Sangat penting memantau berat badan bayi setiap bulannya, karena dapat menjadi indikasi apakah pertumbuhannya normal atau terjadi gagal tumbuh. Moms mungkin panik ketika berat badan si Kecil tidak naik. Agar tidak panik, pantau perkembangan anak melalui tabel berat badan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Pertumbuhan Berat Badan Bayi
Sebenarnya pertumbuhan berat badan bayi berbeda-beda karena memiliki keunikan masing-masing dalam setiap tubuh anak. Berikut ini berat badan dari lahir hingga berusia 12 bulan.
Kurva Pertumbuhan Menurut WHO
Berikut kurva pertumbuhan standar berat badan bayi dari usia 0-5 tahun yang dikeluarkan oleh WHO, baik bayi perempuan dan laki - laki:
Cara Menggunakan Grafik Pertumbuhan WHO:
- Tentukan umur, panjang badan (anak di bawah 2 tahun) atau tinggi badan (anak di atas 2 tahun), dan berat badan.
- Tentukan angka yang berada pada garis horizontal / mendatar pada kurva. Garis horizontal pada beberapa kurva pertumbuhan WHO menggambarkan umur dan panjang / tinggi badan.
- Tentukan angka yang berada pada garis vertikal / lurus pada kurva. Garis vertikal pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan panjang/berat badan, umur, dan IMT.
- Hubungkan angka pada garis horizontal dengan angka pada garis vertikal hingga mendapat titik temu (plotted point). Titik temu ini merupakan gambaran perkembangan anak berdasarkan kurva pertumbuhan WHO.
Bayi Baru Lahir
Perlu Moms ketahui, mungkin berat badan bayi akan mengalami penurunan pada 1 minggu pertama dan hal itu normal terjadi. Hal ini dikarenakan tubuh si Kecil mengandung banyak air, bawaan sejak dalam rahim. Lalu, cairan tersebut akan sedikit demi sedikit keluar melalui urine, sehingga bobot bayi menyusut di minggu pertama. Bayi yang hanya minum ASI akan mengalami penurunan berat badan hingga 7% dari berat lahir, sedangkan bayi yang mendapat susu formula bisa turun hingga 5%. Berat bayi saat lahir untuk anak perempuan berkisar 2,4-4,2 kg sedangkan untuk anak laki-laki sekitar 2,5-4,3 kg.
Usia 1-3 Bulan
- 1 bulan : 3,2 - 5,4 kg untuk perempuan dan 3,4 - 5,7 kg untuk laki-laki
- 2 bulan : 4 - 6,5 kg untuk perempuan dan 4,4 - 7 kg untuk laki-laki
- 3 bulan : 4,6 - 7,4 kg untuk perempuan dan 5,1 - 7,9 kg untuk laki-laki
Usia 4-6 Bulan
- 4 bulan : 5,1 - 8,1 kg untuk perempuan dan 5,6 - 8,6 kg untuk laki-laki
- 5 bulan : 5,5 - 8,7 kg untuk perempuan dan 6,1 - 9,2 kg untuk laki-laki
- 6 bulan : 5,8 - 9,2 kg untuk perempuan dan 6,4 - 9,7 kg untuk laki-laki
Usia 6-12 Bulan
Memasuki usia 6 bulan maka si Kecil sudah mulai diberikan MPASI. Pemberian MPASI yang bergizi akan sangat mempengaruhi pertumbuhan berat badan bayi setelahnya.
- 7 bulan : 6,1 - 9,6 kg untuk perempuan dan 6,7 - 10,2 kg untuk laki-laki
- 8 bulan : 6,3 - 10 kg untuk perempuan dan 7 - 10,5 kg untuk laki-laki
- 9 bulan 6,6 - 10,4 kg untuk perempuan dan 7,2 - 10,9 kg untuk laki-laki
- 10 bulan : 6,8 - 10,7 kg untuk perempuan dan 7,5 - 11,2 kg untuk laki-laki
- 11 bulan : 7 - 11 kg untuk perempuan dan 7,6 - 11,5 kg untuk laki-laki
- 12 bulan 7,1 - 11,3 kg untuk perempuan dan 7,8 - 11,8 kg untuk laki-laki
Kenaikan berat badan bayi normal di usia hingga 6 bulan biasanya mencapai 140-200 gram per minggu. Memasuki usia 6 bulan hingga 12 bulan si Kecil akan mengalami kenaikan berat badan sekitar 85-140 gram setiap minggunya.
Menghitung Berat Badan Bayi
Menurut IDAI ada cara cepat untuk mengetahui apakah bayi usia 1 tahun berat badannya telah sesuai. Caranya dengan menghitung apakah beratnya mencapai 3 kali berat lahirnya.
Sedangkan perhitungan menurut WHO untuk anak di bawah 12 bulan dengan rumus (n:2) + 4, dimana n adalah usia bayi berdasarkan bulan. Cara menghitung berat badan ideal bayi anak di bawah 12 bulan misalnya seperti ini, usia si Kecil 3 bulan, maka berat idealnya (3:2) + 4 = 5,5 kg.
Mengenal Gagal Tumbuh pada Bayi
Berat badan bayi yang kurang dari berat idealnya bisa menjadi tanda bahwa si Kecil mengalami gagal tumbuh. Apa itu gagal tumbuh atau failure to thrive? Yaitu terhambat atau terhentinya pertumbuhan fisik anak hingga terlihat tidak normal.
Hal ini bisa disebabkan karena kebutuhan gizi harian si Kecil tidak tercukupi atau karena memiliki penyakit tertentu yang menghambat proses penyerapan gizi. Beberapa penyakit yang menyebabkan terhambatnya penyerapan gizi seperti, anemia, masalah organ tubuh, sistem pencernaan terganggu, gangguan pada otak, gangguan metabolisme tubuh, menderita down syndrome, dan masalah hormon.
Meskipun berat badan dan tinggi si Kecil berbeda dengan teman sebayanya, Moms tidak perlu terburu-buru menyimpulkan bahwa si Kecil mengalami gagal tumbuh. Perlu diketahui bahwa pertumbuhan setiap anak berbeda-beda, agar Moms tidak salah mendiagnosa sebaiknya segera konsultasi ke dokter anak jika menemukan kondisi yang mengarah pada gagal tumbuh.
Mencegah Gagal Tumbuh
Terjadinya gagal tumbuh tentu akan berpengaruh dengan tumbuh kembang dan kecerdasan anak. Penting sekali untuk Moms dan Dads mencegah terjadinya gagal tumbuh. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan diantaranya adalah:
-
Memenuhi Kebutuhan Gizi Sejak Hamil
Pemenuhan gizi Moms selama kehamilan akan mempengaruhi kesehatan si Kecil saat sudah terlahir di dunia. Dalam kandungan terjadi pembentukan organ tubuh sehingga pemenuhan gizi saat hamil akan mempengaruhi pertumbuhan si Kecil. -
Memberikan ASI Eksklusif
ASI merupakan asupan yang memiliki gizi paling lengkap untuk memenuhi kebutuhan si Kecil. Memberikan ASI secara eksklusif pada si Kecil akan menurunkan risiko terjadinya gagal tumbuh. -
Memberikan MPASI yang Bergizi
Setelah si Kecil berumur 6 bulan, maka pemenuhan gizinya tidak cukup hanya melalui ASI tetapi perlu ditambah dengan makanan pendamping atau disebut MPASI. Memberikan MPASI yang bergizi sesuai kebutuhan si Kecil tentu akan mencegah terjadinya gagal tumbuh. Berikan MPASI dengan gizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. -
Menerapkan Pola Asuh yang Baik
Ternyata peran pola asuh Moms dan Dads dapat mempengaruhi kesehatan si Kecil. Penting bagi orangtua untuk menerapkan pola asuh yang baik agar kesehatan mental si Kecil baik sehingga kesehatan fisiknya juga akan berkembang secara optimal. Moms dan Dads perlu selalu membekali diri dengan berbagai ilmu pengasuhan agar bisa menerapkan pola asuh yang baik untuk si Kecil. -
Memantau Perkembangan
Selalu kontrol perkembangan si Kecil dengan tenaga kesehatan seperti dokter maupun bidan. Dokter atau bidan akan memeriksa beberapa hal seperti berat badan bayi, tinggi badan, lingkar kepala, dan lainnya apakah sesuai dengan perkembangannya. Rutin melakukan pengecekan kesehatan si Kecil akan membantu Moms mengetahui kondisi kesehatannya, sehingga apabila terdapat indikasi gagal tumbuh dapat ditangani dengan segera.
Jadi memantau berat badan si Kecil sangat penting ya Moms agar bisa mengantisipasi terjadinya gagal tumbuh. Moms pastinya ingin tumbuh kembang si Kecil selalu sesuai, menggunakan popok yang nyaman untuk aktifitas sehari-hari tentu juga baik untuk proses tumbuh kembangnya. Moms bisa memberikan popok nyaman dan higienis di kulit si Kecil. Popok Merries Skin Protection adalah popok pertama di Indonesia yang memiliki lapisan antibakteri dengan kandungan ekstrak natural daun teh sehingga lebih higienis di kulit si Kecil.
Lapisan antibakteri dengan ekstrak natural daun teh serta teknologi Hygene Protect membuat kulit si Kecil lebih sehat terlindungi dan aman dari iritasi, ruam, dan gatal. Seluruh bagian popok Merries Skin Protection juga memiliki sirkulasi udara yang baik sehingga kulit si Kecil bebas bernapas dan nyaman. Memiliki daya serap yang cepat dan banyak membuat kulit si Kecil selalu kering saat menggunakan popok. Merries Skin Protection sudah teruji secara klinis untuk cegah iritasi, jadi tidak perlu diragukan kualitasnya. Lindungi kesehatan kulit dan beri kenyamanan si Kecil dengan Merries Skin Protection. Ciptakan senyum si Kecil sepanjang hari dengan popok Merries.