Artikel ini berisi tentang :
- Kenali Dulu Demamnya, Baru Action!
- Demam Si Kecil Yang Harus Diwaspadai
- Kompres Air Dingin atau Panas?
- Bawang Merah dan Telon Bisa Jadi Solusi?
Saat musim hujan, banyak orangtua yang mulai resah terkait dengan kesehatan anaknya. Pasalnya, di musim seperti ini, sistem kekebalan tubuh akan mudah ambruk, yang ditandai dengan munculnya gejala demam.
Dalam kondisi seperti ini, banyak orangtua yang langsung memberikan obat penurun panas saat pertama kali Si Kecil demam. Alasannya, lebih cepat ditangani, demam akan lebih mudah diatasi, sekaligus menurunkan risiko datangnya penyakit lainnya.
Kenali Dulu Demamnya, Baru Action!
Sebaiknya orangtua menahan diri dan tidak langsung panik saat demam menyerang (oleh dokter anak dr Wiyarni Pambudhi SpA). Menurut dr Wiyarni, demam bukanlah penyakit, tapi alarm yang berfungsi untuk menunjukkan adanya sesuatu pada tubuh.
Lebih lanjut lagi, dr Wiyarni menyebut jika demam bisa dipicu oleh banyak faktor, seperti infeksi virus atau bakteri, Si Kecil yang mengalami kelelahan karena aktivitas yang berlebih, kurang mendapat asupan cairan, terlalu banyak stimulasi, dan pasca imunisasi.
Hal senada disampaikan dr. Marissa Tania S. Pudjiadi, Sp.A, dari RS Premier Jatinegara, Jakarta, yang menyebut jika Mom harus mengenali dulu gejala demam yang dialami Si Kecil. Pasalnya, demam sendiri terdiri dari 3 jenis, yakni
- Demam biasa atau common cold, yang bisa sembuh sendiri dalam waktu 1-2 hari
- Demam karena radang tenggorokan, yang ditandai dengan gejala batuk, tenggorokan yang terasa gatal dan lainnya.
- Demam karena influenza, yang ditandai dengan hidung meler, kepala pusing dan hidung tersumbat.
Semua jenis demam diatas merupakan hal yang biasa dan tidak perlu dikhawatirkan, selama suhu tubuhnya masih sekitar 36,5 s/d 37,5 derajat celcius. Tunggu saja hingga 3 hari. Jika panasnya belum turun, segera hubungi dokter untuk solusi lebih lanjut.
Demam Si Kecil Yang Harus Diwaspadai
Dr. Ari Brown, dokter spesialis anak asal Austin, Texas, sekaligus juru bicara American Academy of Pediatrics, ada beberapa kondisi demam yang harus Mom waspadai, bahkan harus segera dibawa ke dokter saat Si Kecil mengalaminya. Diantaranya adalah :
- Suhu tubuh mencapai 38 derajat celcius saat dilakukan pengukuran dengan menggunakan temometer rectal atau termometer yang dimasukkan ke anus.
- Demam tinggi menimpa Si Kecil yang masih berusia kurang dari 6 minggu. Hal ini merupakan indikasi Si Kecil mengalami infeksi bakteri yang cukup serius.
- Demam sudah berlangsung lebih dari 3 hari, tanpa adanya tanpa penurunan, dan bahkan kondisinya cenderung memburuk.
- Demam tinggi diikuti dengan kondisi Si Kecil yang terlihat lemas dan tidak responsif, rewel, menangis tanpa air mata, dan menolak melakukan kontak mata.
- Demam tinggi diikuti dengan gejala meningitis, seperti sakit kepala, bercak-bercak kemerahan di kulit yang tidak biasa, silau saat melihat cahaya, leher kaku atau sakit dan linglung.
JIka demam Si Kecil sudah mencapai angka lebih dari 37.5 s/d 38.5 derajat celcius, pemberian obat penurun panas bisa sangat dibutuhkan (oleh dr M. Tatang Puspanjono, SpA, M.Klinik Ped, dokter spesialis anak RS Pondok Indah (RSPI)).
Sementara jika Si Kecil mengalami kejang, tidak mau makan atau mengonsumsi ASI, sesak napas, dan suhu tubuhnya lebih dari 38,5 derajar celcius, demam muncul kembali setelah sempat mereda dalam waktu 24 jam, atau demam Si Kecil bertahan lebih dari 72 jam, tanpa ada penurunan dan cenderung memburuk, Mom bisa segera membawanya ke dokter untuk solusi lebih lanjut.
Kompres Air Dingin atau Panas?
Sebelum memberikan obat, biasanya Mom akan memberikan kompres untuk menurunkan panas, sekaligus membuat Si Kecil nyaman. Tapi yang jadi masalah, kompres yang diberikan harus menggunakan air panas atau air dingin?
Saat Si Kecil panas sebaiknya dikompres dengan menggunakan air hangat. Pasalnya, air hangat bisa membuka pori-pori, dan membuat suhu panas dalam tubuh Si Kecil keluar melalui pori-pori tersebut (oleh Dokter Spesialis Anak dari RSU Bunda Margonda, dr. Mulya Rahma Karyanti, SpA).
Selain itu, kompres pun bisa dilakukan selama sekitar 15 menit. Tapi ingat, kompres sebaiknya tidak diletakkan pada kening maupun kepala, tapi sebaiknya diletakkan di daerah lipatan, misalnya ketiak atau daerah paha Si Kecil.
Hal yang sama pun berlaku saat Mom mengompres Si Kecil dengan menggunakan bahan-bahan tradisional, seperti cairan kangkung, daun katuk, bawang merah dan lainnya. Selain itu, sangat disarankan untuk memberikan Si Kecil banyak air putih atau ASI untuk mencegah Si Kecil dehidrasi.
Bawang Merah dan Telon Bisa Jadi Solusi?
Selain dengan kompres, Mom bisa mencoba untuk menurunkan demam dengan cara memberikan pijatan menggunakan parutan bawang merah yang dicampurkan dengan minyak telon. Pijat lembut area punggung, perut dan dada dengan gerakan melingkar.
Bawang merah punya kemampuan untuk melebarkan pembuluh darah, sehingga ampuh membantu menurunkan suhu tubuh Si Kecil (oleh dr Meta Hanindita, SpA). Tapi ingat, bawang merah bisa membuat kulit iritasi, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif.
Bawang merah dan minyak telon merupakan cara tradisional yang dikenal lama sebagai solusi demam Si Kecil, sekaligus mampu mengobati kembung (oleh dr Melisa Anggraeni, MBiomed, SPA).
Namun dr Melisa mengingatkan jika ramuan ini bukan penyembuh, tapi hanya untuk menghangatkan saja, sehingga bisa membuat Si Kecil nyaman beristirahat. Secara tidak langsung, hal ini akan membantu memaksimalkan proses menyembuhkan.