dan prediksi waktu persalinan saja, tapi tanyakan juga informasi lainnya terkait prediksi kesehatan Si Kecil.
Kapan USG 4D Dibutuhkan?
Dilansir dalam situs resmi RS Bunda, pemeriksaan USG 4D disarankan dilakukan jika dokter mencurigai ada gangguan atau kelainan pada janin. Misalnya ada kelainan bentuk dan jumlah jari (baik kaki atau tangan), bibir sumbing, kelainan kromosom, dan lainnya.
Nantinya dokter yang bertugas akan menjelaskan secara detail apa yang terjadi pada Si Kecil, dan apa upaya yang harus dilakukan untuk memperbaiki hal ini.
Karena penjelasan yang diberikan harus sangat detail dan butuh pemberian solusi yang tepat, biasanya dokter yang melakukan USG 4D ini bukan dokter kandungan biasa, melainkan dokter yang sudah terlatih dan sudah memiliki sertifikat khusus USG.
Mengenai waktunya, USG 4D ini sebaiknya dilakukan pada kehamilan usia 11-14 minggu. Menurut dr Khanisyah, USG 4D sudah mampu mengindentifikasi kelainan hingga 85%, dari mulai kelainan kromosom, down syndrome, sampai dengan mendeteksi kelainan jantung bawaan sejak dini.
Sementara saat usia kandungan memasuki 18-22 minggu, USG 4D akan mampu memperlihatkan kelainan pada janin secara struktural (detail amonaly scan), dan saat usia 28-32 minggu, pemeriksaan ini mampu mengetahui adanya kelainan pada pertumbuhan janin, seperti letak plasenta, tali pusat dan lainnya.
Apakah USG 4D punya efek samping?
USG merupakan penggambaran dari gelombang suara. Dengan kata lain, tidak ada efek kimia ataupun biologis terkait dengan pemeriksaan ini. (oleh dr. Ekarini Aryasatiani, SpOG, dokter kandungan dari RS. Medistra, Jakarta Selatan)
Terkait mitos yang menyebabkan USG bisa mengganggu Si Kecil, meningkatkan risiko autis, hingga bisa menyebabkan keguguran, hingga kini belum ada laporan medis yang menunjukan kasus tersebut. Dengan kata lain, USG, termasuk USG 4D, dipastikan aman.
Hanya saja, yang harus Moms pertimbangkan adalah, butuh atau tidak. Pasalnya, pemeriksaan USG 4D ini tergolong cukup mahal, biayanya sekitar 500 ribu - 1.5 jutaan untuk sekali periksa. Konsultasikan dulu ke dokter saat Moms akan melakukan pemeriksaan ini.