Artikel ini berisi tentang :
- Olahraga Apa Yang Cocok Dilakukan Selama Hamil?
- Bagaimana Dengan Jogging?
- Yang Harus Diperhatikan Saat Jogging
- Pastikan Banyak Minum Air Putih
Olahraga merupakan hal yang wajib Moms lakukan, meskipun sedang hamil. Selain baik untuk menjaga kebugaran, olahraga pun penting dilakukan untuk mencegah stres, menjaga daya tahan tubuh lebih kuat, sekaligus memaksimalkan pertumbuhan janin.
Olahraga Apa Yang Cocok Dilakukan Selama Hamil?
Dalam kondisi normal (tidak sedang hamil), Moms sebenarnya bisa bebas memilih olahraga sesuai dengan keinginan dan kemampuan. Tapi selama hamil, olahraga harus benar-benar dipilih agar tidak berakibat buruk bagi kehamilan.
Modifikasi gerakan olahraga harus dibuat untuk menghindari cedera selama latiha. Pasalnya, selama hamil tubuh akan mengalami peningkatan progesteron yang memengaruhi pelunakan sendi dan ligamen (oleh Dr. Jessica Shepard, direktur ginekologi di University of Illinois di Chicago).
Inilah alasan kenapa The Department of Health and Human Services, menyarankan agar Moms melakukan olahraga aerobik khusus Ibu hamil, paling tidak selama 150 menit per Minggu.
Selain itu, Moms pun disarankan untuk berlatih Yoga untuk menjaga keseimbangan tubuh, menjaga kelenturan sekaligus meningkatkan suasana hati. Olahraga lainnya, Moms bisa berjalan kaki setidaknya 30 menit per hari, bersepeda statis, atau pilates khusus bagi Ibu hamil.
Bagaimana Dengan Jogging?
ACOG (American College of Obstetrics and Gynecology), memasukan jogging sebagai olahraga yang aman bagi ibu hamil. Tapi ingat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat Moms memilih olahraga ini, yakni :
- Pastikan Moms sudah berkonsultasi dengan dokter tentang olahraga ini.
- Jika dokter mengijinkan, Moms disarankan untuk mengurangi kecepatan saat jogging.
- Jangan lupa gunakan sepatu yang nyaman dan pas di kaki, serta mengenakan pakaian yang tidak terlalu ketat tapi mampu menyerap keringat dengan maksimal.
- Pastikan jogging trek yang Moms pilih tidak berlobang dan tidak berbelok-belok.
- Jika sudah merasa lemas, sebaiknya jangan memaksakan diri. Moms bisa mengurangi kecepatan, atau hanya berjalan kaki untuk memulihkan stamina.
Moms disarankan untuk menggunakan aplikasi Heart Rate, seperti iCardio GPS Heart Rate Training, Heart Rate Monitor, atau iRunner Heart Rate Training, untuk memonitor detak jantung (oleh Dr. Christine Graf, dokter olahraga asal Jerman).
Saat melihat peningkatan denyut jantung yang terlalu tinggi, Dr. Christine menyarankan Moms untuk segera berhenti dan beristirahat.
Yang Harus Diperhatikan Saat Jogging
Jika pasien dengan kehamilan sehat dan bebas dari kontraindikasi untuk olahraga, bisa melalukan olahraga yang memacu detak jantung, seperti jogging dan lainnya (oleh Dr. Connie Faro, OBGYN dan Kepala Staf di Rumah Sakit Wanita di Texas).
Tapi sebelum itu, Moms harus memperhatikan beberapa hal berikut ini selama jogging.
- Lakukan pemanasan selama 5-10 menit sebelum jogging.
- Bahu harus tetap tegak, dan gerakkan tangan secara alami.
- Tegakkan kepala, dan arahkan pandangan ke depan.
- Ayunkan lengan secara alami dan bebas, ke arah depan dan belakang.
- Pastikan postur dan sumbu tubuh selalu tegak dengan beban perut cenderung ke depan. Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan tubuh selama berlari.
- Jika usia kehamilan sudah mencapai trimester kedua, Moms disarankan untuk menggunakan penyangga perut untuk menghindari guncangan.
- Gunakan armband untuk menyimpan gadget dengan aplikasi pedometer.
- Sebelum berhenti, pastikan Moms melakukan dulu cooling down atau pendinginan, setidaknya selama 5-10 menit.
Pastikan Banyak Minum Air Putih
Jangan lupa untuk konsumsi air putih dalam jumlah yang cukup. Selain untuk membantu mengembalikan energi dan menurunkan suhu tubuh setelah berolahraga, konsumsi air putih bertujuan untuk menjauhkan Moms dari risiko dehidrasi, sekaligus memaksimalkan perkembangan kehamilan.
Setidaknya Moms membutuhkan asupan air putih sebanyak 2 liter (dalam kondisi normal) (oleh Prof. Dr. dr. Parlindungan Siregar, SpPD-KGH, Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia).