Artikel ini berisi tentang:
- Kolin dan Manfaatnya Untuk Otak
- Jumlah Kebutuhan Kolin
- Darimana Kita Mendapat Kolin?
- Efek Samping Kolin
Selain AHA, DHA, asam lemak Omega-3 dan asam folat, banyak yang percaya jika kolin merupakan salah satu nutrisi wajib yang harus dikonsumsi untuk membantu proses belajar Si Kecil. Konon katanya, kolin berfungsi untuk menjaga dan memaksimalkan kekuatan otak. Benarkah itu?
Kolin dan Manfaatnya Untuk Otak
Kolin merupakan senyawa kimia yang mirip dengan vitamin B dan folat. Kolin sendiri bekerja dengan cara melayani berbagai fungsi dalam tubuh, termasuk membentuk membran sel otak, mendukung pertumbuhan otak janin dan melindungi jantung.
Selain itu, kolin berperan dalam membangun struktur dan mengatur kerja sel-sel tubuh, proses sintesis DNA, mengangkut kolesterol dari hati, detoks racun dari dalam tubuh, menjaga fungsi sistem saraf, mengatur detak jantung, dan lainnya.
Menurut penelitian yang terbitan dalam The American Journal of Clinical Nutrition tahun 2011, konsumsi makanan yang mengandung kolin terbukti ampuh dalam meningkatkan fungsi kognitif, menyimpan memori verbal dan visual, sekaligus mendukung fungsi logika.
Selain itu, kolin pun baik untuk menjaga kesehatan otak, dan menurunkan risiko demensia pada lansia, dan gangguan fungsi otak lainnya
Jumlah Kebutuhan Kolin
Sama seperti nutrisi lainnya, kebutuhan kolin ditentukan berdasarkan kelompok usia. Menurut National Academy of Sciences, berikut jumlah asupan kolin yang harus dipenuhi setiap hari.
- Anak 1-3 tahun, 200 mg kolin per hari.
- Anak 4-9 tahun, 250 mg kolin per hari.
- Anak 9-13 tahun, 375 mg kolin per hari
- Anak 14-18 tahun, 550 mg kolin per hari.
Selain itu, kolin pun sangat penting dikonsumsi selama masa kehamilan. Pasalnya, bersama dengan omega-3, kolin akan mendukung perkembangan otak janin, dengan fungsi spesifik untuk mempengaruhi fungsi memori hingga dewasa kelak.
Selain itu, kolin terbukti mampu meningkatkan konten membran sinaptik, sekaligus mampu meningkatkan fungsi kognitif Si Kecil.
Darimana Kita Mendapat Kolin?
Secara alami, tubuh sebenarnya mampu memproduksi kolin sendiri di dalam hati dari asam amino. Tapi sayang, jumlah kolin yang dihasilkan sangat sedikit, sehingga untuk memenuhinya, Moms harus mengonsumsi makanan yang mengandung kolin.
Selain itu, Moms pun bisa memberikan sumber kolin dari beberapa makanan berikut ini:
- Hati sapi, 418 mg kolin
- Daging sapi 20% lemak, 81 mg kolin
- Kembang kol, 62 mg kolin
- Selai kacang, 20 mg kolin
- Telur, 112 mg kolin
- Tahu, 28 mg kolin
- Almond, 26 mg kolin
Selain itu, kolin pun bisa Moms temukan dari makanan seperti hati ayam, dada ayam, minyak ikan, kacang merah, kentang, susu, yogurt, brokoli, biji bunga matahari, jamur, beras merah, dan bayam.
Efek Samping Kolin
Selain memberikan manfaat, kolin pun dapat memberikan efek samping bagi Si Kecil. Kekurangan kolin bisa menyebabkan :
- Penurunan fungsi otak (mudah lupa, kesulitan belajar dan mood buruk)
- Badan terasa lemah, letih dan lesu.
- Gangguan hati karena bisa mengurangi kemampuan hati untuk mengedarkan lemak.
- Ketidakseimbangan saraf otot karena tidak cukup asetilkolin, bahan yang terbuat dari kolin.
Tapi harus diperhatikan, batas maksimal konsumsi kolin adalah 3500 mg per hari. Jika kelebihan kolin, dapat menyebabkan gangguan seperti, muntah, bau badan, tensi darah rendah (hipotensi), dan keringat berlebih. Jadi berikan kolin sesuai dengan kebutuhan ya Moms!