Dermatitis atopik atau eksim adalah penyakit kulit kronis yang ditandai dengan munculnya bintik merah pada bayi, gatal, bersisik, dan pecah-pecah. Eksim atopik umumnya muncul di wajah, lengan, dan kaki. Tak hanya bayi, anak-anak hingga orang dewasa juga bisa mengalami kondisi kulit ini.
Bayi baru lahir, mempunyai kulit yang sensitif sehingga sangat mudah terkena eksim atau dermatitis atopik. Sayangnya, hingga saat ini belum ditemukan penyebab pasti terjadinya dermatitis atopik.
Walaupun kondisi ini tergolong normal terjadi, namun tak jarang dermatitis atopik bayi dapat mengganggu kualitas tidur dan aktivitas Si Kecil. Agar kondisi ini dapat ditangani dengan tepat dan tidak menghambat tumbuh kembang Si Kecil, Moms bisa menyimak lebih lanjut tentang dermatitis atopik bayi berikut ini.
Gejala Dermatitis Atopik pada Bayi
Gejala dermatitis atopik pada bayi umumnya berbeda dengan gejala yang ditemukan pada anak-anak (usia 2–5 tahun) dan orang dewasa. Pada bayi 0–6 bulan, gejala dermatitis atopik biasanya ditandai dengan:
- Bintik merah yang gatal. Lebih sering muncul di kulit kepala dan area wajah seperti di pipi, dagu, dan dahi
- Kulit kering dan berubah warna menjadi merah atau gelap (lebih gelap dari warna kulit asli). Gejala Dermatitis Atopik pada bayi ini biasanya muncul pada minggu-minggu pertama atau bulan pertama kelahiran Si Kecil
Sedangkan gejala dermatitis atopik pada bayi 6-12 biasanya akan muncul pada area-area yang sering bergesekan ketika mereka merangkak atau tengkurap seperti area lutut dan siku.
Kemudian pada anak (balita 2-5 tahun), gejala dermatitis biasanya muncul pada area kulit seperti:
- Bagian dalam siku
- Bagian belakang lutut
- Sisi leher
- Sekitar mulut, dan
- Di pergelangan tangan, pergelangan kaki, serta telapak tangan
Adapun (bentuk) gejala yang muncul pada anak bisa berbeda-beda, meliputi:
- Kulit gatal-gatal
- Kulit kering dan bersisik
- Kulit berwarna kemerah-merahan dan bengkak
- Kulit menebal
- Kulit wajah pucat
- Benjolan kecil pada kulit yang (mungkin) terlihat berkerak dan dapat mengeluarkan cairan jika tergores
- Benjolan kasar di wajah, lengan atas, dan paha
- Kulit kelopak mata atau sekitar mata berubah menjadi gelap
Penyebab Eksim atau Dermatitis Atopik
Hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti dermatitis atopik. Namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko dan menjadi penyebab eksim atau dermatitis atopik seperti:
1. Faktor genetik.
Faktor ini didasarkan pada riwayat keluarga dan mutasi gen. Di mana bayi dengan orang tua atau saudara kandung yang memiliki sejarah dermatitis atopik, lebih berisiko tinggi mengalami eksim
2. Faktor lingkungan.
Berbagai faktor lingkungan yang dapat memicu eksim diantaranya adalah:
- Allergen seperti debu, tungau, hewan peliharaan, dan makanan
- Berbagai produk yang dapat mengiritasi kulit seperti pakaian atau popok
- Perubahan suhu, dan
- Infeksi
3. Sistem imun.
4. Sistem kekebalan tubuh yang belum berkembang membuat kulit bayi lebih rentan mengalami eksim
Pencegahan Dermatitis Atopik
Meskipun penyebab pasti dermatitis atopik belum diketahui, pencegahan adalah kunci utama untuk menjaga kesehatan kulit bayi yang sensitif. Berikut beberapa tips yang dapat membantu:
1. Hindari Pemicu:
- Pilih produk bayi yang bebas parfum, pewangi, dan bahan kimia keras yang dapat mengiritasi kulit.
- Konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan hindari makanan ultra processed food selama masa kehamilan dan menyusui.
- Batasi paparan sinar matahari langsung pada bayi, terutama di jam-jam puncak (10 pagi - 4 sore). Gunakan pakaian pelindung dan tabir surya khusus bayi.
- Jaga kebersihan rumah dan hindari debu, tungau, dan hewan peliharaan yang dapat memicu alergi.
- Bantu bayi merasa tenang dan nyaman untuk mengurangi rasa gatal yang dapat memperburuk dermatitis atopik.
2. Perawatan Kulit:
- Mandikan bayi dengan air hangat suam-suam kuku selama maksimal 5-10 menit dan gunakan sabun serta sampo khusus bayi yang lembut. ika diperlukan, pakaikan pelembab khusus bayi secara rutin untuk menjaga kelembaban kulit setelah ia mandi.
- Kenakan Si Kecil pakaian yang longgar dan bebas pewarna atau bahan kimia serta terbuat dari bahan alami seperti katun untuk menjaga kenyamanan dan sirkulasi udara. Di samping itu, pilihlah material yang lembut.
- Potong kuku bayi secara teratur untuk mencegah mereka menggaruk kulit yang gatal dan memperburuk ruam.
3. Konsultasi ke Dokter:
Apabila Moms ingin Si Kecil mendapatkan perawatan yang tepat, atau jika Mom merasa ragu dengan hasil diagnosis gejala dermatitis atopik yang Moms lakukan sendiri, segeralah berkonsultasi ke dokter.
Pengujian secara khusus untuk dermatitis atopik biasanya tidak diperlukan. Tetapi, untuk memastikan, dokter mungkin saja melakukan tes kulit dan tes darah. Tujuan tes darah adalah untuk mengetahui kadar imunoglobulin E (IgE). Si Kecil yang menderita dermatitis atopik atau alergi biasanya memiliki kadar IgE yang tinggi.
Pemilihan bahan pakaian dan kualitas popok yang dikenakan setiap hari oleh Si Kecil adalah salah satu kunci mencegah dermatitis atopik pada bayi yang perlu Moms perhatikan. Untuk urusan popok, pastikan Moms memilih popok yang lebih dari lembut dan dapat secara aktif mengusir bau dan bakteri sehingga Si Kecil dapat nyaman beraktivitas.,
Khusus untuk popok, Moms dapat memilih popok Merries Skin Protection. Popok ini memiliki lapisan antibakteri dari ekstrak daun teh dan teknologi +Anti Bau yang dapat mencegah bau dan ruam. Seluruh permukaan popok ini bersirkulasi udara baik, sehingga kulit dapat bernapas bernapas. Karet pinggang yang lembut dan elastis dapat memastikan kulit Si Kecil bebas dari bekas merah.
Merries Skin Protection mempunyai jalur serap yang dapat menyerap baik cairan dengan cepat dan banyak serta dapat mengunci pipis sehingga permukaan tetap kering.
Moms bisa mendapatkan popok Merries Skin Protection di marketplace atau supermarket terdekat.