Artikel ini berisi tentang:
- IQ Tinggi kok Tidak Pintar Matematika?
- IQ Tinggi Tidak Menjamin Prestasi
- Apa yang Harus Orangtua Lakukan?
- Tidur Siang Untuk Tingkatkan Daya Ingat
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap paling sulit. Makanya, saat Si Kecil memiliki nilai matematika di atas rata-rata, beberapa orang akan menganggapnya memiliki IQ yang tinggi. Benarkah itu?
IQ Tinggi kok Tidak Pintar Matematika?
Klaim tentang anak pintar pasti jago matematika, atau sebaliknya, ternyata hanya isapan jempol saja Moms. Buktinya, penelitian yang dilakukan terhadap 3.500 siswa, berhasil membuktikan jika IQ tidak terkait dengan kemampuan seseorang dalam mengerjakan persoalan matematika.
Dalam penelitian ini, Tim peneliti menyebut jika matematika tidak terkait dengan IQ, melainkan usaha seseorang untuk menyelesaikan masalah tersebut. (oleh Kou Murayama, psikolog sekaligus ketua penelitian dari University of California, Amerika)
Dilansir dalam LiveScience, orang yang memiliki tekad dan usaha yang lebih tinggi, akan memiliki nilai matematika yang lebih baik. Hal ini pun berlaku bagi mata pelajaran lainnya, sehingga karena usahanya tersebut, Si Kecil mendapatkan nilai yang lebih baik.
Alhasil, kondisi ini akan membuat anak yang pintar matematika cenderung lebih unggul, hingga anggapan anak pintar matematika pasti punya IQ tinggi pun terbentuk.
IQ Tinggi Tidak Menjamin Prestasi
Lebih lanjut lagi, Murayama menjelaskan jika penggunaan IQ sebagai alat tolak ukur kepintaran seseorang, sebenarnya terbilang salah kaprah. Faktanya, banyak orang yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata, padahal dia hanya mampu mencetak skor IQ biasa-biasa saja.
Dalam hal ini, penelitian yang terbitkan dalam jurnal Child Development, menyebut jika sistem pengajaran yang tepat dan motivasi yang tinggi, merupakan kunci seseorang untuk mendapatkan prestasi yang terbaik.
Mereka yang memiliki motivasi tinggi dan mendapatkan metode pendidikan yang tepat, akan mampu menyaingi atau bahkan melampaui prestasi mereka yang memiliki IQ tinggi, tapi tidak memiliki motivasi dan tidak mendapat metode pengajaran yang tepat.
Dalam penelitian ini, disebutkan juga beberapa strategi yang tepat untuk mempersiapkan prestasi terbaik bagi Si Kecil, diantaranya :
- Penyajian informasi atau materi yang jelas.
- Metode penyampaian yang menyenangkan dan mudah diserap.
- Penerapan latihan yang rutin, terutama tes harian.
- Pemberian pekerjaan rumah (PR) yang tidak terlalu banyak, tapi sering.
So, jangan dulu bangga saat Si Kecil berhasil mencetak skor yang tinggi. Pasalnya, anak yang memiliki IQ tinggi pun masih tetap bisa kalah jika tidak mendapatkan pendidikan yang tepat dan tidak memiliki motivasi untuk memaksimalkan potensi yang dimilikinya.
Apa yang Harus Orangtua Lakukan?
Seperti dijelaskan diatas, kewajiban Moms adalah memaksimalkan setiap potensi yang dimiliki Si Kecil dengan memberikan pendidikan yang terbaik. Selain itu, berikut merupakan beberapa trik untuk mencetak generasi cerdas. (oleh Dr.Jean Ashton, Pakar Pendidikan Anak dari Universitas Sydey, Asutralia)
- Berikan stimulasi sejak dini dengan mengajak Si Kecil bicara, bernyanyi, menari, dan aktivitas yang menyenangkan lainnya.
- Berikan makanan yang mampu membantu perkembangan otaknya sejak dini, terutama ikan, daging, sayuran, telur, buah-buahan dan lainnya.
- Bebaskan Si Kecil saat bermain, meskipun mereka bermain hujan-hujanan, bermain lumpur, dan lainnya. Intinya, biarkan mereka menikmati masa kecilnya.
- Penuhi kebutuhan tidur Si Kecil, setidaknya 10-12 jam per hari.
Selain itu, jangan lupa untuk membiasakan membaca sejak dini. Pasalnya, membaca efektif menumbuhkan kecintaan Si Kecil pada buku, mampu meningkatkan kemampuan kosakata, membantu memaksimalkan kecerdasan. (oleh Dr.Rosemarie Truglio, ahli pendidikan dari Amerika)
Tidur Siang Untuk Tingkatkan Daya Ingat
Menurut penelitian yang dilakukan University of Arizona, Amerika, tidur siang selama 1-2 jam per hari, efektif meningkatkan daya ingat, meningkatkan mood dan membuat Si Kecil lebih bahagia. Selain itu, anak yang rutin tidur siang cenderung lebih cerdas ketimbang mereka yang tidak melakukannya.
Penelitian ini sendiri dilakukan pada sejumlah anak berusia 3 tahun. Pada kelompok pertama, mereka diminta untuk tidur siang setelah mempelajari kata-kata baru, sementara kelompok kedua dibiarkan bermain dan melakukan aktivitas yang disukainya.
Setelah 24 jam, mereka pun kembali diteliti terkait daya ingat. Alhasil, anak-anak yang tidur siang memiliki daya ingat yang lebih baik ketimbang mereka yang hanya bermain (tidak tidur siang).
Hasil penelitian ini makin memperkuat beberapa temuan lainnya tentang pentingnya tidur bagi Si Kecil, dimana waktu tidur yang cukup, nutrisi yang baik dan pola asuh yang tepat, berpengaruh besar pada tingkat kecerdasan seseorang. (oleh Salome Kurth, peneliti dari University Hospital of Zurich, Swiss)