Artikel ini berisi tentang :
- Penyebab Si Kecil Punya Emosi Buruk
- Dampak Buruk Pola Asuh Negatif
- Hubungan Pertemanan Redam Emosi Buruk
- Penting Memilih Sekolah Terbaik
Membangun ikatan pertemanan sehat merupakan hal yang harus dilakukan sejak dini. Ada banyak dampak baik yang bisa didapat saat Si Kecil memiliki teman terbaik, salah satunya mampu mengelola emosi dengan baik dan cenderung bebas dari stres.
Penyebab Si Kecil Punya Emosi Buruk
Emosi buruk seperti mudah marah, mengeluarkan kata-kata kasar, bersikap agresif kepada anak lainnya dan lainnya, ternyata disebabkan oleh pola asuh yang Moms terapkan. (oleh Mayang Gita Mardian, MPSi., psikolog anak dari Tiga Generasi)
Dalam keterangannya, Mayang menjelaskan jika apa yang Moms lakukan, akan tertanam pada diri Si Kecil, sehingga dia pun tidak akan ragu melakukan hal yang sama kepada temannya.
Saat dinasehati, terkadang Si Kecil justru akan lebih galak dari Moms. Kata-kata kasar kerap terlontar sebagai bentuk perlawanannya, dan tindakan negatif lainnya. Dalam kondisi seperti ini, Moms jangan terlalu menyalahkan Si Kecil. Coba teliti kembali bagaimana pola asuh yang Moms terapkan.
Selain dari pola asuh, lingkungan pun mengambil peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter Si Kecil. Maka dari itu, sangat penting Moms mempertimbangkan untuk memilih lingkungan yang baik untuk mendukung tumbuh kembang Si Kecil.
Dampak Buruk Pola Asuh Negatif
Penelitian yang dilakukan para ilmuwan di University of California, San Francisco, Amerika, dan diterbitkan dalam jurnal Development and Psychopathy Today, menyebut jika perlakukan buruk Moms pada Si Kecil di rumah, menyebabkan Si Kecil kerap berperilaku buruk di lingkungan permainannya.
Dalam penelitian tersebut, tim peneliti menyebut ada kebiasaan buruk yang biasa dilakukan oleh orangtua di rumah pada anaknya, diantaranya membentak, mencubit, dan bahkan memukul.
Hasilnya, tim peneliti menyebut jika anak yang biasa mendapatkan perlakukan buruk dari orangtuanya, 10 persen lebih mungkin mengalami gangguan oppositional defiant disorder atau ODD, dengan gejala yang meliputi suka melawan, pendendam, tidak patuh, dan perilaku buruk lainnya.
Dalam penelitian yang sama, tim peneliti pun menyebut jika dampak buruk tersebut bisa terbawa hingga dewasa. Beberapa kondisi tersebut diantaranya, berperilaku antisosial, depresi dan gangguan kecemasan, hingga berisiko terlibat dalam penyalahgunaan obat-obatan terlarang, dan aksi kriminal.
Hubungan Pertemanan Redam Emosi Buruk
Meskipun pola asuh negatif yang diberikan Moms dan dampak lingkungan yang buruk bisa membentuk karakter negatif pada Si Kecil, tapi nyatanya kondisi ini bisa diredam oleh pertemanan sehat yang dijalin Si Kecil bersama teman-temannya di sekolah.
Dari penelitian tersebut, sekitar 64 persen anak yang disukai oleh teman sekolahnya, cenderung memiliki gejala ODD yang lebih sedikit ketimbang anak yang tidak disukai oleh temannya. (oleh Danielle Rubinov, asisten profesor di University of California, Amerika)
Dilansir dalam Indian Express, Danielle menjelaskan jika hubungan pertemanan yang sehat efektif untuk melemahkan sifat yang tidak pantas dari perilaku oposisi yang diperolehnya. Kondisi ini termasuk perilaku kasar Si Kecil yang suka berteriak atau melawan dengan orangtuanya.
Hasil penelitian ini merupakan penguat dari hasil penelitian sebelumnya, yang menyebut jika hubungan positif antara Si Kecil, guru dan temannya di sekolah, mampu meredam perilaku agresif, dan menjadikan mereka sebagai pribadi yang penuh dengan kelembutan.
Penting Memilih Sekolah Terbaik
Untuk mendapatkan hubungan pertemanan yang sehat, dan dukungan guru yang positif, pastikan Moms selektif dalam memilih sekolah. Berikut ciri sekolah yang baik untuk menanamkan karakter positif Si Kecil. (oleh Prof Dr H Arief Rachman, MPd., Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO)
- Semua warga sekolah, terutama tim pengajar, memahami dan melaksanakan visi dan misi sekolah dengan maksimal.
- Suasana pembelajaran di sekolah menyenangkan dengan basis permainan, baik saat menanamkan pendidikan karakter, ataupun dalam pendidikan berbasis akademik.
- Memiliki kegiatan yang saling mendukung antara murid dengan murid lainnya, murid dengan guru, dan interaksi antara murid dan orangtua.
- Guru dan tim pelajar harus punya perencanaan pembelajaran, terutama target pencapaian Si Kecil dalam tiap semester.
- Hak dan kewajiban Si kecil dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh pihak sekolah, terutama hak untuk bermain bagi Si Kecil.
Selain itu, pertimbangkan juga sekolah yang menyediakan program kemitraan antara pihak sekolah dan orangtua. Hal ini harus dilakukan agar program pendidikan yang diterapkan di sekolah, bisa diaplikasikan di rumah, dan program pendidikan di rumah bisa sinkron dengan pendidikan di sekolah.