Artikel ini berisi tentang :
- Memang apa sih pubertas dini itu?
- Bagaimana tanda-tanda Si Kecil alami pubertas dini?
- Apa penyebab pubertas dini?
- Tumor otak dan kelainan sejak lahir bisa jadi pemicu
- Apakah yang harus dilakukan orangtua?
Mom pernah melihat anak SD yang sudah mulai berpacaran, dandan layaknya anak perempuan dewasa, dan bentuk tubuh sudah terlihat berisi? Atau bagi anak laki-laki, suaranya sudah nge-bass dan tumbuh kumis atau sudah memiliki bulu ketiak?
Nah, inilah yang beberapa tanda mereka mengalami pubertas dini, dimana di usianya yang masih sangat kecil, tanda-tanda kedewasaan justru mulai muncul.
Memang Apa Sih Pubertas Dini Itu?
Pubertas sendiri merupakan masa di mana Si Kecil akan mengalami perubahan besar secara fisik, psikis dan fungsi organ seksual. Untuk normalnya, masa pubertas pada laki-laki biasanya dimulai saat usia 9-12 tahun. Sementara untuk anak perempuan berkisar antara 8-9 tahun.
Proses dari pubertas sendiri terjadi saat hipotalamus melepaskan hormon GnRH yang akan memberikan sinyal pada kelenjar pituitari untuk melepaskan follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) sebagai tanda dimulainya perkembangan seksual.
Nantinya, hormon-hormon ini akan memulai proses yang mengubah Si Kecil jadi anak remaja, dengan ciri khas utama, matang secara seksual, terjadi perubahan fisik, emosional dan lainnya.
Jika kondisi ini terjadi saat sinyal-sinyal puber tersebut datang lebih awal yaitu kurang dari usia 8 tahun untuk perempuan dan kurang dari 9 tahun untuk laki-laki (oleh Prof. DR. dr. Biran Affandi, SpOG(K), FAMM Ketua Asia Pacific Council on Contraception (APCOC).
Bagaimana Tanda-Tanda Si Kecil Alami Pubertas Dini?
Sebenarnya tanda-tanda dini sama dengan tanda-tanda pubertas pada umumnya. Satu-satunya yang berbeda adalah, tanda-tanda ini datang lebih awal. Dilansir dalam MayoClinic, berikut merupakan beberapa tanda Si Kecil mengalami pubertas dini.
Tanda pada anak perempuan
- Pertumbuhan payudara
- Lingkar pinggang mulai terbentuk
- Menstruasi pertama
- Rambut kemaluan atau ketiak mulai tumbuh
- Muncul jerawat
- Bau badan seperti orang dewasa
Tanda pada anak laki-laki
- Testis dan penis membesar
- Kumis, jambang dan jenggot mulai tumbuh
- Suara jadi lebih nge-bass
- Rambut kemaluan atau ketiak mulai tumbuh
- Muncul jerawat
- Bau badan seperti orang dewasa
Jika usia Si Kecil masih sangat dini dan tanda-tanda diatas sudah muncul, sebaiknya segera buat janji dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Apa Penyebab Pubertas Dini?
Pubertas dini dipicu oleh dua hal, yakni asupan makanan dan rangsangan audio visual (oleh Prof. DR. dr. Biran Affandi, SpOG(K), FAMM Ketua Asia Pacific Council on Contraception (APCOC))
Untuk asupan gizi sendiri, dr Biran menjelaskan jika belakangan ini banyak orangtua yang mulai aktif memnuhi kebutuhan gizi Si Kecil. Nah, tercukupinya kebutuhan gizi inilah yang membuat pertumbuhan hormon-hormon berjalan lebih cepat hingga akhirnya memicu pubertas dini.
Walaupun begitu, faktor asupan gizi ini bukan faktor satu-satunya dan bukan yang terbesar. Faktor asupan gizi ini hanya sebatas memaksimalkan proses saja.
Sementara untuk faktor rangsangan audio visual, dr Biran menjelaskan jika ini merupakan faktor yang paling besar memicu timbulnya pubertas dini. Hal ini berkaitan langsung dengan mudahnya Si Kecil mengakses konten-konten dewasa, baik lewat audio seperti lagu atau visual seperti gambar dan film.
Tumor Otak dan Kelainan Sejak Lahir Bisa Jadi Pemicu
Walaupun tergolong jarang terjadi, pubertas dini bisa jadi dipicu karena adanya tumor otak atau kecacatan sejak lahir, dan penyebab lainnya yang masih belum diketahui (oleh Dr Biro, profesor pediatri di Rumah Sakit Anak Cincinnati Medical Center).
Berikut merupakan penyebab pubertas dini yang berkaitan dengan masalah kesehatan.
- Tumor otak atau sumsum tulang belakang (sistem saraf pusat).
- Radiasi yang terjadi pada otak atau sumsum tulang belakang (secara terus menerus).
- Pengalaman atau riwayat cedera otak dan sumsum tulang belakang.
- Cacat otak bawaan, seperti hydrocephalus dan tumor yang bersifat kanker atau hamartoma.
- Sindrom McCune-Albright, yang merupakan jenis penyakit genetik yang berpengaruh pada tulang dan warna kulit, hingga dapat menyebabkan masalah hormonal pemicu pubertas dini.
- Hiperplasia adrenal kongenital, yang merupakan gangguan genetik yang menyebabkan produksi hormon oleh kelenjar adrenal tidak normal.
- Hypothyroidism atau kelenjar tiroid yang tidak menghasilkan cukup hormon.
Apakah Yang Harus Dilakukan Orangtua?
Hal pertama yang harus Moms lakukan adalah, jangan panik dan yakinkan pada Si Kecil kalau orang lain pun akan mengalami hal yang sama (walaupun sebenarnya pubertas dini tergolong abnormal).
Setelah itu, ajak Si Kecil untuk berkonsultasi dengan dokter, sekaligus memeriksa kondisi kesehatannya secara menyeluruh (termasuk tes laboratorium). Hal ini penting dilakukan untuk memastikan jika pubertas dini yang dialami Si Kecil, bukan disebabkan karena faktor penyakit.
Agar Moms segera memberikan pengetahuan dasar tentang pendidikan seks, kehidupan remaja dan tanggung jawabnya sebagai anak remaja baru (oleh Dra Ratih Andjayani Ibrahim MM.Psi, prikolog anak dan remaja dari Personal Growth).
Dimasa seperti ini, Si Kecil pun harus lebih sering diajak ngobrol, tunjukan dukungan Dads dan Moms, dan berikan pengawasan yang proporsional.