Artikel ini berisi tentang
- Kriteria Tidur Anak
- Si Kecil Berisiko Obesitas
- Berisiko Depresi dan Kegelisahan Jangka Panjang.
- Bagaimana Solusinya, Moms?
Tidur merupakan kebutuhan utama setiap orang. Jika kurang tidur, banyak dampak buruk yang dapat terjadi, dari mulai mood yang buruk, produktifitas menurun hingga ancaman penyakit kronis seperti jantung, diabetes dan lainnya. Bagaimana dampaknya jika Si Kecil yang kurang tidur?
Kriteria Tidur Anak
Setiap anak punya kebutuhan tidur masing-masing sesuai dengan kelompok usianya. Rata-rata, mereka membutuhkan tidur selama 11-13 Jam untuk kategori usia 3-5 Tahun. Selain itu, berikut kebutuhan tidur Si Kecil sesuai dengan usianya, menurut rekomendasi National Sleep Foundation (NSF), Amerika :
- 0-1 tahun (Bayi), membutuhkan tidur sekitar 14-15 jam, terdiri dari 8 jam tidur malam, 6-7 jam tidur siang.
- 1- 3 tahun (Batita ), membutuhkan tidur sekitar 12-14 jam, terdiri dari 11 jam tidur malam, 2-3 jam di siang hari.
- 4-6 tahun (Usia preschool), membutuhkan tidur sekitar 11-13 jam, terdiri dari 10-11 jam tidur malam, 2 jam di siang hari.
- 7-12 tahun (Usia sekolah), membutuhkan tidur sekitar 10-11 jam, terdiri dari 8-9 jam tidur malam, 2 jam di siang hari.
Dengan kata lain, jika waktu tidur Si Kecil kurang dari jumlah kebutuhan diatas, bisa dipastikan Si Kecil masuk dalam kategori kurang tidur.
Si Kecil Berisiko Obesitas
Menurut penelitian yang dilakukan tahun 2011 dan dipublikasikan dalam European Heart Journal, anak yang kurang tidur berisiko besar mengalami gangguan pola makan, yang berimbas kepada bahaya obesitas.
Tidak hanya itu, penelitian ini pun menyebut jika Si Kecil yang kurang tidur, 48 persen beririko terkena penyakit jantung koroner dalam periode 7-25 tahun, dan 15 persen berisiko meninggal dunia akibat stroke dalam periode yang sama (7-25 tahun kemudian).
Perlu dicatat, risiko ini berhubungan erat dengan faktor-faktor pemicu lainnya, seperti durasi Si Kecil menonton TV, tinggi rendahnya BMI (indeks massa tubuh) dan pola makan Si Kecil.
Singkat kata, kurang tidur dan gaya hidup yang tidak sehat, seperti suka mengonsumsi makanan tinggi gula, konsumsi junk food, dan jarang melakukan aktivitas fisik, akan menempatkan Si Kecil dalam risiko tinggi terkait obesitas dan komplikasinya dikemudian hari.
Berisiko Depresi dan Kegelisahan Jangka Panjang.
Dalam penelitian lainnya disebutkan jika Si Kecil yang mengalami kurang tidur, bisa menyebabkan depresi dan kegelisahan jangka panjang. Selain itu, gangguan tidur pun menyebabkan Si Kecil bermasalah dengan perilaku, dan prestasi akademik yang menurun.
Selain itu, kurang tidur pun bisa membuat Si Kecil kurang berminat dengan hal-hal positif, cenderung bersikap agresif, dan bermasalah dengan lingkungannya. Hal ini sebagai imbas dari depresi dan kegelisahan panjang akibat kurang tidur. (Candice Alfano, Psikolog klinis University of Houston)
Bagaimana Solusinya, Moms?
Jika Si Kecil bermasalah dengan tidur, ada beberapa langkah yang bisa Moms lakukan, salah satunya dengan menghindarkan Si Kecil dari stres dan membiasakan tidur sesuai dengan jadwalnya. (Shahrad taheri. M.D, peneliti dari Archives of Disease in Childhood)
Untuk memastikan Si Kecil mendapatkan waktu tidur yang dibutuhkannya, berikut beberapa trik yang bisa Moms lakukan
- Ciptakan trik untuk mengajak si kecil tidur, misalnya mandi air hangat sebelum tidur, yang dilanjutkan dengan tradisi minum susu hangat dan membacakan dongeng sebelum tidur.
- Batasi asupan makanan dan minuman yang mengandung kafein, terlebih sebelum tidur, seperti cokelat, teh dan lainnya.
- Buat suasana kamar tidurnya menyenangkan dengan cara mendekorasi kamarnya dan selalu membersihkan spreinya secara berkala.
- Buat suasana kamar agak gelap dan menarik, seperti menempatkan lampu tidur dengan dekorasi menarik, seperti lampu tidur yang memancarkan cahaya mirip bintang dan lainnya
- Ajak Si Kecil untuk berolahraga. Tapi ingat, sebaiknya jangan lakukan ini sesaat sebelum naik ke atas temat tidur, tapi lakukanlah saat siang atau sore hari.
Jika Si Kecil masih susah tidur, sebaiknya Moms segera hubungi dokter untuk solusi lebih lanjut.