Lambat laun, kondisi negara kita sudah mulai membaik setelah diterpa pandemi COVID-19 selama 2 tahun. Semua itu tidak lepas dari berbagai faktor, salah satunya adalah program vaksin yang dijalankan dengan baik di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Walaupun sudah mulai membaik, Moms dan Dads jangan lantas berleha-leha. Sebab, kondisi saat ini justru memicu Si Kecil mengalami immunity debt yang membuat kondisi tubuh mereka mudah menurun. Lalu, apa sebetulnya immunity debt itu?
Apa Itu Immunity Debt?
Menurut sebuah studi dari Prancis, immunity debt atau utang kekebalan tubuh adalah kondisi menurunnya imunitas tubuh seseorang terhadap bakteri dan virus biasa. Salah satu kelompok yang rentan mengalami kondisi ini adalah bayi dan anak-anak.
Menurut dokter spesialis anak National Hospital Surabaya dr Benny Herlianto, SpA, immunity debt bisa menjangkiti bayi dan anak-anak karena mereka jarang sekali beraktivitas di luar ruangan, terutama selama masa pandemi.
Imunitas Si Kecil bisa menguat secara alami jika ia lebih sering beraktivitas di luar ruangan. Sayangnya, hal tersebut sulit didapatkan Si Kecil selama masa pandemi karena ia harus lebih banyak berada di rumah.untuk menghindari penularan virus COVID-19.
Saat keluar rumah untuk pertama kalinya, tubuh Si Kecil yang imunnya belum kuat akan rentan mengalami berbagai penyakit seperti flu biasa atau musiman, radang tenggorokan, dan cacar air.
Beberapa penyakit tersebut memang sering menjangkiti bayi dan anak-anak, bahkan sebelum masa pandemi COVID-19. Namun, Si Kecil yang mengalami immunity debt akan lebih cepat terserang penyakit-penyakit tersebut dibanding bayi dan anak-anak lain yang imunnya jauh lebih kuat. Jika dibiarkan, hal itu tentu bisa menghambat tumbuh kembang bayi dan anak-anak.
Tidak hanya di Indonesia, kondisi immunity debt juga menyerang bayi dan anak-anak di luar negeri. Di sana, Si Kecil dengan kondisi immunity debt mudah sekali terserang virus respiratory syncytial virus (RSV).
Sebagai informasi, RSV adalah virus yang bisa menimbulkan infeksi pada saluran napas dan paru-paru. Orang yang terkena virus ini akan mengalami gejala awal seperti flu dan batuk biasa. Namun, saat gejalanya semakin parah, orang yang terkena virus RSV akan mengalami gejala-gejala seperti batuk, tubuh lemas, napas pendek dan cepat, dan kesulitan bernapas dengan lancar.
Salah satu contoh negara dengan kasus virus RSV cukup besar setelah pandemi adalah Amerika. Sudah banyak rumah sakit di sana yang menampung pasien penderita virus RSV, dimana kebanyakan penderita virus tersebut adalah bayi dan anak-anak.
Di Indonesia, belum ada kasus Si Kecil terkena virus RSV akibat immunity debt. Sebagian besar bayi dengan immunity debt di Indonesia lebih mudah terkena flu, batuk, dan pilek.
Menurut dokter Spesialis Pulmonologi dan Pengobatan Pernapasan, dr. Erlina Burhan, MSc., Sp.P(k), perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai apa sebetulnya penyebab utama immunity debt di Indonesia. Apakah memang betul-betul karena Si Kecil kurang beraktivitas di luar ruangan atau ada penyebab lainnya.
Siapa Saja yang Rentan Terkena Immunity Debt?
Selain bayi dan anak-anak, beberapa golongan yang rentan terkena immunity debt adalah orangtua, bayi yang lahir prematur, dan orang-orang yang memiliki imunitas lemah. Bayi dan anak-anak dengan masalah medis kronis seperti penyakit paru-paru dan jantung juga rentan mengalami kondisi immunity debt.
