Setiap orangtua yang memiliki anak lebih dari satu, pasti akan berusaha untuk bersikap adil terhadap semua anaknya. Seperti yang dikatakan oleh Betsy Brown Braun di dalam bukunya yang berjudul Just Tell Me What to Say, hal apapun yang Dads lakukan, betapapun Dads sudah mencoba untuk bersikap adil, anak sepertinya tetap menemukan berbagai cara untuk melihat bahwa hal ini tidak adil. Pasalnya adil itu sendiri bersifat relatif dan bisa jadi sangat subjektif.
Dalam pikiran anak yang cenderung masih sangat egosentris di mana semua hal harus berpusat pada diri anak tersebut, jika tidak semuanya untuk dia, maka anak akan menganggap bahwa hal itu tidak adil baginya. Nah untuk menghadapi hal ini Dads, cobalah untuk melakukan beberapa tips berikut:
Jangan Memperlakukan Anak Secara SamaBeberapa orangtua beranggapan bahwa adil itu ya harus sama. Namun mulai sekarang sebaiknya berhentilah untuk selalu memperlakukan anak – anak secara sama. Sejak dini, cobalah untuk hanya memberikan kepada anak apa yang merupakan kebutuhannya. Bila kakak memerlukan sepatu baru, Dads dapat membelikan sepatu baru hanya untuk sisi kakak. Demikian pula jika adik memerlukan alat gambar baru, hanya belikan untuk si adik. Ingat Dads, bahwa adil tidak selalu sama.
Kebutuhan anak yang berbeda usia pun tidak sama. Sebagai contoh, kebutuhan kakak yang sudah sekolah di SMP tentu lebih banyak dengan adik yang masih TK. Jadi jangan menyamakan kebutuhan tersebut dengan memberikan semuanya sama.
Biarkan Anak Belajar Menolerir Rasa KecewaBiarkan anak belajar untuk menolerir rasa kecewa. Jika Dads terus memberikan sesuatu yang sama dan menuruti semua permintaan si kecil, anak tidak akan pernah mengalami rasa kecewa. Jika demikian, hal ini akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang egois dan mau menang sendiri.
Perlu disadari bahwa ia akan berhadapan dengan hal – hal yang mungkin saja mengecewakan dalam hidupnya kelak. Dads dapat mengakui perasaannya, tetapi jangan pernah mencegah anak mengalami rasa kecewa. Jadi saat Dads tahu ia kecewa, coba katakan padanya demikian, “Adik kecewa karena tidak dibelikan sepeda baru. Tetapi jika adik sudah sebesar kakak, Dads juga akan membelikan adik sepeda baru.”
Setelah ia sudah tumbuh semakin besar, ia perlahan – lahan akan dapat memahami dan mengerti bahwa ia sudah diperlakukan oleh orangtuanya secara adil bukan karena mendapatkan sesuatu yang persis sama seperti orang lain, namun karena ia sudah mendapatkan apa yang ia butuhkan.