Artikel ini berisi tentang :
- Fahami Alasan Si Kecil Susah Bersabar
- Jangan Beri Si Kecil Harapan Palsu
- Libatkan Dalam Aktivitas Penguji Kesabaran
- Hadapi Si Kecil Dengan Penuh Kesabaran
Moms pasti sering melihat anak yang tidak sabaran. Jika ada keinginan, sangat sulit untuk menerima kata nanti atau kata sejenis yang menunjukkan penundaan. Kondisi ini merupakan pertanda anak tersebut tidak mampu bersabar dan mengelola keinginannya.
Nah, agar Si Kecil bisa menjadi anak yang sabar dan mampu mengelola keinginannya dengan baik, Moms bisa melakukan beberapa trik berikut ini.
Fahami Alasan Si Kecil Susah Bersabar
Si Kecil yang tidak sabaran, dan seluruh keinginannya harus dipenuhi, merupakan hal yang wajar. Bukan karena sikapnya yang buruk, kondisi ini disebabkan karena mereka belum bisa memahami dengan kondisi orang lain. (oleh Jean Piaget, penulis buku The Child's Conception of The World)
Dilansir dari situs familymattersswitzerland.ch, Si Kecil yang tantrum (tidak sabaran) adalah hal yang normal. Otak bayi masih dalam tahap perkembangan dan belum dewasa. Karena itulah mereka masih belum bisa mengontrol yang mereka rasakan.
Si Kecil yang menunjukkan sikap egosentrisme ini merupakan kelanjutan dari sikap “semuanya milik aku”, yang umumnya sudah diperlihatkan sejak usia 1-2 tahun.
Tahapannya, setelah usia 2 tahun dan sudah mengenal konsep kepemilikan, bukan berarti Si Kecil akan menjelma jadi malaikat yang sempurna. Justru sebaliknya, sikap egosentrisme inilah yang akan muncul sebagai wujud jika dia punya kendali atas dirinya dan keinginannya.
Meskipun ini normal, tentu kondisi ini jangan dibiarkan. Moms wajib mengajarkan Si Kecil bagaimana cara mengutarakan keinginan, dan beri pemahaman terkait konsep kebutuhan dan keinginan.
Misal saat Si Kecil ingin mobil-mobilan baru, Moms bisa menjelaskan, Nak, di rumah mobil-mobilan kan sudah banyak. Mobil-mobilan yang kamu inginkan sama kok dengan ada yang di rumah, jadi pilih mainan ini saja ya yang lebih bagus (sambil menawarkan mainan edukatif).
Jangan Beri Si Kecil Harapan Palsu
Banyak orangtua yang mengatakan nanti dengan harapan Si Kecil mau diam dan akhirnya lupa dengan keinginannya. Padahal faktanya tidak demikian, mereka akan terus mengingat kata nanti ini, dan mungkin akan menagihnya di kemudian hari.
Dampak lainnya, memberi harapan palsu kepada Si Kecil akan membuat dia kehilangan kepercayaan kepada Moms. Alhasil, dia pun tidak akan pernah mau mendengar kata nanti lagi, dan menjelma jadi anak yang tidak sabaran. Seluruh keinginannya harus langsung dipenuhi!
Menurut penelitian yang dilakukan Massachusetts Institute of Technology (MIT), orangtua yang sering ingkar janji kepada anaknya, berarti dia sedang mengajari anaknya untuk berbohong. Makanya, jangan salahkan Si Kecil jika suatu hari dia jadi pintar berbohong.
Maka dari itu, jika memang keinginan Si Kecil tidak dapat dipenuhi, jangan biasakan untuk berjanji. Jelaskan kepadanya kondisi yang membuat Moms tidak mampu memenuhi keinginan Si Kecil. Misalnya, Nak, saat ini mama nggak bisa memenuhi keinginan kamu karena uangnya tidak ada. Maaf ya!
Libatkan Dalam Aktivitas Penguji Kesabaran
Pada dasarnya anak-anak memang sulit untuk bersabar. Pasalnya, mereka butuh untuk memastikan apa yang diinginkannya terpenuhi sebagai cara untuk bertahan. (oleh Michael Osit, EdD, peneliti dan penulis Generation Text: Raising Well-Adjusted Kids in the Age of Instant Everything)
Meskipun begitu, Moms bisa melatih mereka untuk senantiasa bersabar dengan sering melibatkan mereka dalam aktivitas yang melibatkan uji kesabaran. Misalnya, ajak mereka untuk mengantri di kasir saat ikut berbelanja, bermain puzzle, dan aktivitas lainnya.
Ajak juga mereka untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan proses. Misalnya, ajak dia untuk membuat es krim bersama, kemudian biarkan dia menunggu hingga es krim tersebut membeku. Dengan demikian, Si Kecil akan dilatih untuk bersabar, dan paham jika segala hal yang dia inginkan butuh proses yang panjang.
Hadapi Si Kecil Dengan Penuh Kesabaran
Moms tidak bisa mengajarkan Si Kecil sabar jika saat menghadapi Si Kecil saja Moms tidak bisa sabar. Bagaimanapun juga, mereka akan melihat dan mempelajari apa yang mereka lihat dari orangtuanya, kemudian mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
- 1-2 tahun
Di usia ini Si Kecil biasanya akan merengek, cemberut atau menangis, saat ia tidak sabar ingin menyusu atau diganti popoknya. Biarkan ia sedikit menunggu untuk mendapat keinginannya.Moms bisa memberi respon secara verbal dan beri pengalih perhatian, seperti memberi mainan, kepada Si kecil saat ia sudah terlihat tidak sabar dengan mengatakan “Bunda siapkan dulu ya susunya. Dedek bisa menunggu sambil bermain bersama Teddy."
- 2-3 tahun
Saat Si Kecil berusia 2-3 tahun, Moms bisa melatih kesabaran Si Kecil dengan mulai mengajarinya antri. Mulailah dari hal-hal kecil seperti antri main perosotan atau ayunan saat ia bermain di taman bermain.
- 3 tahun ke atas
Di usia ini Moms bisa mengajarkan Si Kecil bersabar dengan tidak selalu memberi semua yang ia minta. Misalnya, saat Si Kecil minta dibelikan mainan dengan harga yang mahal. Walaupun secara finansial Moms mampu, ada baiknya tidak langsung membelikan apapun yang ia minta. Moms bisa mengajaknya Si Kecil untuk menabung terlebih dahulu sebelum ia bisa mendapat mainan yang ia inginkan. Uang yang ditabungkan bisa dari uang jajan sehari-hari atau reward setelah ia mau membantu pekerjaan di rumah, seperti merapikan mainannya sendiri dan lain-lain.
Jelaskan pada Si Kecil bahwa tidak segala hal bisa ia dapatkan secara cepat dan biasakan ia untuk menunggu. Ingat, tetap tenang dan jelaskan dengan bahasa yang sederhana ya, Moms!