Diantara semua golongan tersebut, dr. Robert Cohen, MD, PhD selaku dokter spesialis penyakit menular dan peneliti immunity debut menyatakan jika bayi berusia di bawah 6 bulan adalah golongan yang paling wajib dilindungi. Sebab, setengah dari pasien penderita RSV adalah bayi berusia di bawah 6 bulan yang mengalami kondisi immunity debt.
Apa Saja yang Harus Diperhatikan Orangtua Terkait Fenomena Immunity Debt
Ada beberapa hal yang harus Moms dan Dads perhatikan supaya Si Kecil bisa terhindar dari risiko immunity debt. Salah satunya adalah melakukan langkah pencegahan terhadap kondisi tersebut.
Setidaknya ada empat langkah pencegahan yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Mencuci Tangan Secara Rutin
Walaupun kondisi sudah mulai normal, kebiasaan mencuci tangan secara rutin harus tetap dilakukan. Kebiasaan ini bisa membantu Mom dan Dads serta Si Kecil terhindar dari bakteri dan virus pemicu penyakit. Mencuci tangan secara rutin bisa dilakukan dengan menggunakan air mengalir yang bersih dan sabun.
2. Melakukan Vaksinasi RSV
Saat ini, memang belum ada kasus bayi dengan virus RSV di Indonesia. Walau begitu, Moms dan Dads tidak boleh lengah karena bisa saja virus tersebut akan masuk ke Indonesia. Melakukan vaksinasi RSV adalah langkah pencegahan yang bisa dilakukan. Kabar baiknya, vaksinasi tersebut akan dilakukan di Indonesia pada 2023 nanti. Selain vaksin RSV, Moms dan Dads juga bisa memberikan vaksin lainnya yang dibutuhkan Si Kecil. Misalnya vaksin cacar air dan rubella.
3. Melakukan Dekontaminasi
Penularan virus dan bakteri sering terjadi lewat benda-benda yang sudah terkontaminasi virus dan bakteri. Hal ini bisa dicegah dengan melakukan dekontaminasi. Proses dekontaminasi sendiri bisa dilakukan dengan rutin mencuci setiap benda yang disentuh dan digunakan Si Kecil, seperti mainan dan peralatan makan MPASI.
4. Memperkuat Imun Si Kecil
Langkah pencegahan terakhir yang bisa dilakukan adalah memperkuat imun Si Kecil. Langkah ini bisa Moms dan Dads lakukan lewat sejumlah cara, yaitu:
- Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama usia Si Kecil.
- Memberikan asupan MPASI yang bergizi saat usianya menginjak 6 bulan.
- Membiasakan Si Kecil tidur cukup dan berkualitas.
- Menghindari paparan asap rokok.
Akhir Kata
Kondisi sekarang yang mulai membaik setelah dua tahun masa pandemi tidak lantas membuat Moms dan Dads berleha-leha. Sebab, kondisi tersebut rupanya bisa memicu terjadinya immunity debt atau menurunnya kondisi imun Si Kecil. Immunity debt bisa membuat Si Kecil mudah sekali terserang berbagai virus dan penyakit, bahkan penyakit seringan flu biasa sekalipun.
Untuk menghindari hal tersebut, Moms dan Dads bisa melakukan langkah-langkah pencegahan yang sudah Merries sebutkan. Semoga Moms dan Dads bisa mempraktikkannya, sehingga Si Kecil memiliki imun yang lebih kuat.
Selama menjaga kesehatan Si Kecil, Moms dan Dads harus menyediakan setiap keperluan yang penting bagi tumbuh kembang bayi dan anak, termasuk popok bayi.
Untuk urusan popok, Moms dan Dads bisa memilih popok Merries Premium Pants. Bagian permukaannya yang lembut bisa membuat Si Kecil nyaman sepanjang waktu. Daya serapnya pun tinggi sehingga kulit Si Kecil tetap kering.
Popok Merries ini juga sudah dilengkapi karet pinggang dengan 2.5 kali lebih elastis yang membuat popok Merries ini mudah dipakaikan. Moms dan Dads bisa memesan popok Merries Premium Pants dengan klik link berikut ini!