Artikel ini berisi tentang :
- Sekitar 40 persen Jajanan Sekolah Tidak Sehat!
- Penyebab Diare Hingga Tifus
- Sarapan Solusi Agar Anak Tidak Jajan Sembarangan
- Pihak Sekolah dan Pemerintah Harus Turun Tangan
Selain bermain, anak-anak memang sulit dari jajanan. Masih mending jika jajanan yang dikonsumsinya aman dan sehat, tapi bagaimana jika jajanannya justru bisa berakibat buruk bagi kesehatan, misalnya jajanan sekolah yang dikenal punya reputasi buruk untuk kesehatan.
Sekitar 40 persen Jajanan Sekolah Tidak Sehat!
Berdasarkan hasil pengawasan BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan), sekitar 40 persen dari sampel jajanan sekolah, dinyatakan tidak memenuhi syarat (bahkan cenderung berbahaya) standar kelayakan makanan yang bisa dikonsumsi anak-anak.
Hal ini utamanya disebabkan karena penyalahgunaan bahan-bahan berbahaya dan pencemaran mikroba dari bahan tambahan yang melebihi batas. Lebih parahnya lagi, kondisi ini makin memprihatinkan dengan sistem pengolahan makanan yang tidak higienis.
Jika dikonsumsi Si Kecil, makanan-makanan tidak sehat ini tidak hanya nol nutrisi alias tidak mengandung gizi, tapi juga berdampak pada timbulnya beberapa penyakit seperti diare, tipus, dan berbagai penyakit jangka panjang, termasuk kolesterol, kanker, penyakit jantung, dan lainnya.
Penyebab Diare Hingga Tifus
Menurut penelitian, beberapa jajanan anak mengandung sekitar 25-50 persen bakteri Salmonella Paratyphi A, yang merupakan bakteri penyebab penyakit tifus. (oleh Dr. dr. Tubagus Rachmat Sentika Hasan, Sp.A, MARS, Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Mayapada, Jakarta)
Selain bakteri Salmonella Paratyphi A, dalam jajanan sekolah pun ditemukan beberapa bahan berbahaya, seperti boraks, formalin, Methanyl Yellow, Rhodamin B dan lainnya.
Adanya bakteri ini disebabkan karena cara pengolahan makanan yang kurang bersih, kontaminasi debu, lalat dan kotoran akibat tidak menggunakan tudung saji.
Akibat dari tidak sterilnya cara pengolahan, penyimpanan, penyajian dan bahan-bahan yang digunakan, sangat memungkinkan menyebabkan Si Kecil diare. Bahkan yang lebih parah, banyak kasus keracunan makanan (hingga meninggal dunia) yang diderita anak-anak akibat dari jajan sembarangan.
Lebih lanjut lagi, dr. H. Tb Rachmat, menyebut jika jajanan sekolah tidak mengandung nutrisi yang cukup. Bahkan dalam beberapa kasus ditemukan ada anak yang menderita alergi akibat dari pemakaian zat pewarna, zat pengawet dan bahan kimia berbahaya lainnya.
Sarapan Solusi Agar Anak Tidak Jajan Sembarangan
Agar Si Kecil tidak jajan sembarangan, salah satu upaya yang bisa Moms lakukan adalah, memastikan Si Kecil sarapan dulu sebelum berangkat sekolah. Tapi jangan asal sarapan, pastikan menu sarapan yang disantap mengandung nutrisi yang cukup lengkap.
Menurut penelitian yang dilakukan Universitas Sydney, Australia, menemukan fakta jika sarapan yang terbaik tidak terlalu banyak mengandung lemak dan kalori. Pasalnya, sarapan tinggi lemak dan kalori justru bisa meningkatkan produksi serotonin dalam otak, Si Kecil merasa lemas dan mengantuk.
Agar kenyang hingga siang hari, tim peneliti menyarankan agar Moms memberikan menu sarapan tinggi protein, karbohidrat kompleks, dan serat. Misalnya, segelas susu dengan roti gandum utuh dan tambahan 1 butir telur rebus, bisa jadi alternatif sarapan terbaik.
Pihak Sekolah dan Pemerintah Harus Turun Tangan
Pada akhirnya, pihak sekolah dan pemerintah harus turun tangan dalam menghadapi maraknya jajanan tidak sehat di sekolah. Bagi pihak sekolah, disarankan untuk menyediakan camilan sehat 2-3 jam sebelum jam makan siang datang. Idealnya sekitar jam 9-10 pagi.
Sementara bagi pemerintah, diharapkan untuk memberikan edukasi yang tepat kepada para penjual jajanan sekolah, terutama terkait penggunaan bahan-bahan berbahaya, seperti bahan pengawet, pewarna makanan, serta cara pengolahan dan penyajian makanan yang sehat.
Sementara bagi orangtua, jika pihak sekolah belum menyediakan camilan sehat menjelang makan siang, diharapkan Si Kecil diberi bekal sekolah berupa makanan sehat dan hindari memberikan uang jajan. Dengan cara ini diharapkan Si Kecil tidak tergoda untuk menyantap jajanan yang berbahaya.