Artikel ini berisi tentang:
- Dampak pengambilan keputusan dalam kehidupan si Kecil
- Mengapa si Kecil kesulitan dalam mengambil keputusan?
- Manfaat si Kecil melatih dirinya dalam membuat pilihan
- Metode tepat untuk membiasakan si Kecil mengambil keputusan
Sebagai orang tua, Dads pastinya menginginkan yang terbaik buat si Kecil. Bahkan sebelum si Kecil lahir ke dunia, Dads bersama Moms sudah menyiapkan segala kebutuhan yang akan menunjang tumbuh kembangnya kelak. Hal-hal yang diperlukan si Kecil dibelikan tanpa perlu menanyakan opininya dahulu. Namun, tahukah Dads bila kebiasaan tersebut mempengaruhi kemampuan si Kecil dalam mengambil sebuah keputusan?
Dampak pengambilan keputusan dalam kehidupan si Kecil
Menentukan pilihan memang bukan perkara mudah. Jangankan untuk si Kecil, Dads yang sudah dewasa pun tak jarang menemukan kesukaran saat melakukannya. Sayangnya, tidak membiasakan si Kecil saat memutuskan sesuatu justru membawa dampak lebih buruk. Contoh kasusnya dapat Dads rasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya saat Dads mengajak si Kecil jalan-jalan ke toko mainan. Si Kecil yang kurang terbiasa dalam menentukan pilihan akan merenung lama di depan rak mainan; tidak tahu mana yang ingin dia bawa ke rumah. Sementara Dads yang mulanya sabar menunggu pun gemas karena si Kecil tak kunjung memilih mainan yang diinginkan. Ini baru kasus kecil.
Apa Dads dapat bayangkan apa yang terjadi pada si Kecil saat dewasa kelak kalau kebiasaan ini tidak diatasi?
Mengapa si Kecil kesulitan dalam mengambil keputusan?
Normal bila si Kecil yang masih berusia 5-6 tahun belum bisa memutuskan sesuatu. Baik dalam memilih makanan, mainan, maupun rasa es krim (oleh Tamara Chansky, Ph.D—psikolog anak dan penulis buku Freeing Your Child From Anxiety).
Penyebabnya simpel, yakni kurangnya pengalaman si Kecil dalam mempertimbangkan sesuatu. Kemudian, Dads dan Moms yang sudah lama memutuskan ini-itu untuk si Kecil pun menyulitkannya menciptakan pilihan.
Manfaat si Kecil melatih dirinya dalam membuat pilihan
Maka, sudah sewajibnya Dads maupun Moms mengajarkan si Kecil menentukan pilihan. Ada banyak manfaat yang akan diperoleh, antara lain si Kecil jadi mandiri, percaya diri, dan bertanggung jawab. Jadi saat si Kecil masuk ke lingkungan lebih luas, dia tidak terkejut bertemu situasi yang mengharuskannya mengambil keputusan.
Dalam posisi-posisi penting seperti ketua organisasi maupun direktur perusahaan, pengambilan keputusan sangat dibutuhkan untuk menentukan nasib dan masa depan.
Metode tepat untuk membiasakan si Kecil mengambil keputusan
Adapun metode-metode yang dapat Dads ajarkan kepada si Kecil, antara lain:
- Jelaskan apa itu pro dan kontra. Penjelasan pro-kontra merupakan langkah awal yang dapat Dads ambil untuk mengajarkan si Kecil dalam pengambilan keputusan (oleh Peter L. Stavinoha, Ph.D—psikolog anak dari Children’s Medical Center Dallas). Misalnya, cari tahu apa yang akan si Kecil lakukan saat Moms ulang tahun. Diskusikan kado yang bagus untuk Moms, lalu biarkan si Kecil membuat pilihan sampai ada kesimpulan;
- Membatasi jumlah opsi. Sebuah studi membuktikan kalau si Kecil diberikan terlalu banyak pilihan, dia malah terbebani karena tidak menolak banyak hal. Jadi akan lebih baik kalau Dads membatasi opsi yang akan diserahkan kepada si Kecil (oleh Tamara Chansky, Ph.D mengatakan). Selain mengurangi beban pikiran, hal tersebut membuat si Kecil tidak membuang banyak waktu karena dia tinggal menentukan pilihan yang benar-benar dia butuhkan;
- Buat kategori dalam setiap keputusan. Tidak menutup kemungkinan si Kecil mengira membuat keputusan sebagai sesuatu yang besar. Untuk membantunya, buatlah kategori dalam setiap opsi yang akan diambil. Misalnya, katakan bahwa jajan camilan merupakan keputusan skala kecil, lalu beli buku pelajaran adalah prioritas si Kecil sebagai siswa sekolah. Dengan begitu, si Kecil tidak akan kesulitan lagi saat mengambil pilihan;
- Biarkan si Kecil mengambil risiko. Dads pasti tahu setiap keputusan mengundang risiko—sekecil apa pun itu. Konsep ini pun harus Dads kenalkan kepada si Kecil sedini mungkin supaya dia merasa bertanggung jawab atas opsi yang dipilihnya. Menjauhkan si Kecil dari kenyataan keputusan berisiko malah akan membuatnya manja dan enggan menyelesaikan masalah yang ditimbulkan dari pengambilan keputusan.
Dads bisa menerapkan tips di atas lewat kegiatan sehari-hari di rumah, sehingga si Kecil akan cepat dan mudah terbiasa dalam mengambil sebuah keputusan.