Artikel ini berisi tentang:
- Apakah alergi makanan?
- Ciri-ciri Alergi Makanan
- Cara Menangani Si Kecil yang Alergi Makanan
- Pertolongan Pertama Saat Si Kecil Alergi Ringan dan Berat
- Kenali Makanan Penyebab Alergi
Setelah mengonsumsi makanan tertentu, misalnya telur atau seafood, tubuh Si Kecil langsung dipenuhi dengan ruam. Tidak hanya itu, Si Kecil merasa gatal di beberapa bagian tubuhnya, dan bahkan bibirnya terlihat bengkak. Apakah ini pertanda alergi?
Apakah alergi makanan?
Dilansir dalam mayo clinic, alergi makanan sebenarnya bentuk respons dari sistem kekebalan tubuh yang mendeteksi bahan makanan tertentu sebagai zat yang berbahaya. Alhasil, tubuh pun secara alami mengambil tindakan penolakan dengan reaksi tertentu, misalnya timbul ruam.
Alergi makanan sendiri terbagi dalam 3 bagian yakni berdasarkan zat pemicunya:
- Imunoglobulin E, merupakan alergi yang disebabkan karena reaksi berlebih dari zat Imunoglobulin E dalam memandang nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Alergi jenis ini merupakan yang paling umum terjadi, dan gejalanya akan langsung muncul beberapa saat setelah Si Kecil mengonsumsi makanan penyebab alergi.
- Non-imunoglobulin E, merupakan alergi yang dipicu oleh zat-zat antibodi selain imunoglobulin E. Biasanya, gejala alergi yang ditimbulkan membutuhkan waktu, biasanya berjam-jam setelah penderita makan, atau bahkan dalam hitungan hari (maksimal 3 hari).
- Gabungan Imunoglobulin E dan Non-imunoglobulin E, merupakan gejala alergi yang ditimbulkan karena kedua jenis alergi tersebut.
Ciri-ciri Alergi Makanan
Ada banyak gejala yang terlihat saat Si Kecil alergi makanan tertentu. Misalnya, ruam merah dan gatal di kulit, sulit menelan, kesemutan atau gatal di dalam rongga mulut, pembengkakan di area bibir, wajah, sering bersin, dan lainnya.
Selain itu, alergi pun bisa menyebabkan Si Kecil mual-mual dan muntah, sering menggosok matanya karena gatal, pusing, diare dan lainnya.
Dalam kondisi yang cukup parah, alergi bisa menyebabkan anafilaksis atau reaksi alergi parah, dengan gejala:
- Detak jantung langsung meningkat cepat.
- Si Kecil terlihat kesulitan untuk bernapas (sesak nafas).
- Terlihat cemas dan ketakutan.
- Tekanan darah menurun drastis, hingga pingsan.
Dalam kondisi ini, Moms harus segera membawa Si Kecil ke dokter. Pasalnya, anafilaksis berisiko menyebabkan kematian.
Cara Menangani Si Kecil yang Alergi Makanan
Meskipun belum dipastikan benar-benar efektif mengatasi alergi makanan, tapi Moms bisa mencoba beberapa terapi untuk mengatasi masalah ini, diantaranya:
- Sublingual immunotherapy (SLIT), atau terapi imun. Cara kerjanya, Si Kecil sengaja dipaparkan makanan yang bersifat alergen untuk melatih sistem imunnya mentoleransi alergen. Tingkat keberhasilan terapi ini cukup tinggi, mencapai 40%. (oleh dr Deborah Gentle, spesialis alergi dari Allegheny Health Network)
- American Academy of Medical Acupuncture menyebut jika akupunktur bisa dijadikan alternatif terbaik untuk mengatasi alergi. Meskipun begitu, belum ada penelitian tingkat lanjut yang mampu menghitung berapa kemungkinan terapi ini mampu menyembuhkan alergi.
- Penelitian yang dipublikasi dalam Asian Pacific Journal of Allergy and Immunology tahun 2013, menyebut jika olahraga selama 30 menit mampu menurunkan risiko gejala alergi hingga 70%. Hal ini disebabkan karena olahraga mampu menenangkan protein inflamasi pada tubuh.
- Penelitian yang dilakukan American Review of Respiratory Diseases, menyebut jika kandungan omega-3 dalam minyak ikan memiliki efek antiinflamasi yang menurunkan risiko munculnya gejala alergi makanan.
Pertolongan Pertama Saat Si Kecil Alergi Ringan dan Berat
Saat tiba-tiba reaksi alergi muncul, hal pertama yang harus Moms lakukan adalah :
- Jika reaksi alergi muncul berupa ruam merah dan gatal-gatal, segera ganti pakaian Si Kecil dengan pakaian longgar.
- Berikan salep khusus untuk mengatasi ruam. Biasanya, salep ini hanya bekerja untuk meringankan alergi saja, bukan untuk mengobati.
- Hindari memberikan obat oral jika Si Kecil terlihat sudah mengalami sesak nafas. Pertolongan pertamanya, longgarkan semua pakaiannya dan bawa ke tempat yang memungkinkannya bernafas dengan lega.
Saat terjadi reaksi anafilaksi, seperti badan tiba-tiba panas, pembengkakan di bibir dan lidah, mual, muntah dan sesak nafas, American College of Allergy, Asthma, and Immunology, menyarankan agar Moms sebaiknya segera hubungi dokter untuk diberikan suntikan epinefrin. Penanganan reaksi alergi yang tepat akan menghindarkan Si Kecil dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Kenali Makanan Penyebab Alergi
Cara paling mudah untuk mengatasi alergi makanan adalah, dengan mengenali makanan-makanan yang bisa memicu alergi. Umumnya, makanan-makanan tersebut adalah :
- Golongan seafood, seperti lobster, udang, kepiting, dan jenis ikan tertentu.
- Untuk golongan tanaman, kacang-kacangan merupakan penyumbang terbesar penyebab alergi, seperti kacang kedelai, edamame, kacang hijau dan lainnya.
- Alergi bisa juga disebabkan karena konsumsi susu, gandum dan telur (kuning telur). Alergi yang satu ini umumnya diderita oleh anak-anak di bawah 5 tahun.
Untuk menghindari timbulnya reaksi alergi, Moms wajib mencatat makanan apa saja yang menimbulkan reaksi alergi pada Si Kecil, dan langsung jauhi meskipun dalam jumlah yang sangat kecil.
Jangan lupa untuk memberikan penjelasan kepada Si Kecil tentang kondisinya, dan minta dia untuk mengindari penyebab alergi tersebut. Jelaskan dengan bahasa sederhana dan mudah dia mengerti. Misalnya, “Nak, jangan makan seafood karena bisa bikin kamu gatal-gatal!”